Penggolongan Bahan Baku Halal Diperlukan

- Editor

Kamis, 5 April 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Proses sertifikasi halal untuk produk kosmetik lebih rumit karena mengandung bahan baku yang lebih banyak dibandingkan produk makanan atau minuman. Karena itu, penggolongan bahan baku yang dianggap positif halal diperlukan agar mempermudah proses sertifikasi tersebut.

Ketua Bidang Audit Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mulyorini Hilwan mengatakan, bahan baku untuk sebuah produk kosmetik antara 30 hingga 100 jenis.

Proses sertifikasi pun bisa memakan waktu hampir dua bulan. Hal itu disebabkan ada beberapa daftar bahan baku yang didaftarkan, tetapi belum terdaftar dalam kategori positif atau halal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kami perlu bekerja sama dengan asosiasi perusahaan kosmetik untuk menyusun database berisi daftar positif. Sehingga, ketika proses sertifikasi, kalau bahan itu sudah masuk daftar positif, kami tidak perlu meminta dokumen. Kami akan fokus pada bahan lain yang memang kritis, di luar daftar positif. Itu akan mempercepat proses sertifikasi,” ujar Mulyorini dalam seminar “Sertifikasi Halal Bahan Baku Kosmetika” yang digelar pada Indonesia Cosmetic Ingredients (ICI) 2018 di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018).

NIKOLAUS HARBOWO–Ketua Bidang Audit Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mulyorini Hilwan (kanan) dalam seminar “Sertifikasi Halal Bahan Baku Kosmetika” yang digelar pada Indonesia Cosmetic Ingredients (ICI) 2018 di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018).

Berdasarkan data LPPOM MUI, pada 2016 terdapat 48 perusahaan dengan total 5.254 produk kosmetik halal. Pada 2017, sebanyak 64 perusahaan dengan total 3.219 produk halal. Hingga Maret 2018, tercatat 41 perusahaan dengan total 2.115 produk bersertifikat halal.

Pembinaan
Mulyorini menuturkan, hampir semua perusahaan kosmetik tidak pernah gagal mendaftarkan produknya untuk sertifikasi halal. Apabila dalam hasil audit ditemukan bahan kritis, LPPOM MUI akan memberikan tenggang waktu selama enam bulan kepada perusahaan untuk mengganti bahan baku.

“Kami biasanya lakukan pembinaan kepada perusahaan dan menyarankan untuk mengganti bahan baku yang sudah jelas status halalnya,” ucap Mulyorini.

Selama ini, tambah Mulyorini, permasalahan yang ditemukan adalah perusahaan kerap hanya memberikan lembar data keamanan bahan (Material Safety Data Sheet/ MSDS). Padahal, dokumen tersebut tidak bisa menjadi acuan bahwa barang itu sudah halal.

“MSDS belum cukup untuk memperlihatkan sumbernya terutama kalau bahan itu tidak hanya berasal dari bahan sintetik kimia. Dan itu kerap dikasih kepada LPPOM yang kadang kala belum cukup untuk menyertifikasi halal,” ujarnya.

Sosialisasi
Manajer Operasional PT Dani Bungabadi, Papendrio Valiantiano mengaku, produk kosmetik yang diproduksi di perusahaannya belum bersertifikat halal. Ia belum pernah mendapatkan sosialisasi terkait prosedur sertifikasi tersebut.

“Saya harap sosialisasi ini harus lebih sering, terutama untuk perusahaan-perusahaan baru,” ujar Papendrio.

Apalagi, Papendrio juga merasa kaget bahwa seluruh bahan baku yang ada di produknya harus positif halal. “Produk kami impor. Jadi pasti perlu waktu yang banyak untuk sertifikat semua produknya,” ujarnya.

Analis Jaminan Kualitas PT Malidas Sterilindo, Dewi Alletasari Harta, mengatakan, proses sertifikasi halal tidak hanya pada produk tetapi juga alat produksi. Ia menuturkan, perusahaannya butuh waktu sekitar empat bulan untuk proses sertifikasi sebuah alat produksi.

“Harus dipastikan proses untuk memproduksi barang itu harus halal. Alat, tempat, mobil transportasi. Jadi kami yang memastikan kalau produk yang diproduksi di kita itu halal secara proses,” tutur Dewi.–DD18

Sumber: Kompas, 5 April 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB