Bakteri Yestina pestis yang menjadi penyebab penyakit pes atau dikenal sebagai “kematian hitam” dan pernah menjadi wabah paling mematikan dalam sejarah manusia berhasil diidentifikasi dari kerangka manusia berumur sekitar 3.800 tahun. Ini merupakan temuan bakteri Y pestis tertua dan menunjukkan bahwa penyakit ini telah mewabah sejak Zaman Tembaga.
?Bakteri mematikan ini diidentifikasi dari dua kerangka manusia yang dikubur dalam satu lubang di wilayah Samara, Rusia oleh tim gabungan yang dipimpin ahli dari Max Planck Institute for the Science of Human History. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communication pada 8 Juni 2018 ini menunjukkan bahwa bakteri ini merupakan nenek moyang dari varian yang menyebabkan “Wabah Justinian” atau dikenal sebagai “Kematian Hitam.”
?Penyakit ini disebut sebagai kematian hitam karena penderita biasanya kulitnya mati dan berwarna hitam seperti terbakar, terutama di bagian ujung kuku. Wabah ini pernah nyaris memunahkan manusia di abad ke-14, dengan total korban saat itu diperkirakan sebanyak 75 – 200 juta di Asia dan Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dua kerangka yang dikubur di Samara, Rusia yang berumur 3.800 tahun diidentifikasi terserang pes. Ini menandakan penyakit mematikan ini telah menyerang manusia sejak ribuan tahun lalu.– Sumber: VV KONDRASHIN AND VA TSYBIN; SPYROU ET AL 2018. NATURE COMMUNICATIONS
Wabah ini juga memicu kematian massal di China dan India pada abad ke-19. Jumlah korban tewas di India saja saat itu diperkirakan mencapai 10 juta. Berikutnya, penyakit menular ini juga melanda Australia pada tahun 1900 – 1925 yang menewaskan 1.000 orang.
?Selama bertahun-tahun para peneliti mengkaji asal-usul penyakit yang diidentifikasi disebabkan oleh bakteri Y pestis ini. Dalam kajian terbaru ini, peneliti menganalisa sembilan kerangka manusia usia ribuan tahun yang dikubur di Rusia untuk mencari sumber penyakit ini. Sebanyak dua kerangka yang berumur 3.800 tahun lalu positif terinfeksi penyakit ini saat kematiannya. Analisis DNA yang dilakukan memastikan bahwa sosok ini berasal dari daerah Samara di Rusia.
?”Varian bakteri yang ditemukan pada kerangka ini memiliki komponen genetika yang bisa memicu penyakit pes seperti dikenal saat ini. Oleh karena itu, wabah yang kita kenal saat ini telah menyebar jauh lebih awal dari yang kita duga,” kata Kirsten Bos, penulis jurnal ini dari Max Planck Institute for the Science of Human History.
?Sejauh ini, kerangka dari Samara ini dianggap sebagai sosok paling tua yang pernah terjangkit penyakit ini. Namun demikian, belum bisa disimpulkan bahwa penyakit ini berasal dari daerah ini. Kajian ini juga menunjukkan bahwa penyebaran penyakit ini dibawa oleh tikus, manusia, dan mamalia lain.(EUREKALERT.ORG)–AHMAD ARIF
Sumber: Kompas, 12 Juni 2018