Siklon tropis Kelvin terbentuk di Samudera Hindia dan berdampak pada peningkatan peluang hujan lebat di sebagian wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara. Pada Minggu (17/2) pukul 19.00 WIB, siklon ini berada sekitar 990 kilometer sebelah barat daya Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Laporan Pusat Siklon Tropis-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), siklon ini bergerak menjauhi wilayah Indonesia ke arah timur tenggara dengan kecepatan 3 knot atau 6 kilometer per jam. Sedangkan kekuatan pusaran anginnya mencapai 40 knot atau 75 km per jam.
Dengan laju pergerakan ini, siklon ini diperkirakan akan berada di daratan Australia atau sekitar 1080 km sebelah selatan Pulau Rote pada hari Senin (18/2) pukul 19.00 WIB. “Siklon tropis Kelvin semakin melemah dan menjauh dari wilayah Indonesia,” kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Ramlan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekalipun demikian, menurut Ramlan, keberadaan siklon tropis ini masih berpotensi memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di Indonesia berupa hujan sedang hingga lebat di Pulau Jawa bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain itu, angin kencang berpeluang terjadi di wilayah tersebut.
Untuk gelombang laut ketinggian 1,25 – 2,50 meter (m) berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Sumatera hingga selatan Jawa Tengah, perairan Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa tengah, Selat Bali – Lombok bagian selatan, perairan selatan Bali hingga Sumbawa, Laut Sawu bagian selatan, perairan selatan Kepulauan Sermata- Kepulauan Letti. Sedangkan gelombang laut ketinggian 2,5 – 4 m bisa terjadi di perairan selatan Jawa Timur, selatan Pulau Sumba – Pulau Rote, dan Laut Timor.
Hingga Maret
Selain kemunculan siklon tropis Kelvin, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo, memperingatkan adanya sirkulasi siklonik atau bibit siklon di Samudera Pasifik Utara Papua. Sedangkan pemusatan angin terbentuk memanjang dari perairan barat Sumatera, Bengkulu, selatan Selat Sunda hingga Jawa Barat dan Tengah. Untuk daerah belokan angin terdapat di wilayah Aceh, Selat Malaka, Selat Karimata, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara.
Dengan kondisi ini, daerah yang berpotensi dilanda hujan lebat disertai angin kencang dan kilat pada Senin (19/2) di antaranya Bengkulu, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, NTB, Sulawesi Selatan, dan Papua. Untuk hari Selasa (20/2), kondisi ini berpeluang terjadi di Jambi bagian barat, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Memasuki dasarian kedua di bulan Febuari, menurut prakiraan bidang analisis variabilitas iklim BMKG, secara umum intensitas hujan terjadi pada kisaran menengah 50 – 150 milimeter dalam 10 hari. Terkecuali di Sumatera bagian tengah sampai utara dan Kalimantan bagian barat, diprediksi curah hujannya di bawah 50 mm dalam 10 hari. Di dua wilayah ini, peluang kebakaran hutan dan lahan mulai meningkat. Di sebagian kecil Papua bagian tengah diprediksi terjadi curah hujan tinggi atau di atas 150 mm per 10 hari.
Sementara pada awal Maret, curah hujan diprediksi meningkat, yaitu pada kisaran menengah hingga tinggi, yaitu 200 – 500 mm per bulan. Untuk curah hujan tinggi berpeluang terjadi di pesisir barat Aceh, Bengkulu, Jawa, Kalimantan Utara, Sulawesi bagian timur, dan sebagian besar Papua. Demikian halnya, wilayah Sumatera bagian utara, Jawa, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara, sebagaian besar Sulawesi, Maluku dan Papua Barat juga diprediksi akan mengalami hujan di atas normal.–AHMAD ARIF
SUmber: Kompas, 19 Februari 2018