Dalam 4 Tahun LIPI Hasilkan 493 Paten

- Editor

Kamis, 20 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Selama empat tahun terakhir, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menghasilkan 493 paten dalam kiprah risetnya. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan akumulasi selama 23 tahun pada periode 1991-2014 dengan 367 paten.

Hal ini dikatakan Kepala LIPI Laksana Tri Handoko, Kamis (19/12/2018) di Jakarta, saat Refleksi 2018 LIPI dan Anugerah Media & Mitra Kerja Sama LIPI.

Ia membeberkan sejumlah prestasi lain, yaitu perolehan 28 hak cipta yang didapat selama 4 tahun terakhir. Capaian ini lebih baik dibandingkan perolehan selama 19 tahun (1995-2014) yang menghasilkan 26 hak cipta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/ICHWAN SUSANTO–Kepala LIPI Laksana Tri Handoko, Rabu (19/12/2018), memaparkan Refleksi 2018 LIPI di Jakarta.

Laksana pun mengatakan, LIPI telah memberikan lisensinya kepada sejumlah industri besar dan kecil. ”Untuk UMKM kami berikan lisensi cuma-cuma. Nanti kalau sudah bertumbuh dan berkembang, kami mulai minta bayar royalti,” katanya.

Ia mencontohkan gudeg kaleng Bu Citro. Awalnya, lisensi diberikan cuma-cuma tetapi kini sudah membayar royalti setelah bisnis berkembang.

Dari segi publikasi, LIPI berada di peringkat pertama Webometrics kategori situs web lembaga penelitian di Indonesia. Untuk regional Asia Tenggara, LIPI berada di peringkat keempat, sedangkan untuk peringkat global, LIPI berada di peringkat ke-563.

”Untuk global ini masih turun dan menjadi pekerjaan rumah kami,” kata Laksana. Staf Ahli Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Bidang Infrastruktur Hari Purwanto menekankan agar LIPI memiliki riset yang bernilai ekonomi.

”Apa pun yang dihasilkan LIPI harus lebih murah, lebih bermutu, dan siap delivery (kepada pengguna),” katanya.–ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 19 Desember 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB