Ahli Tsunami Itu Telah Tiada

- Editor

Jumat, 6 Juli 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mantan Direktur Perencanaan Ruang Laut, Kementrian Kelautan dan Perikanan, Subandono Diposaptono tutup usia pada Kamis (5/7/2018) pukul 02.15 WIB di kediamannya Pondok Aren, Tangerang Selatan. Selain pakar pesisir dan kelautan, almarhum merupakan penulis buku tentang bencana, salah satu bukunya yaitu “Hidup Akrab dengan Gempa dan Tsunami”. Hingga pada saat kritis, Subandono masih merevisi buku yang telah dicetak tersebut.

Peneliti teknik pesisir kelahiran Klaten 59 tahun lalu tersebut meninggal karena kanker kelenjar getah bening yang telah dideritanya sejak September 2017. Jenazah almarhum dimakamkan di TPU Tanah Kusir, pada Kamis, pukul 12.30 WIB. Almarhum meninggalkan seorang istri, Iim Susilawati (50).

Semasa hidupnya, almarhum telah menyumbangkan berbagai pemikirannya tentang teknik pesisir dan kebencanaan bagi bangsa Indonesia melalui penelitian dan buku karangannya. Atas jasanya, beliau mendapatkan berbagai penghargaan, yaitu Satyalencana Kesetiaan 10 tahun dari Presiden BJ Habibie (1998), Satyalencana Kesetiaan 20 tahun dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2008), dan Publication Culture Award dari Japanese Society for Civil Engineer.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Keluarga mengenang almarhum sebagai sosok yang suka berolahraga dan pecinta wasabi. “Setiap akhir pekan ayah suka mengajak keluarga untuk olahraga bersama, terus makan sushi dan wasabi,” ujar Naraini Nur Kimashita (27), putri kedua almarhum.

Sitha pun mengenang ayahnya sebagai sosok pekerja keras, dan tidak pernah mengeluh. “Ayah selalu memberi anak-anaknya semangat, walaupun ayah lelah tapi tidak pernah mengeluh, teman kantor sampai tidak tahu kalau ayah sakit,” kata Sitha.

Kerja keras dan dedikasi untuk bangsa terlihat hingga masa akhir hidupnya. “Saat kondisi ayah sempat membaik di rumah sakit, ayah langsung minta bukunya (Hidup Akrab dengan Gempa dan Tsunami), katanya masih ada yang mau beliau revisi,” ujar Sitha.

Sosok bersahaja itu mewakili sosok ilmuwan yang rendah hati sekaligus besar hati. Suatu ketika saat datang ke kantor Kompas sebagai narasumber sebuah diskusi panel, Susbandono membawa setumpuk buku Hidup Akrab dengan Gempa dan Tsunami. Dia lantas berpesan, “Silakan buku ini boleh dibagi-bagi, mau diapakan juga boleh. Mau difotokopi juga silakan. Ilmu dituliskan kan untuk dibagikan. Saya senang kalau semakin banyak orang mengenal apa itu tsunami,” katanya dengan nada suara yang rendah bersahaja.–BRIGITTA ISWORO LAKSMI/E15

Sumber: Kompas, 6 Juli 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB