Pelajar SMP dan SMA Indonesia menunjukkan kemampuan daya ingat yang kompetitif, tak kalah dari negara lain. Hal ini ditunjukkan siswa Indonesia dalam kompetisi daya ingat internasional yang diselenggarakan di Singapore Polytechnic, Singapura.
Kompetisi daya ingat tersebut mempertandingkan 10 jenis perlombaan yang menuntut kemampuan dan daya tahan peserta dalam mengingat urutan acak angka, gambar, kartu, wajah dan nama, serta tanggal dan peristiwa.
Dalam acara yang berlangsung pada 29-30 September 2018 itu, pelajar Indonesia berhasil membawa pulang 12 emas, 13 perak, dan 9 perunggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pelajar Indonesia bersaing dengan 143 peserta lain yang berasal dari Singapura, Malaysia, China, Jepang, Australia, India, Perancis, Taiwan, dan Makau.
DOKUMENTASI INDONESIA MEMORY SPORT COUNCIL–Kompetisi daya ingat internasional diselenggarakan di Singapore Polytechnic, Singapura, pada 29-30 September 2018. Pelajar Indonesia berhasil membawa pulang medali.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ari Santoso, di Jakarta, Rabu (3/10/2018), memberikan apresiasi kepada para siswa yang berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional tersebut.
”Ini prestasi yang luar biasa dari siswa-siswa kita yang membuktikan bahwa daya ingat mereka sangat luar biasa,” ujar Ari.
Selain medali, tim Indonesia melalui Fathimah Aiko, Aisha Nadine, dan Rania Azzahra juga berhasil meraih gelar Grandmaster of Memory dengan jumlah ingatan minimal 600 angka dan 6 deck kartu dalam 30 menit, 1 deck kartu di bawah 120 detik, dan 50 kata.
Sapu bersih juara umum
Pelajar Indonesia juga berhasil menyapu bersih juara umum 1, 2, dan 3 untuk kategori yunior yang diraih Shafa Annisa Rahmadani di posisi pertama, diikuti Fathimah Aiko di posisi kedua, dan Aisha Nadine di posisi ketiga.
International Grandmaster Memory, Yudi Lesmana, mengatakan, pelajar Indonesia dibina oleh Indonesia Memory Sports Council. Tim Indonesia terdiri atas 16 anggota, yakni Shafa Annisa Rahmadani (SMP Kesatuan Bangsa, Yogyakarta), Fathimah Aiko A (SMA Islam Al-Irsyad Satya, Kota Baru Parahyangan, Jawa Barat), Zara Tabina (SMPIT Aulady, BSD, Tangerang Selatan, Banten), Yossyifa Zahra Permata (SMP An Nahl Islamic School, Bogor, Jawa Barat), Rinaldy Adin (SMAN 8 Jakarta), dan Farah Afifah Pulungan (SMAN 1 Depok, Jawa Barat).
Selain itu, Amira Tsurayya Muniruzaman (SMA Pesantren Al-Bayan, Sukabumi, Jawa Barat), Salma Yuwani N (SMAN 1 Depok), Kinanti Wening Asih (SMAN 3 Bandung), Ilmam Alif MS (SMPN 107 Jakarta), Raya Anindy R (SMP Salman Alfarisi Bandung), Rania Azzahra Rudy (SMPN 1 Tolitoli), Navarro Elang Shaquille F (SMP Taruna Bakti Bandung), Aulia Nadia Azzahra (SMPIT Aulady, Tangerang Selatan), Aisha Nadine Sharikha (SMP Sinar Cendikia, Tangerang Selatan), dan Aneke Polak (profesional).–ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 3 Oktober 2018