Demam adalah gejala penyakit yang umum terjadi. Munculnya demam dikaitkan dengan pelepasan suatu senyawa lipid yang disebut prostaglandin E2 (PGE2), yang memiliki peran penting dalam pengaturan suhu tubuh. Pelepasan senyawa lipid tersebut terjadi di hipotalamus, salah satu bagian otak.
JB BC DA**LON** SEP**NY**–Petugas kesehatan Maroko menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh penumpang yang tiba di Bandara Mohammad V, Kasablanka, Maroko, 9 Oktober 2014. Suhu tubuh diatur di hipotalamus otak.
Penelitian berjudul ”Pengangkut Prostaglandin OATP2A1/SLCO2A1 Sangat Penting untuk Pengaturan Suhu Tubuh Selama Demam” itu dimuat dalam Journal of Neuroscience yang juga dipublikasikan sciencedaily.com pada 4 September 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penelitian dilakukan tim ilmuwan dari Universitas Kanazawa, Jepang, di antaranya Yoshinobu Nakamura, Takeo Nakanishi, Hiroaki Shimada, Junya Shimizu, Rika Aotani, Shio Maruyama, Kei Higuchi, Takashi Okura, Yoshiharu Deguchi, dan Ikumi Tamai.
Dalam risetnya, tim meneliti bagaimana PGE2 dipasok atau dipertahankan di otak dan bagaimana peran pengangkut membran, khususnya prostaglandin polipeptida pengangkut anion organik atau organic anion transporting polypeptide 2A1 (OATP2A1) yang dikodekan oleh gen SLCO2A1, dalam proses terjadinya demam ini.
SA DA**LON**–Petugas kesehatan Nigeria menggunakan termometer untuk mengukur suhu penumpang yang tiba di Bandara Lagos, Nigeria, 4 Agustus 2014. Suhu tubuh adalah indikator terjadinya masalah di tubuh.
Untuk menjelaskan pertanyaan ini, Takeo Nakanishi dan rekan-rekan melakukan studi mikrodialisis pada mencit. Para peneliti menggunakan mencit dengan kadar SLCO2A1 normal, dengan defisiensi total SLCO2A1 atau defisiensi SLCO2A1 spesifik monosit/makrofag, yang penting dalam proses peradangan.
Peneliti menginjeksi mencit dengan garam fisiologis, mengamati suhu tubuh yang sama untuk mencit dengan dan tanpa SLCO2A1. Hasilnya menunjukkan bahwa keberadaan OATP2A1 tidak memengaruhi suhu tubuh.
KOMPAS/IRMA TAMBUNAN (ITA)–Melamek (5), anak rimba, mengalami demam tinggi saat diperiksa fasilitator kesehatan pada Rabu (4/3/2015) di Kabupaten Batanghari, Jambi.
Peneliti kemudian menginjeksi senyawa lipopolisakarida, senyawa pirogenik atau senyawa yang biasanya menyebabkan demam. Hasilnya, mencit dengan SLCO2A1 mengalami demam setelah dua jam, sedangkan efek pirogenik lipopolisakarida tidak diamati pada mencit dengan defisiensi total SLCO2A1.
Peneliti lebih lanjut menunjukkan suhu tubuh mencit dengan defisiensi monosit/makrofag SLCO2A1 sebagian dilemahkan. Menariknya, inhibitor OATP2A1 disuntikkan ke otak mencit dengan SLCO2A1 normal menghambat respon demam. Dalam hal ini hanya terjadi kenaikan awal suhu tubuh dari tubuh mencit yang diamati.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)–Salah seorang pasien demam berdarah berada di instalasi gawat darurat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/2/2015). Demam diatur di bagian otak.
Studi ini mengungkapkan bahwa terjadinya demam dikaitkan dengan peningkatan konsentrasi PGE2 dalam cairan interstisial hipotalamus, tetapi tidak dalam cairan serebrospinal sehingga OATP2A1 tampaknya bekerja dengan mempertahankan tingkat tinggi PGE2 di hipotalamus, baik dengan merangsang sekresi dari sel glia di hipotalamus dan dari sel-sel endotel kapiler otak atau dengan memfasilitasi transportasinya melalui pembatas darah-otak.
OATP2A1 tampaknya terlibat dalam sekresi PGE2 dari makrofag, tetapi OATP2A1 dalam sel selain makrofag juga dapat berkontribusi pada respons demam.
Pemahaman baru ini tentang mekanisme yang mendasari respons inflamasi di otak yang berhubungan dengan demam mungkin digunakan untuk mengembangkan strategi baru untuk pengobatan, menunjuk ke OATP2A1 sebagai target terapi yang berguna.
”Temuan ini menunjukkan bahwa OATP2A1 adalah target terapi yang berguna untuk peradangan otak,” demikian Takeo Nakanishi dan rekan-rekan dalam kesimpulan di abstrak penelitiannya.
Demam adalah gejala medis yang sering yang menggambarkan peningkatan suhu tubuh internal ke tingkat yang di atas suhu normal yaitu 37 derajat celsius. Demam ditandai sebagai peningkatan termoregulasi tubuh, yang biasanya sekitar 1-2 derajat celsius.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI (RAD)–Salah seorang pasien demam berdarah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (3/2/2016). Demam disebabkan oleh infeksi.
Selain disebabkan oleh peradangan karena infeksi, ternyata demam juga dapat timbul karena masalah psikologis yang disebut dengan demam psikogenik.
Demam psikogenik adalah kondisi psikosomatik yang berhubungan dengan stres yang memanifestasikan dirinya dalam suhu tubuh yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh paparan peristiwa emosional atau stres kronis.
Penelitian tentang demam psikogenik ini dilakukan Takakazu Oka dari Fakultas Kedokteran Universitas Kyushu, Jepang. Penelitiannya berjudul ”Demam Psikogenik: Bagaimana Tekanan Psikologis Memengaruhi Suhu Tubuh dalam Populasi Klinis” itu dimuat dalam jurnal Suhu 28 April 2015 yang juga dipublikasikan sciencedaily.com pada 6 November 2015.
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA (UKI)–Cyber bullying kerap dialami remaja melalui media sosial atau perangkat teknologi informasi lain. Cyber bullying yang berkepanjangan mengganggu kondisi kejiwaan remaja, antara lain memicu stres. Stres dapat menimbulkan gejala demam.
Menurut Oka, belum ada penelitian epidemiologis tentang demam psikogenik. Oleh karena itu, jumlah pasien yang terkena tidak diketahui. Namun, Oka menyatakan bahwa kondisi ini relatif luas berdasarkan laporan kasus yang tersedia dan praktik klinisnya sendiri. Dia telah melihat sejumlah besar pasien, terutama di antara mahasiswa Jepang, karena tekanan akademis.
”Bahkan, dokter mereka tidak percaya bahwa demam disebabkan oleh atau terkait dengan tekanan psikologis. Studi pada hewan memungkinkan dokter untuk menyadari patofisiologi ini,” ujar Oka.–SUBUR TJAHJONO
Sumber: Kompas, 5 September 2018