Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menghadiri acara wisuda mahasiswa Universitas Terbuka di Balai Sidang Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (27/11/2018). Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa upaya membangun Indonesia dari pinggiran diperlukan untuk menguatkan persatuan.
Wiranto menyampaikan orasinya di hadapan 2.100 mahasiswa Universitas Terbuka (UT) program magister, sarjana, dan diploma yang diwisuda. Wiranto mewakili Presiden Joko Widodo yang sebelumnya diundang untuk menyampaikan orasi ilmiah terkait sistem pendidikan terbuka di Indonesia.
”Membangun Indonesia dari pinggiran dilakukan pemerintah untuk menjadikan Indonesia satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini supaya masyarakat di pusat ataupun daerah pinggiran merasakan Indonesia yang sama,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
ERIKA KURNIA UNTUK KOMPAS–Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto diwawancara seusai mengisi acara Wisuda Universitas Terbuka periode I wilayah 3 2018/2019 di Tangerang Selatan, Banten, Selasa (27/11/2018). Berdiri di kanan Wiranto Rektor UT Ojat Darojat dan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany.
Hal yang sama juga dinyatakan Rektor UT Ojat Darojat. Menurut Ojat, UT telah membantu membangun Indonesia dari pinggiran melalui sistem pendidikan jarak jauh. ”Kami turut semangat membangun Indonesia dari pinggiran. Ini senada dengan slogan kami making higher education open to all,” katanya.
Sajauh ini, UT telah menyediakan pendidikan jarak jauh dengan menjangkau 52.509 mahasiswa di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) dengan 32.573 mahasiswa atau 63 persennya berprofesi sebagai guru.
UT saat ini melayani 368.606 mahasiswa aktif yang dikelola 36 kantor Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT di dalam negeri dan 1 Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri. (ERIKA KURNIA)–ADHI KUSUMAPUTRA
Sumber: Kompas, 27 November 2018
——————
Universitas Terbuka Maksimalkan Teknologi Daring
Universitas Terbuka berupaya untuk terus memaksimalkan layanan pembelajaran secara online atau daring. Ini dilakukan untuk memperluas jangkauan layanan pendidikan, sekaligus meningkatkan angka partisipasi kasar perguruan tinggi di Indonesia yang saat ini baru mencapai 31,5 persen.
Rektor Universitas Terbuka (UT) Ojat Darojat, saat berpidato di hadapan 2.100 wisudawan Periode I Wilayah 3 2018/2019, Selasa (27/11/2018), menyebutkan beberapa kemajuan yang telah dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital.
ERIKA KURNIA–Suasana acara Wisuda Universitas Terbuka (UT) Periode I Wilayah 3 2018/2019 di UT, Tangerang Selatan, Selasa (27/11/2018). Sebanyak 2.100 mahasiswa Universitas Terbuka (UT) program magister, sarjana, dan diploma diwisuda.
Kemajuan tersebut antara lain menyediakan proses registrasi daring, bahan ajaran daring interaktif yang bisa diakses kapan saja. Lalu, interaksi akademik dilakukan dengan jenis pembelajaran sinkron (synchronous) atau terhubung langsung secara daring, dan asinkron (asynchronous) atau metode belajar di luar jaringan atau offline.
“Kami juga ditantang Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk mengaplikasikan perangkat lunak online proctoring yang memungkinkan agar mahasiswa bisa ujian tanpa harus meninggalkan tempat tinggal mereka. Kini, Ujian Akhir Semester di UT telah didukung sistem ujian online berbasis web,” tutur Ojat di Universitas Terbuka Convention Center, Tangerang Selatan, Banten.
ERIKA KURNIA UNTUK KOMPAS–Rektor Universitas Terbuka Ojat Darojat
Selain berupaya menyesuaikan arahan menteri terkait, transformasi proses pendidikan dengan memaksimalkan teknologi digital juga dilakukan untuk mengikuti inisiatif Making Indonesia 4.0. Inisiatif Kementerian Perindustrian tersebut merupakan strategi Indonesia dalam memasuki era digital.
Saat ini, UT melayani 368.606 mahasiswa aktif yang dikelola 36 kantor Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) UT di 34 provinsi di Indonesia. Satu Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri juga telah menjangkau 36 negara.
ERIKA KURNIA–Wisuda Universitas Terbuka (UT) Periode I Wilayah 3 2018/2019 di UT, Tangerang Selatan, Selatan (27/11/2018).
Mahasiswa Indonesia di luar negeri yang memanfaatkan layanan pembelajaran UT antara lain pekerja migran Indonesia yang terkonsentrasi di negara-negara, seperti Hongkong, Taiwan, Arab Saudi, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Jepang.
Ojat berharap, penerapan teknologi dan meluasnya jaringan UT bisa membantu meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi yang menggambarkan tingkat penyerapan perguruan tinggj. APK PT adalah rasio jumlah orang yang masuk perguruan tinggi dibanding jumlah penduduk dalam kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang perguruan tinggi.
“Kami sedang bekerja keras untuk meningkatkan APK PT dari angka 31,5 persen saat ini untuk menjadi 40 persen di 2022,” kata Ojat.
Tingkatkan SDM
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, yang hadir pada acara wisuda tersebut, mengatakan bahwa proses pembelajaran yang diterapkan di UT bisa meningkatkan modal manusia (human capital) Indonesia.
Dengan jumlah penduduk yang besar, modal manusia yang tinggi akan meningkatkan kualitas bangsa Indonesia dalam menghadapi persaingan global.
ERIKA KURNIA UNTUK KOMPAS–Wiranto menyampaikan paparan ilmiah di acara Wisuda Universitas Terbuka (UT) Periode I Wilayah 3 2018/2019 di UT, Tangerang Selatan, Selatan (27/11/2018).
“Persaingan dengan negara lain dapat mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bonus demografi bisa dijadikan sandaran ke depan untuk meningkatkan daya saing,” dia berpendapat.
Menurutnya lagi, peningkatan modal manusia Indonesia bisa dilakukan dengan memeratakan pembangunan ke seluruh Indonesia.
“Membangun Indonesia dari pinggiran pemerintah lakukan untuk menjadikan Indonesia satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini supaya baik masyarakat di pusat maupun daerah pinggiran merasakan Indonesia yang sama,” paparnya.
Upaya pemerataan pembangunan melalui pendidikan juga menjadi upaya UT, yang memiliki slogan making higher education open to all, kata Ojat.
Layanan pendidikan jarak jauh UT telah menjangkau 52.509 mahasiswa di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), dengan 32.573 atau 63 persen mahasiswanya berprofesi sebagai guru. Adapun jumlah lulusan yang dihasilkan UT di Indonesia sampai saat ini mencapai 1.736.282 lulusan. (ERIKA KURNIA)–YOVITA ARIKA
Sumber: Kompas, 28 November 2018