Tujuh mahasiswa akan dikirim mengikuti seminar revolusi industri dan teknologi tingkat internasional. Mereka diharapkan bisa membawa pengetahuan terbaru yang bisa menginspirasi perubahan ke arah positif.
Ketujuh mahasiswa berasal dari Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi 10 Nopember, dan Universitas Gadjah Mada. ”Mereka dipilih berdasarkan prestasi akademik, kewirausahaan sosial, dan memiliki inovasi yang menyelesaikan masalah di lingkungan sekitar,” kata Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Denni Puspa Purbasari dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Semua mahasiswa terpilih memiliki kegiatan yang dinilai Kantor Staf Presiden (KSP) menunjang keberlangsungan revolusi industri. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian 2017, industri manufaktur menyumbang 20,16 persen pendapatan domestik bruto dan 81,73 persen ekspor nonmigas. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong mahasiswa agar turut ambil bagian di dalam inovasi industri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko bersama tujuh mahasiswa yang akan dikirim mengikuti konferensi tingkat dunia terkait revolusi industri.
Salah satu contoh inovasi dilakukan oleh Ray Rezky Ananda, mahasiswa Fakultas Peternakan UGM. Ia merupakan salah satu penemu aplikasi Bantu Ternak yang membantu sistem pembiayaan untuk peternak. Berkat inovasi itu, KSP mengirim dia menghadiri konferensi tentang peternakan modern Livestock Export Program Expo 2018 di Jakarta.
Selain Ray, tiga mahasiswa akan dikirim ke Hannover, Jerman, ?pada 23-28 April untuk mengikuti pameran teknologi industri. Sisanya akan berangkat ke Amsterdam, Belanda, guna mengikuti konferensi kecerdasan buatan tingkat global.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam sambutannya mengatakan, para mahasiswa diimbau untuk mengamati faktor-faktor penentu inovasi dan kemajuan di negara- negara tersebut.
”Akan tampak bahwa bangsa Indonesia ketinggalan dalam teknologi dan masyarakatnya kurang disiplin?. Namun, karena kita melihat dari luar, akan tampak faktor-faktor yang harus diintervensi,” kata Moeldoko.
”Blogging”
Selain mengikuti kegiatan seminar, para mahasiswa diharapkan rutin menulis blog. Bloger Enda Nasution, yang memberi kelas tentang cara menulis blog, mengatakan bahwa melalui rekaman kegiatan di media sosial, masyarakat bisa mengambil inspirasi.–LARASWATI ARIADNE ANWAR
Sumber: Kompas, 11 April 2018