Bangkit dari Keterpurukan

- Editor

Kamis, 29 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meski bersifat independen dan jauh dari pertarungan politik, nasib suatu lembaga penelitian banyak ditentukan oleh pemegang kekuasaan. Keberadaan Pusat Antariksa adalah salah satunya.

Dirancang sebagai tempat peluncuran roket dengan bantuan dari Jepang, Pusat Antariksa mulai beroperasi 1965, saat terjadi peristiwa berdarah paling kelam dalam sejarah Indonesia. Maka, surutlah kegiatan pengembangan roket nasional dan Pusat Antariksa pun terbengkalai.

Tahun 1970, seperti diberitakan Kompas, Pusat Antariksa yang berlokasi di Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, dalam kondisi menyedihkan. Bangunan hancur, tiang listrik berkarat, dan kabel-kabelnya dimakan tikus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Padahal, Pusat Antariksa sudah di jalur yang benar. Keberhasilan meluncurkan roket Gama III pada 27 Agustus 1963 membuka mata pemerintah kala itu untuk serius meneliti antariksa. Lahirlah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), 27 November 1963. Laman Lapan menyebutkan, Pusat Antariksa adalah konsekuensi berikutnya karena Lapan butuh peluncuran roket.

Pusat Antariksa dirancang oleh Prof Dr Hideo Itokawa. Roket pertama yang diluncurkan adalah Kartika I. Tiga roket Kappa menyusul, terakhir 17 Agustus 1965.

Bisa jadi karena pemberitaan media massa, Pusat Antariksa itu akhirnya direvitalisasi tahun 1972. Meski serba sederhana, Pusat Antariksa berkembang mendukung fungsi Lapan dalam bidang sains antariksa dan atmosfer, penginderaan jauh, serta teknologi dan kajian antariksa.

Hingga 2017, berbagai roket dan satelit diluncurkan. Bahkan, sejak 2009, ada Komurindo, suatu kompetisi tahunan rancang bangun muatan roket dan roket Electric Ducted Fan (EDF) di tingkat perguruan tinggi. Komurindo dilengkapi dengan Kombat, kompetisi untuk mengamati atmosfer dengan balon atau radio sonde, sejak 2014.

Tanggal 12 Maret-30 Mei 2018, Komurindo-Kombat 2018-2019 membuka pendaftaran dan penerimaan proposal. Dalam final 21-25 Agustus 2019, Komurindo-Kombat diuji dan diluncurkan di Pusat Antariksa. (nes)

Sumber: Kompas, 28 Maret 2018
——————-
Pusat Antariksa di Indonesia Sepi Kegiatan

Satu launcher (peluncur roket) buatan PINDAD (Perindustrian Angkatan Darat) Jumat, 22 April 1977 diserahkan kepada LAPAN, bertempat di Stasiun Peluncuran Roket Pameungpeuk, Garut, Jawa Barat. Launcher hasil swasembada dalam negeri itu, merupakan duplikat dari launcher buatan luarnegeri. Alat ini mampu mengangkut beban roket 4 ton dan dibuat tahun 1976 lalu dengan biaya Rp 15 juta. (Berita dimuat Senin, Kompas 25 April 1977 Halaman: 16)

Sumber: Kompas, 28 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB