PLTA Batang Toru, Kehidupan 100.000 Warga Terancam Terampas

- Editor

Rabu, 9 Mei 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia meminta Pemerintah China tidak melanjutkan pendanaan atas pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Batang Toru, Sumatera Utara. Pasalnya, proyek ini tidak hanya menghilangkan habitat orangutan spesies baru Tapanuli, tetapi juga akan merampas kehidupan 100.000 warga yang menggantungkan hidup dari ekosistem hutan Batang Toru.

Masukan ini dikirimkan Walhi Sumatera Utara kepada Kedutaan Besar China di Jakarta, Selasa (8/5/2018). Mereka juga menggelar aksi dengan membentangkan spanduk, namun bubar karena belum memberitahukan kegiatan ini. Aksi ini sengaja digelar dalam “menyambut” kedatangan Perdana Menteri China di Jakarta.

Dalam suratnya, Walhi Sumatera Utara menyatakan keterlibatan China dalam proyek ini tak sesuai visi Negeri Tirai Bambu itu dalam Kerja Sama Jalur Sutera yang hijau dan lestari dengan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Dengan demikian dengan hormat kami meminta kepada para investor China untuk mempertimbangkan kembali keterlibatan mereka atas proyek ini dan memutus segala hubungan bisnis dan finansial dengan PLTA ini,” tulis Dana Prima Tarigan, Direktur Walhi Sumatera Utara kepada Kedutaan Besar China.

DOKUMENTASI YAYASAN EKOSISTEM LESTARI–PLTA Batang Toru

Kepada wartawan, Dana menjelaskan sumber pendanaan PLTA ini akan menggunakan modal dari China Development Bank. Sebelumnya, kata dia, pemodal dari Bank Dunia namun mundur karena berbagai alasan.

Dalam situs PJB Investasi (anak perusahaan PT Pembangkitan Jawa Bali) disebutkan pembangunan PLTA Batang Toru dengan kapasitas 4 x 127,5 MW ini berlokasi di Sungai Batang Toru, Desa Sipirok, Tapanuli Selatan. Proyek yang memiliki catchment area (daerah tangkapan air) seluas 2.405 hektar ini berkontribusi sekitar 15 persen dari beban puncak Sumatera Utara.

Target operasi (commercial operation date/COD) PLTA Batang Toru pada 2022 sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2016. Secara teknis, proyek ini berupa tipe Peaker (hanya beroperasi saat terjadi puncak kebutuhan listrik). Fase konstruksi PLTA Batang Toru akan dimulai pada akhir 2017 meskipun penandatanganan kontrak PPA NSHE dan PLN telah berlangsung pada 21 Desember 2015.

PJBI mendapatkan penugasan dari PJB untuk menjadi sponsor proyek dan pemegang saham dalam pengembangan IPP PLTA Batang Toru pada 5 Januari 2017. Kepemilikan saham PJBI di JVC IPP PLTA Batang Toru, yaitu PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) sebesar 25 persen, PT DHN sebesar 52,82 persen, dan Fareast Greeen Energy sebesar 22,18 persen.

Merugikan masyarakat
Dana mengatakan meski PLTA terkesan “hijau”, namun dampaknya sangat merugikan 100.000 masyarakat yang bergantung pada Ekosistem Batang Toru. Ia mencontohkan keberadaaan 1.200 hektar sawah di bagian hulu yang terancam banjir oleh model buka-tutup air. Air akan ditutup selama 18 jam dan dialirkan dalam waktu 6 jam.

Di sisi lain, ia melihat dokumen analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) PLTA Batang Toru belum memasukkan risiko bencana gempa bumi. Ini menurutnya fatal karena PLTA tersebut berada di bawah lempeng Toru yang aktif.

KOMPAS/ADITYA PUTRA PERDANA–Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) di ekosistem Batang Toru, Sumatera Utara, diperkenalkan sebagai spesies baru dari kelompok genus orangutan, di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Jumat (3/11/2017). Jumlah orangutan tapanuli yakni sekitar 800 individu, dengan status kritis.

Dari sisi biodiversitas, ekosistem Batang Toru ini menjadi satu-satunya habitat orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang baru ditemukan beberapa waktu lalu. Ke-800 individu orangutan itu tinggal di hutan lindung maupun hutan-hutan berstatus area penggunaan lain yang bisa sewaktu-waktu dibuka.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno menyarankan agar para pihak duduk bersama dan berbagi informasi secara komprehensif. Para pihak itu meliputi investor, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pemerintah daerah, pakar orangutan, Walhi, serta Badan Litbang dan Inovasi KLHK.

“Saya siap memfasilitasi pertemuan tersebut,” kata Wiratno ketika dihubungi sedang berada di Jepang.–ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 9 Mei 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB