Diet untuk Penderita Diabetes Mellitus

- Editor

Selasa, 27 November 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tanggal 14 November diperingati sebagai hari Diabetes Mellitus di seluruh dunia. Tanggal itu merupakan hari kelahiran Frederick Banting, yang bekerja sama dengan Charles Best menemukan insulin. Insulin adalah obat untuk membantu menurunkan gula darah yang tinggi pada orang dengan Diabetes mellitus (atau sering disebut kencing manis). Tema peringatan tahun ini adalah “Protect Our Future  (Selamatkan Masa Depan)”.

BANYAK orang  sering bertanya, apakah Diabetes mellitus ? Mengapa saya bisa terkena? Bahkan orang yang sudah jelas mempunyai kadar gula tinggi pun masih menyangkal kalau terkena penykit tersebut. Proses terjadinya adalah gangguan metabolisme karbohidrat karena aktivitas insulin tubuh yang tidak benar, atau gangguan produksinya oleh organ pankreas, atau akibat kedua proses itu.

Insulin berguna mengolah gula yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat oleh ensim pencernaan yang ada di dalam usus. Dengan bantuan insulin, gula darah masuk ke dalam otot tubuh, maupun disimpan dalam hati, untuk dipergunakan sesuai kebutuhan metabolisme.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bagaimana gejala dari Diabetes mellitus ? Sayangnya gejala itu sering tak jelas, karena kadar gula darah yang tinggi tak selalu dapat dirasakan. Apabila kadar gulanya sangat tinggi, baru menimbulkan gejala, contoh : haus, banyak kencing. Sebagian besar gejala tampak setelah bertahun-tahun, misalnya penurunan berat badan yang berlebihan, gangguan penglihatan bahkan buta, lemas, luka yang sulit sembuh, gangguan ginjal bahkan sampai cuci darah. Juga terjadi gangguan pendengaran kerusakan sendi tulang, pengeroposan tulang, dan impotensi. Penyakit jantung koroner maupun stroke juga banyak disebabkan oleh kadar gula tinggi ini.

WHO memperkirakan pada tahun 2002 terdapat 150 juta penduduk dunia yang terkena penyakit ini, dan akan meningkat dua kali lipat di tahun 2025 (WHO website). Peningkatan ini lebih banyak terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia, hal ini disebabkan tingginya pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut, yang disertai kualitas hidup kurang. Di wilayah Indonesia diperkirakan 6-8% penduduk Indonesia terkena Diabetes mellitus.

Untuk penanganan yang benar, harus dipahami lebih dulu oleh para tenaga kesehatan mengenai jenis dari Diabetes ini, yaitu : Diabetes mellitus tipe I, Tipe II, MODY (Maturity Onset Diabetes of the Young), LADA (Latent Autoimmun Diabetes in Adults), Diabetes pada kehamilan atau peningkatan kadar gula darah karena pengaruh obat terutama golongan steroid.

Penggolongan tersebut berguna untuk pemberian obat yang paling tepat, yaitu dengan yang diminum (obat yang diminum mempunyai banyak ragam, sehingga pemilihan juga harus tepat) atau harus menggunakan insulin injeksi . Untuk mudahnya bagi masyarakat awam, kita membagi menjadi Diabetes tipe I atau II saja. Tujuan utama penanganan adalah mencapai kontrol gula darah yang ideal, yaitu HbA1C kurang 6,5% (Glycated Haemoglobin Concentration).

Pengendalian gula darah ini diharapkan akan dapat mencegah komplikasi organ yang dapat terjadi di kemudian hari. Komplikasi yang sering terjadi adalah gangguan penglihatan, katarak dini, tuli, stroke, serangan jantung, kerusakan otot tubuh, sendi lutut yang nyeri terus menerus, gangguan ginjal, kaki yang muncul luka dan sulit sembuh bahkan membusuk. Kontrol pengendalian gula adalah melalui pengaturan diet, penurunan berat badan, perubanan pola hidup seperti melakukan olah raga teratur, dan penggunaan obat bila kadar gula masih tinggi. Apabila obat tablet tidak dapat mengendalikan kadar gula darah, harus dievaluasi dulu cara diet, atau aktivitas fisik maupun emosi.

Suntik Insulin

Insulin dapat dipergunakan dengan aman untuk membantu pengendalian kadar gula tersebut, ada banyak jenisnya, maka harus dipilih yang paling sesuai dengan kondisi orang dengan diabetes tersebut. Penggunaan insulin lebih awal akan melindungi sel pankreas dari kerusakan, begitu pula organ lain akan lebih terlindungi, karena kadar gula yang tinggi merusak seluruh organ manusia. Hambatan utama penggunaan insulin adalah masalah kesadaran dan kesanggupan pasien, karena banyak yang beranggapan bahwa memakai insulin adalah hal yang  sangat berat kondisinya atau takut suntik, bahkan beranggapan insulin adalah perusak ginjal. (Hollander P, Raslova T, etc. Efficacy and safety of insulin detemir once daily in combination with sitagliptin and metformin:the TRANSITION randomized controlled trial. Diabetes, Obesity, and Metabolism 2011;13 :268-75).

Dalam memilih pola makan, perlu diketahui bahwa semua karbohidrat akan diuraikan menjadi glukosa yang merupakan gula sederhana, agar dapat diserap oleh tubuh. Karbohidrat bisa berupa beras, gandum, sagu, jagung, ketela atau singkong, dan roti. Maltosa adalah gula yang terdapat pada biji-bijian seperti padi dan gandum, oleh tubuh, ia diuraikan menjadi glukosa dan glukosa, sehingga mempunyai efek yang kuat untuk meningkatkan gula darah.

Laktosa adalah gula yang terdapat dalam susu, laktosa akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa, sedang galaktosa diubah oleh hati menjadi glukosa. Sukrosa adalah gula pasir yang sering kita pakai untuk menimbulkan rasa manis, sukrosa akan dipecah oleh tubuh menjadi glukosa dan fruktosa yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meningkatkan kadar gula darah.

Fruktosa adalah jenis gula monosakarida yang terdapat dalam buah-buahan, oleh hati fruktosa diubah menjadi glukosa. Saat ini banyak pendapat yang beredar di masyarakat bahwa mengkonsumsi buah dalam jumlah banyak adalah aman dan tidak meningkatkan kadar gula darah pada orang diabetes. Hal ini tak benar, karena fruktosa yang berubah menjadi glukosa akan meningkatkan gula darah. Bahkan kadar fruktosa yang terlalu tinggi dalam darah membuat hati terlambat mengubahnya menjadi glukosa sehingga fruktosa akan diubah menjadi lemak dan terbentuklah trigliserida dan kadar trigliserida di darah menjadi meningkat.

Diet diabetes yang baik adalah protein 20 ñ 25% dari total kalori yang dikonsumsi tiap hari, karbohidrat 40%, lemak 30-35%, dan serat.  Makanan yang mengandung serat tinggi, baik untuk dimakan, terutama bila Anda adalah diabetes. Jurnal nutrisi menyebutkan bahwa memakan makanan tinggi serat akan menurunkan kadar lemak tubuh. Serat adalah komponen yang ditemukan dalam tumbuhan seperti buah, sayuran, padi-padian, dan kacang-kacangan. Serat tak dapat digunakan atau diserap maupun diuraikan oleh tubuh. Idealnya kita memakan serat 20-35 gram tiap hari.

Kegunaan serat adalah menurunkan kolesterol, trigliserid, kadar gula, mempertahankan rasa kenyang lebih lama, sehingga menurunkan makan yang berlebihan dan menurunkan berat badan. Buah cukup banyak mengandung serat, tetapi memakan buah dalam jumlah banyak akan meningkatkan kadar gula darah, kacang juga mengandung serat yang cukup tetapi banyak memakan kacang dapat menyebabkan meningkatnya asam urat, sehingga serat yang paling mudah dikonsumsi adalah yang berasal dari sayuran dan oatmeal.(11)

dr Bambang Singgih, RS Telogorejo Semarang

Sumber: Suara Merdeka, 14 November 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:15 WIB

Empat Tahap Transformasi

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB