NASA dan Uber Kembangkan Mobil Terbang

- Editor

Kamis, 17 Mei 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam cerita atau film fiksi ilmiah, mobil terbang atau kendaraan terbang lain yang bisa memindahkan orang atau barang pada jarak tidak terlalu jauh dan mampu terbang rendah adalah benda yang umum. Namun, keberadaan mobil terbang itu di dunia nyata masih berupa mimpi.

Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) bersama perusahaan aplikasi transportasi Uber Technologies Inc pada Senin (7/5/2018) menandatangani perjanjian tentang pengembangan mobil terbang. Perjanjian itu akan membuat impian tentang keberadaan mobil terbang bisa segera terwujud.

NASA bersama Uber Technologies Inc pada Senin (7/5/2018) menandatangani perjanjian tentang pengembangan mobil terbang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

NASA / LILLIAN GIPSON–Konsep artis tentang sistem transportasi udara perkotaan masa depan yang mengakomodasi berbagai jenis kendaraan dan untuk berbagai keperluan, baik yang menggunakan pengemudi atau tanpa pengemudi. Kini, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat NASA dan perusahaan aplikasi transportasi Uber Technologies Inc sedang merancang bagaimana agar berbagai kendaraan udara itu dapat berinteraksi dengan aman dan efisien.

Kerja sama dalam proyek Urban Air Mobility (UAM) itu diharapkan bisa mengembangkan sistem transportasi udara yang aman dan efisien dalam berbagai wahana, mulai dari pesawat nirawak atau drone pengangkut kargo hingga taksi udara yang mengangkut penumpang. Berbagai moda transportasi terbang itu akan beroperasi di wilayah berpenduduk, baik di kota kecil maupun kota besar.

“NASA siap bekerja sama dengan Uber dan komunitas lain untuk mengidentifikasi tantangan UAM serta mengembangkan penelitian, pengembangan dan proses uji untuk menjawab tantangan itu,” kata Jaiwon Shin dari Direktorat Misi Riset Aeronautika NASA seperti dikutip nasa.gov, Selasa (8/5/2018).

Transportasi udara perkotaan itu, lanjut Shin, akan merevolusi bagaimana orang dan barang dipindahkan di dalam kawasan urban. “Secara fundamental, sistem transportasi udara perkotaan itu akan mengubah gaya hidup kita, sama dengan telepon selular,” tambahnya seperti dikutip space.com, Jumat (11/5/2018).

Saat ini, Uber telah mengembangkan sistem layanan mobil terbang untuk masa depan yang bernama Uber Elevate atau UberAir. Dalam perjanjian kerja sama itu, Uber akan memasok berbagai informasi tentang jaringan penerbangan perkotaan miliknya kepada NASA.

Uber telah mengembangkan sistem layanan mobil terbang untuk masa depan yang bernama Uber Elevate atau UberAir.

Selanjutnya, NASA akan menyimulasikan penerbangan kendaraan kecil berpenumpang di wilayah udara Bandar Udara Internasioanl Dallas/Fort Worth, Dallas, AS. Dengan simulasi itu, NASA akan mengidentifikasi berbagai masalah keamanan dari proyek sistem transportasi udara tersebut yang kemungkinan akan ada di masa depan.

NASA–NASA menilai sistem angkutan udara perkotaan atau “urban air mobility” harus aman dan efisien baik bagi kendaraan berpengemudi ataupun tanpa pengemudi, untuk mengangkut penumpang atau kargo dalam sebuah perkotaan.

NASA dan Uber juga akan membuat membuat pemodelan sistem pengendali lalu lintas udara. Dengan pemodelan itu, akan dilihat bagaimana kendaraan terbang tersebut bergerak serta lepas landas dan mendarat. Riset bersama itu juga akan mengkaji bagaimana agar kendaraan terbang itu tidak menciptakan banyak kebisingan dan kehadiran mereka tidak membebani sistem pengendali lalu lintas udara nasional.

Selain itu, riset UAM itu juga akan menggandeng Badan Penerbangan Federal AS (FAA) guna mengembangkan aturan dan prosedur penerbangan di ketinggian rendah. (NASA/SPACE)–M ZAID WAHYUDI

Sumber: Kompas, 16 Mei 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB