Sejumlah perusahaan teknologi finansial menawarkan solusi pembiayaan pendidikan melalui dana pinjaman untuk calon mahasiswa perguruan tinggi. Sistem peminjaman diberikan dengan bunga kecil dan jangka waktu yang cukup panjang sehingga lebih terjangkau bagi peminjam.
Co-Founder Dana Cita, Susli Lie, mengatakan, saat ini belum banyak penyedia jasa keuangan yang tertarik menawarkan dana pinjaman pendidikan, terutama dana pinjaman untuk perguruan tinggi tingkat pertama atau S-1.
”Lebih banyak bank yang menawarkan pinjaman dana pendidikan untuk mahasiswa S-2 dan S-3. Hal ini karena mahasiswa S-1 dinilai memiliki risiko gagal bayar yang tinggi dan belum punya histori kredit yang cukup,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/4/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
DEONISIA ARLINTA UNTUK KOMPAS–Susli Lie
Dana Cita merupakan salah satu perusahaan teknologi finansial (tekfin) yang menyediakan pinjaman dana bagi pelajar pendidikan tinggi di Indonesia. Saat ini sudah ada 50 peminjam dari 27 pendidikan tinggi negeri dan swasta yang memanfaatkan dana pinjaman dari perusahaan ini.
DEONISIA ARLINTA UNTUK KOMPAS–Co-Founder Koin Works Benedicto Haryono (kanan), Co-Founder Dana Didik Dipo Satria Ramli (tengah), dan Co-Founder Dana Cita Susli Lie dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Untuk bisa mendapatkan dana pinjaman pendidikan dari Dana Cita, calon peminjam harus sudah secara resmi diterima di perguruan tinggi atau lembaga pelatihan yang terakreditasi.
Setelah itu, menyerahkan berkas persyaratan yang dibutuhkan dengan mendaftarkan ke laman web dari perusahaan ini. Pinjaman yang didapatkan bisa mencapai 100 persen dari biaya pendidikan yang dibutuhkan. Bunga pinjaman secara tetap diberikan mulai dari 1 persen sampai 1,5 persen tiap bulan.
”Untuk menghindari penyalahgunaan pembiayaan, setelah disetujui, pinjaman yang diajukan akan disalurkan langsung ke lembaga pendidikan terkait sesuai dengan jadwal tagihan,” kata Susli.
Untuk menghindari penyalahgunaan pembiayaan, setelah disetujui, pinjaman yang diajukan akan disalurkan langsung ke lembaga pendidikan terkait sesuai dengan jadwal tagihan.
Perusahaan lain yang juga menyediakan layanan pembiayaan di bidang pendidikan adalah Koin Works. Perusahaan yang berjalan dengan sistem peer to peer (P2P) ini menyediakan layanan pendanaan pendidikan melalui program Koin Pintar.
”Kami bekerja sama dengan beberapa universitas di wilayah Jabodetabek dan lembaga kursus untuk memberikan solusi pembayaran kuliah dalam bentuk angsuran ataupun biaya kuliah. Cicilan pembayaran bisa dilakukan sampai enam tahun dengan bunga 9 persen per tahun secara tetap,” ucap Benedicto Haryono, Co-Founder Koin Works.
DEONISIA ARLINTA UNTUK KOMPAS–Dipo Satria Ramli (kiri) dan Benedicto Haryono
Tidak berbeda dengan dua perusahaan tersebut, Dipo Satria Ramli, Co-Founder Dana Didik, juga memberikan solusi pinjaman dana pendidikan bagi mahasiswa yang terkendala dalam pembiayaan pendidikan. Sumber pendanaan yang didapatkan Dana Didik adalah melalui investasi dan bantuan dari perseorangan.
”Kami jalankan dengan sistem crowdfunding (penggalangan dana). Selain pada keuntungan, yang kami tawarkan kepada investor adalah lebih kepada misi sosial dari produk ini,” katanya.
Kami harap dengan ada layanan peminjaman pembiayaan pendidikan seperti ini bisa lebih memudahkan generasi muda mendapatkan hak pendidikan di perguruan tinggi.
Untuk Dana Didik, pinjaman yang diberikan dengan jangka hingga empat tahun dan pembayaran dengan sistem bagi hasil. Setelah peminjam lulus dari perguruan tinggi atau lembaga pendidikan, pembayaran pinjaman akan dilakukan dengan sistem bagi hasil dari pendapatan yang diterima setelah peminjam mendapatkan pekerjaan. Biasanya, sistem bagi hasil ini diberikan sekitar 25 persen dari pendapatan peminjam, bergantung pada kondisi dan ketentuan yang disepakati.
”Kami harap dengan ada layanan peminjaman pembiayaan pendidikan seperti ini bisa lebih memudahkan generasi muda mendapatkan hak pendidikan di perguruan tinggi. Tujuannya untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi yang dialami. Dari survei kami kepada peminjam yang sudah bekerja, mereka bisa berpendapatan dua sampai tiga kali lebih besar daripada penghasilan orangtua mereka,” kata Dipo.–DD04
SUmber: Kompas, 3 April 2018