Amerika Serikat tak cukup hanya memiliki Lembah Silikon di Negara Bagian Califonia yang berisi perusahaan teknologi digital. Banyak kota sekarang lagi bermimpi menjadi lokasi pengembangan teknologi digital berikutnya. Sebuah kompetisi antarkota yang menjadi pelajaran bagi kita tentang cara-cara ”memperlakukan” perusahaan-perusahaan digital.
Isu pencarian lokasi baru setelah Lembah Silikon marak sejak tahun lalu. Lembah Silikon sesungguhnya adalah sebuah area yang berada di Teluk San Fransisco. Di tempat inilah terdapat berbagai perusahaan dengan basis teknologi digital, akselerator usaha rintisan, inovasi perusahaan, pendidikan teknologi, dan lain sebagainya.
Menurut situs Glassdoor, ternyata sejak 2012 penyerapan pengembang perangkat lunak dan teknologi informasi telah menyebar ke beberapa kota di luar Lembah Silikon. Beberapa kota dengan tingkat perekrutan tenaga teknologi informasi yang meningkat antara lain Seattle, Washington DC, Denver, dan Austin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
AP PHOTO/JEFF CHIU–Foto 12 November 2015 memperlihatkan seorang warga melintas di depan gedung Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. Di California ini terdapat wilayah yang disebut Lembah Silikon, tempat berkumpulnya kantor-kantor perusahaan teknologi digital.
Mereka juga menyebutkan dari 2012 hingga 2017 telah terjadi perubahan konsentrasi sektor yang membutuhkan tenaga teknologi informasi, dari semula industri perangkat keras hinga telekomunikasi, menjadi industri ritel hingga manufaktur yang juga banyak merekrut tenaga pengembang perangkat lunak. Industri ritel merupakan industri yang paling banyak menyerap tenaga teknologi infomasi. Porsi perusahaan ritel dari semula 6,4 persen pada 2012 kemudian menjadi 13,9 persen.
Perkembangan ini telah menjadi isu yang hangat di Amerika Serikat. Banyak negara bagian yang ingin merebut kesempatan menjadi Lembah Silikon berikutnya. Mereka membuat berbagai strategi untuk menarik investor dan perusahaan digital dari sejumlah tempat untuk membangun kegiatan ekonomi dan menkreasi pekerjaan.
Laman The Guardian menyebutkan, Negara Bagian North Carolina memberi subsidi kepada Apple sebesar 321 juta dollar AS dengan janji perusahaan itu akan memberikan 50 pekerjaan permanen. Salah satu wilayah di negara bagian itu juga bersiap dengan mengalokasikan sejumlah dana agar mereka bisa mendukung penyediaan sumber daya manusia.
Negara Bagian Connecticut memberi kredit pajak kepada United Technologies Corp sebesar 400 juta dollar AS pada 2014 dengan tujuan perusahaan itu tetap senang berada di tempat itu pada saat perusahaan lain keluar dari negara bagian itu. Sebanyak 18.000 karyawan perusahaan itu berada di beberapa kota sehingga rata-rata mendapat subsidi 22.222 dollar AS untuk satu pekerjaan. Perusahaan itu mendapat keuntungan 4,5 miliar dollar AS pada tahun lalu.
REUTERS/JAMES GLOVER II–Foto arsip 2015 memperlihatkan pabrik baterai Tesla yang disebut Gigafactory tengah dalam konstruksi di tengah padang di Reno, Nevada, Amerika Serikat.
Gubernur Negara Bagian Nevada menjanjikan subsidi sebesar 1,3 miliar dollar AS untuk Tesla, perusahaan otomotif yang menghasilkan mobil listrik, bila membangun pabrik raksasa di gurun yang berada di negara bagian itu. Perusahaan otomotif dengan CEO Elon Musk itu akan mengubah secara drastis Nevada bila mereka berinvestasi di tempat itu. Jumlah pekerjaan yang akan muncul dari kegiatan ini 6.500 orang.
Kansas City yang berada di Negara Bagian Missouri memberikan insentif pajak sebesar 1,6 miliar dollar AS untuk Cerner Corporation, sebuah perusahaan teknologi di bidang kesehatan pada 2013. Kebijakan itu diperkirakan akan menciptakan 15.000 lapangan pekerjaan. Satu pekerjaan berarti bernilai 109.000 dollar AS.
Mimpi ”Lembah Silikon” Indonesia
Mereka semua tengah bermimpi menjadi Lembah Silikon berikutnya. Beberapa kota di negara lain, termasuk kota-kota di Indonesia, juga mempunyai mimpi yang sama.
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI–Suasana kantor Go-Jek Indonesia di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Perusahaan angkutan berbasis digital ini mengandalkan kecerdasan buatan dengan memanfaatkan kumpulan data pengguna untuk menghasilkan keputusan bisnis. Indonesia juga bermimpi memiliki Lembah Silikon.
Meski demikian, perlu diingat Lembah Silikon telah dimulai sejak 1970-an. Mereka merangkak dengan membangun benar-benar dari nol hingga sekarang sangat terkenal di dunia.
Bila ada kota-kota di Indonesia ingin memulai menjadi Lembah Silikon, salah satu syaratnya adalah menjadi tempat yang nyaman bagi perusahan-perusahan digital.
Insentif pajak tentu menjadi permen bagi mereka, tetapi di luar itu masih banyak masalah yang perlu dibereskan, seperti ketersediaan sumber daya manusia yang sesuai kebutuhan, keamanan, dan kenyamanan bekerja. Dalam hal ini, kita masih perlu bekerja keras.
Andreas Maryoto, wartawan senior Kompas
Sumber: Kompas, 4 Juli 2018