Dalam sebulan terakhir, Gunung Anak Krakatau, Lampung, mengalami dua kali erupsi. Hingga Sabtu (24/11/2018), gunung tersebut masih berstatus Waspada.
Dilansir dari vsi.esdm.go.id, erupsi pertama terjadi pada 6 November 2018 pukul 10.00 dengan tinggi kolom teramati 600 meter di atas puncak atau 938 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 58 mm dan durasi 54 detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara erupsi kedua terjadi pada 16 November 2018 pukul 05.24. Tinggi kolom abu teramati 600 meter di atas puncak dan 938 meter di atas permukaan laut.
KOMPAS/ARBAIN RAMBEY–Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda menyemburkan material vulkanik berupa pasir dan bebatuan pijar rata-rata setiap 15 menit. Foto diambil dari Pulau Rakata beberapa waktu yang lalu.
Kolom abu berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 58 mm dan durasi 3 menit 32 detik.
Gunung ini mengalami peningkatan aktivitas vulkanik sejak 18 Juni 2018 dengan level II atau Waspada. Sejak kemarin hingga Sabtu (24/11/2018), gunung api terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut.
Melalui rekaman seismograf tanggal 23 November 2018 tercatat terjadi 10 kali gempa vulkanik dalam, 10 gempa vulkanik dangkal, dan 1 kali gempa embusan.
Terkait hal ini, masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah. (INSAN ALFAJRI)–ADHI KUSUMAPUTRA
Sumber: Kompas, 24 November 2018