Fosil Spesies Ikan Mirip Piranha Ditemukan

- Editor

Senin, 22 Oktober 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim internasional peneliti menemukan sisa fosil spesies ikan baru yang hidup di laut sekitar 150 juta tahun lalu di zaman dinosaurus. Hasil studi yang dipublikasikan dalam Curren Biology, 18 Oktober 2018, itu menggambarkan, spesies baru ikan bertulang itu memiliki gigi seperti piranha yang digunakan untuk menggigit potongan daging ikan lain.

Para peneliti juga menemukan ikan lain yang tampaknya telah digigit ikan yang mirip piranha itu pada endapan batu kapur yang sama di selatan Jerman, tepatnya di tambang Ettling, di wilayah Solnhofen, di mana ikan mirip piranha itu ditemukan. “Kami memiliki ikan lain dari lokasi sama dengan potongan yang hilang dari sirip mereka,” kata David Bellwood dari James Cook University, Australia, salah satu penulis studi itu.

“Hal ini merupakan paralel yang menakjibkan dengan piranha modern, yang memberi makan terutama bukan pada daging, tetapi sirip ikan lainnya. Ini adalah langkah sangat cerdas seperti sirip tumbuh kembali. Umpan pada ikan itu mati, dengan menggigit sirip, maka ada makanan untuk masa depan,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

NOHL/HANDOUT VIA REUTERS–Fosil spesies ikan mirip piranha dari lautan, dengan gigi tajam yang kemungkinan untuk menggigit potongan daging ikan lain, ditemukan di selatan Jerman, dari waktu dinosaurus dan dari endapan sama. Itu dirilis dari Eichstaett, Bavaria, Jerman, Kamis (18/10/2018).

Ikan yang baru dideskripsikan itu ialah bagian dari koleksi terkenal dunia di Museum Jura, di Eichstätt. Itu berasal dari endapan batu gamping sama mengandung Archaeopteryx. Riset pada rahang yang diawetkan dengan spesimen fosil ini mengungkap, gigi-gigi panjang dan runcing, tulang membentuk atap mulut, serta rahang atas dan bawah. Ada juga temuan gigi segitiga dengan tepi tajam bergerigi pada tulang di sisi rahang bawah.

Pola dan bentuk gigi, morfologi rahang, dan mekanika pada mulut, berguna untuk memotong daging ataupun sirip. Bukti menunjukkan, kemungkinan ikan piranha awal mengeksploitasi mimikri agresif yang parallel dengan pola makan piranha modern. “ Kami tertegun mengetahui bahwa ikan ini memiliki gigi seperti piranha,” kata Martina Kölbl-Ebert dari Jura-Museum Eichstätt (JME-SNSB), Jumat (19/10/2018), seperti dikutip Sciencedaily.

“Itu berasal dari sekelompok ikan (pycnodontids) yang terkenal karena gigi mereka yang hancur.Itu seperti menemukan domba dengan geraman seperti serigala. Namun, yang lebih luar biasa adalah, itu berasal dari zaman purba. Seperti kita ketahui, ikan itu bertulang, tetapi tidak menggigit daging ikan lain pada waktu itu. Hiu telah mampu menggigit potongan daging. Menggigit potongan daging atau sirip datang lama kemudian,” ungkapnya.

COURTESY G. HORSITZKY, THE JURA-MUSEUM EICHSTAETT, GERMANY/HANDOUT VIA REUTERS–Spesies ikan mirip piranha dari laut dengan gigi tajam, tampak dalam gambar rekonstruksi fosil yang ditemukan di kawasan selatan Jerman. Foto itu dirilis dari Eichstaett, Bavaria, Jerman, Kamis (18/10/2018).

Temuan penting
“Temuan baru itu merepresentasikan catatan paling awal ikan bertulang yang menggigit ikan lain, dan apa yang spesies ikan kerjakan di lautan,” kata Bellwood sebagaimana dikutip BBC. Piranha yang ada saat ini hidup di air tawar. Itu menunjukkan hubungan luar biasa antara waktu ketika dinosaurus berjalan di Bumi dengan dunia modern kita.

Piranha menyerang ikan lain dan merobek potongan dari sirip serta pangkalnya. Para ilmuwan pun menemukan luka di tempat yang sama pada ikan yang diserang ikan piranha pra-sejarah yang hidup sekitar 150 tahun lalu. Itu juga jadi contoh mengejutkan proses evolusi spesies itu, mengingat daerah di mana ditemukan ikan itu termasuk lokasi fosil paling terkenal di dunia dan terus menimbulkan temuan mengejutkan.

Kini, piranha hanya ditemukan di air tawar di area Amerika Selatan, dengan 20 spesies berbeda ditemukan di Amazon. Itu berbeda dengan fosil yang baru dijelaskan yang ditemukan di tempat yang dulunya adalah laut. Beberapa piranha modern ditemukan di bagian lain dunia, tetapi itu diyakini merupakan ikan peliharaan yang dilepas ke perairan.–EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 22 Oktober 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB