Nenak Moyang Bakteri Paling Mematikan Diidentifikasi

- Editor

Jumat, 22 Juni 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bakteri Yestina pestis yang menjadi penyebab penyakit pes atau dikenal sebagai “kematian hitam” dan pernah menjadi wabah paling mematikan dalam sejarah manusia berhasil diidentifikasi dari kerangka manusia berumur sekitar 3.800 tahun. Ini merupakan temuan bakteri Y pestis tertua dan menunjukkan bahwa penyakit ini telah mewabah sejak Zaman Tembaga.

?Bakteri mematikan ini diidentifikasi dari dua kerangka manusia yang dikubur dalam satu lubang di wilayah Samara, Rusia oleh tim gabungan yang dipimpin ahli dari Max Planck Institute for the Science of Human History. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communication pada 8 Juni 2018 ini menunjukkan bahwa bakteri ini merupakan nenek moyang dari varian yang menyebabkan “Wabah Justinian” atau dikenal sebagai “Kematian Hitam.”

?Penyakit ini disebut sebagai kematian hitam karena penderita biasanya kulitnya mati dan berwarna hitam seperti terbakar, terutama di bagian ujung kuku. Wabah ini pernah nyaris memunahkan manusia di abad ke-14, dengan total korban saat itu diperkirakan sebanyak 75 – 200 juta di Asia dan Eropa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dua kerangka yang dikubur di Samara, Rusia yang berumur 3.800 tahun diidentifikasi terserang pes. Ini menandakan penyakit mematikan ini telah menyerang manusia sejak ribuan tahun lalu.– Sumber: VV KONDRASHIN AND VA TSYBIN; SPYROU ET AL 2018. NATURE COMMUNICATIONS

Wabah ini juga memicu kematian massal di China dan India pada abad ke-19. Jumlah korban tewas di India saja saat itu diperkirakan mencapai 10 juta. Berikutnya, penyakit menular ini juga melanda Australia pada tahun 1900 – 1925 yang menewaskan 1.000 orang.

?Selama bertahun-tahun para peneliti mengkaji asal-usul penyakit yang diidentifikasi disebabkan oleh bakteri Y pestis ini. Dalam kajian terbaru ini, peneliti menganalisa sembilan kerangka manusia usia ribuan tahun yang dikubur di Rusia untuk mencari sumber penyakit ini. Sebanyak dua kerangka yang berumur 3.800 tahun lalu positif terinfeksi penyakit ini saat kematiannya. Analisis DNA yang dilakukan memastikan bahwa sosok ini berasal dari daerah Samara di Rusia.

?”Varian bakteri yang ditemukan pada kerangka ini memiliki komponen genetika yang bisa memicu penyakit pes seperti dikenal saat ini. Oleh karena itu, wabah yang kita kenal saat ini telah menyebar jauh lebih awal dari yang kita duga,” kata Kirsten Bos, penulis jurnal ini dari Max Planck Institute for the Science of Human History.

?Sejauh ini, kerangka dari Samara ini dianggap sebagai sosok paling tua yang pernah terjangkit penyakit ini. Namun demikian, belum bisa disimpulkan bahwa penyakit ini berasal dari daerah ini. Kajian ini juga menunjukkan bahwa penyebaran penyakit ini dibawa oleh tikus, manusia, dan mamalia lain.(EUREKALERT.ORG)–AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 12 Juni 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB