Lembaga Eijkman Dirikan Pusat Genom Nasional

- Editor

Sabtu, 28 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia mengejar ketertinggalan di bidang kajian genetika dengan mendirikan Pusat Genom Nasional di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Melalui modernisasi peralatan laboratorium untuk menganalisis genom total, Lembaga Eijkman kini bisa mengidentifikasi kaitan genetik dengan penyakit untuk mendukung pengobatan presisi sesuai variasi genomnya.

Genom merupakan keseluruhan informasi genetik yang dimiliki oleh tiap sel atau organisme. Pengetahuan mengenai genom ini sangat dibutuhkan untuk memahami makhluk hidup, terutama risiko kesehatannya, daya tahan terhadap penyakit, bahkan juga memahami bentuk fisik dan kecenderungan karakternya.

?Aplikasi lain dari analisis genom total (whole-genome analysis) ini adalah untuk menganalisis genetik manusia purba, penemuan obat baru (drug discovery), serta mendukung kajian untuk merekayasa spesies atau benih unggul baru hingga konservasi keanekaragaman hayati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Singapura saja sudah punya, kita harus punya lebih besar lagi karena memang sangat dibutuhkan. Ini bisa jadi dasar bagi pelayanan kesehatan yang lebih baik, selain untuk mengetahui asal-usul kita. Kami akan mendukung penuh Lembaga Eijkman, bahkan mendorongnya jadi pusat riset yang mandiri dan kuat,” kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir, saat peresmian Pusat Genom Nasional, di Lembaga Eijkman, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

–Menristekdikti Mohamad Nasir, saat peresmian Pusat Genom Indonesia di Lembaga Eijkman, Jakarta, Kamis (26/4).Melalui modernisasi peralatan laboratorium untuk menganalisis genom total, Lembaga Eijkman kini bisa mengidentifikasi kaitan genetik dengan penyakit untuk mendukung pengobatan presisi sesuai variasi genomnya.

Untuk mendirikan Pusat Genom Nasional, Lembaga Eijkman mendapatkan suntikan anggaran dari pemerintah Rp 50 miliar. Penanggung Jawab Pusat Genom Nasional dari Eijkman, Safarina G Malik mengatakan, anggaran ini dipakai untuk pengadaan mesin next generation sequencing (NGS), untuk pembacaan genom total, dan mesin sanger sequencing untuk pembacaan DNA berukuran pendek.

Peralatan lain adalah, mesin real-time polymerase chain reaction (PCR) untuk perbanyakan dan pembacaan DNA secara simultan, serta ruang server komputer berkapasitas 180 terabytes untuk pengolahan dan penyimpanan data.

”Dengan peralatan ini, kita bergerak untuk menyejajarkan diri dengan laboratorium biologi molekuler di luar negeri. Namun, tak hanya peralatannya, yang paling penting kami sudah menyiapkan sumber daya untuk analisis data dan mengaplikasikannya,” kata Safarina.

Menurut Nasir, pengadaan peralatan terbaru sangat dibutuhkan untuk mengejar perkembangan pengetahuan dan teknologi yang bergerak cepat. “Ini terutama menjaga agar tidak terjadi deviasi (penyimpangan) yang jauh dengan dunia industri. Beberapa kali hasil kajian kita begitu masuk ke industri mengalami deviasi akibat alat-alat labnya ketinggalan,” kata Nasir.

Nilai strategis
?Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio menyampaikan pentingnya pengetahuan mengenai genom, bukan hanya memiliki nilai strategis di ranah ilmiah namun juga dunia komersil dan keamanan nasioal (biosecurity).

“Hanya dari 10 mililiter darah kita bisa mendapat informasi genetik seluruh individu. Jika masyarakat Indonesia mengirim sampelnya ke luar negeri, maka data genetiknya menjadi milik mereka. Seperti praktik menyimpan sel tali pusat yang sekarang mulai banyak dilakukan, maka negara tersebut bisa membuat obat khusus sesuai profil orang Indonesia, sekaligus juga penyakitnya,” kata dia.

?Wakil Direktur Eijkman Herawati Sudoyo Supolo mengatakan, saat ini precision medicine (pengobatan presisi) yang didasarkan pada info genetika individu telah menjadi ujung tombak di bidang dunia medis. Berbagai kajian terbaru telah membuktikan, kerentanan dan ketahanan terhadap penyakit maupun respon terhadap obat-obatan sangat dipengaruhi oleh variasi genetiknya.

Meski demikian, untuk bisa menerapkan pengobatan presisi dibutuhkan data genetika populasi. Studi genetika manusia Indonesia dengan sampel yang telah dikumpulkan dari berbagai daerah yang telah dirintis Lembaga Eijkman sejak 15 tahun terakhir dan mengumpulkan ribuan data genetik manusia Indonesia dari berbagai etnis menjadi modal untuk memasuki era pengobatan presisi ini.

Nasir berharap, dengan memiliki Pusat Genom Nasional kita dapat mengetahui kondisi kesehatan manusia di Indonesia dengan lebih baik, sehingga masalah kesehatan tersebut dapat kita selesaikan secara tepat dan signifikan. “Dari hasil penelitian ini nanti kita bisa bekerjasama dengan berbagai institusi seperti Kementerian Kesehatan hingga perusahaan asuransi kesehatan.” ungkapnya.–AHMAD ARIF

Sumber: Kompas, 27 April 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB