Penyakit autoimun memang unik. Sistem imun yang harusnya ’melawan’ sel-sel asing/ dari luar yang mengancam tubuh, malah menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Jika Anda mengalami nyeri, radang atau pembengkakan pada sendi jari-jari tangan atau kaki, bisa jadi Anda mengalami Rheumatoid Arthritis (RA).
Rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang menyerang sendi sehingga mengalami radang. Arthritis itu sendiri merupakan sekumpulan gangguan muskuloskeletal, dengan lebih dari 100 jenis penyakit yang merusak sendi, tulang, otot, tulang rawan, dan jaringan ikat lainnya, yang menghambat atau menghentikan gerakan fisik.
Karena RA merupakan penyakit autoimun, penyebab penyakit ini tidak jelas. Menurut dr. Jimmy Hartono EBH, Sp.S, ahli saraf RS DR Kariadi Semarang, penyebabnya biasanya karena lingkungan (misalnya cuaca) dan genetik. Faktor lingkungan pun, kadang tak terlalu sesuai. Misalnya, seseorang yang lingkungan rumahnya bagus (dengan tingkat kelembaban yang pas/ sehat), masih bisa terserang RA, dengan gejala sendi-sendinya sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Secara gender, RA lebih banyak menyerang wanita. “70 persen rheumatoid arthritis menyerang wanita, dugaannya karena hormon, dan respon tubuh terhadap stres, seperti trauma fisik atau emosional,” terang dr. Jimmy. Lebih lanjut, ia menjelaskan kalau kebiasaan buruk bisa memicu terjadinya RA, seperti kebiasaan sering menggeretakkan jari-jari tangan dengan tujuan untuk ’melemaskan’.
Sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat/ organ-organ tubuhnya sendiri, khususnya sinovium (selaput tipis yang melapisi sendi), menyebabkan cairan menumpuk dalam sendi. Akhirnya, terjadi nyeri dan peradangan secara menyeluruh, dan ini bisa terjadi pada seluruh tubuh.
Bagaimana gejalanya? Anda mungkin boleh curiga apakah Anda terserang RA jika mengalami radang, panas/ hangat ketika disentuh, bengkak, nyeri atau terdapat ruam merah pada daerah sendi kecil. Karena, RA menyerang sendi-sendi kecil seperti jari-jari tangan atau kaki.
Penyakit Kronis
Dr. Jimmy memaparkan, bahwa rheumatoid arthritis adalah simetris. Artinya, jika salah satu sisi tubuh terkena, maka sendi lainnya yang sejenis juga ikut kena. Karena ini merupakan peradangan sistemik (secara menyeluruh), penderita berkemungkinan mengalami lelah, dan bisa menjadi anemia, hilang nafsu makan, atau demam ringan.
RA merupakan penyakit kronis atau menahun, dan bersifat kambuhan. Dalam jangka panjang, RA ’mengganggu’ berbagai sendi, dan menyebabkan erosi pada tulang rawan, tendon, ligamen, dan bahkan bisa kehilangan ujung tulang. Otomatis, pada akhirnya tidak bisa berfungsi (atrofi).
Beberapa orang yang menderita RA, penyakitnya berkembang menjadi nodul rheumatoid, yakni benjolan jaringan yang terbentuk di bawah kulit. Biasanya terdapat pada daerah tulang yang sering terkena tekanan, seperti siku.
Namun nodul rheumatoid ini juga bisa ditemui pada bagian tubuh lain, seperti jari-jari, bagian atas tulang belakang atau tumit. Karena bersifat kronis, dalam jangka panjang RA akan menyerang organ-organ lain, dalam artian, semua organ dalam tubuh. Bisa menyerang paru-paru, ginjal, atau organ-organ penting lainnya.
Karena RA tidak bisa disembuhkan, pengobatan yang dilakukan hanya bersifat dua macam; pertama, mencegah supaya penyakit tidak bertambah parah, misalnya disease modified anti rheumatoid drugs dan agen biologis.
Kedua, meringankan gejala serta mengurangi peradangan, misalnya nonsteroidal anti-inflammatory drugs dan kortikosteroid. Beberapa obat-obatan tersebut mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, atau memiliki efek samping. Maka, pemantauan secara cermat sangat penting dilakukan.
Anda perlu mengetahui beberapa kondisi medis lain yang menyerupai RA. Yakni encok (yang melibatkan sendi tertentu seperti lutut dan tumit), osteoarthritis, lupus eritematosus (dibedakan dari gejala klinis dan tes darah), salah satu dari beberapa jenis arthritis psoriatis (perubahan kuku dan gejala kulit), penyakit lyme (dibedakan berdasarkan tes darah), reaktif arthritis (asimetris melibatkan tumit, sendi sacroiliaca, dan sendi besar kaki), dan ankylosing spondylitis (melibatkan tulang belakang).
Sebuah berita terbaru menyebutkan, bahwa diet vegan bisa mengurangi RA. Ini dialami pria berusia 57 tahun, yang (dikatakan) telah menderita RA selama 30 tahun. Dr. Jimmy menjelaskan, bahwa diet vegan tidak ada hubungannya dengan RA. “Diet vegan merupakan diet rendah purin karena menghindari daging. Ini tidak ada hubungannya dengan RA. Kecuali orang yang menderita arthritis pseudogout, atau asam urat, diet vegan memang berpengaruh,” imbuhnya.
Pada rheumatoid arthritis, beragam sendi-sendi biasanya meradang dalam suatu pola yang simetris (kedua sisi tubuh terpengaruh). Sendi-sendi kecil dari kedua tangan-tangan dan pergelangan-pergelangan tangan seringkali terlibat. Pekerjaan-pekerjaan kehidupan harian yang mudah, seperti memutar tombol-tombol pintu dan membuka botol-botol dapat menjadi sulit selama flare-flare. Sendi-sendi kecil dari kaki juga biasanya terlibat. Adakalanya, hanya satu sendi yang meradang. Ketika hanya satu sendi yang terlibat, arthritis dapat meniru peradangan sendi yang disebabkan oleh bentuk-bentuk arthritis lain, seperti gout atau infeksi sendi. Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan tubuh, tulang rawan (cartilage) dan tulang. Ini menjurus pada suatu kehilangan tulang rawan dan erosi dan kelemahan dari tulang-tulang dan begitu juga otot-otot, berakibat pada kelainan bentuk, kehancuran, dan kehilangan fungsi dari sendi. Jarang, rheumatoid arthritis dapat bahkan mempengaruhi sendi yang bertanggung jawab pada pengencangan pita-pita suara kita untuk merubah nada suara kita, sendi cricoarytenoid. Ketika sendi ini meradang, ia dapat menyebabkan keparauan suara.
Rheumatoid suatu penyakit sistemik, peradangannya dapat mempengaruhi organ dan area tubuh lain daripada sendi. Peradangan kelenjar mata dan mulut bisa menyebabkan kekeringan di area ini dan dirujuk sebagai sindrom Sjogren.
Peradangan rheumatoid dari selaput/pelapis paru (pleuritis) menyebabkan sakit dada dengan bernapas yang dalam atau batuk. Jaringan paru sendiri bisa juga meradang, dan adakalanya simpul peradangan (rheumatoid nodules) berkembang dalam paru-paru. Peradangan dari jaringan/selaput yang mengelilingi jantung (pericardium), disebut pericarditis, menyebabkan suatu sakit dada yang secara khas berubah dalam intensitas ketika berbaring atau bersandar ke depan.
Penyakit ini mengurangi jumlah sel darah merah (anemia) dan sel darah putih. Sel-sel putih yang berkurang dikaitkan dengan suatu pembesaran limpa (dirujuk sebagai sindrom Felty) dan dapat meningkatkan risiko infeksi. Benjolan keras di bawah kulit (rheumatoid nodules) terjadi sekitar siku-siku dan jari-jari tangan dimana seringkali ada tekanan. Pada rheumatoid arthritis, beragam sendi-sendi biasanya meradang dalam suatu pola yang simetris (kedua sisi tubuh terpengaruh).
Sendi-sendi kecil dari kedua tangan-tangan dan pergelangan-pergelangan tangan seringkali terlibat. Pekerjaan-pekerjaan kehidupan harian yang mudah, seperti memutar tombol-tombol pintu dan membuka botol-botol dapat menjadi sulit selama flare-flare. Sendi-sendi kecil dari kaki juga biasanya terlibat. Adakalanya, hanya satu sendi yang meradang.
Ketika hanya satu sendi yang terlibat, arthritis dapat meniru peradangan sendi yang disebabkan oleh bentuk-bentuk arthritis lain, seperti gout atau infeksi sendi. Peradangan kronis dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan-jaringan tubuh, tulang rawan (cartilage) dan tulang. Ini menjurus pada suatu kehilangan tulang rawan dan erosi dan kelemahan dari tulang-tulang dan begitu juga otot-otot, berakibat pada kelainan bentuk, kehancuran, dan kehilangan fungsi dari sendi.
Jarang, rheumatoid arthritis dapat bahkan mempengaruhi sendi yang bertanggung jawab pada pengencangan pita-pita suara kita untuk merubah nada suara kita, sendi cricoarytenoid. Ketika sendi ini meradang, ia dapat menyebabkan keparauan suara.(11)
Oleh Irma Mutiara Manggia
Sumber: Suara Merdeka, 31 Maret 2013