Pelaku penangkapan monyet hitam sulawesi (Macaca tongkeana), yang disorot karena unggahan video di media sosial, tidak diproses secara hukum. Tindakan itu diambil penyidik karena pelaku melepaskan lagi satwa liar dilindungi tersebut.
”Kami memberikan teguran keras yang disertai surat pernyataan kepada Ibrahim alias Bora yang sempat mengambil atau menangkap monyet hitam sulawesi, tetapi kemudian melepasnya lagi,” kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah Noel Layuk Alo di Palu, Sulteng, Kamis (25/1).
Noel menyatakan, Ibrahim melepaskan monyet hitam sulawesi dalam jarak 1 kilometer dari lokasi dia bersama dengan temannya menangkap satwa itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/VIDELIS JEMALI–Monyet hitam sulawesi (Macaca tongkeana) terlihat di pinggir Jalan Trans-Sulawesi poros Palu-Parigi Moutong pada akhir Februari 2017.
Setelah melepaskan monyet hitam endemik tersebut, dia kembali ke lokasi penangkapan di Kilometer 15 Jalan Trans-Sulawesi poros Toboli, Parigi Moutong, dan Palu, Kota Palu, Sulteng.
Mereka kembali ke lokasi tersebut karena teman mereka yang mengendarai mobil lain ditahan petugas yang sedang mengerjakan jalan. Mereka ditahan terkait dengan informasi penangkapan monyet hitam sulawesi.
Noel menuturkan, saat kejadian, Ibrahim yang mengemudikan pikap pengangkut ayam melintas bersama satu mobil pengangkut ayam lainnya. Mereka pulang mengantarkan ayam di wilayah timur Parigi Moutong.
Penangkapan monyet hitam itu diketahui berdasarkan video yang diunggah seorang pengendara di media sosial akhir pekan lalu. Berdasarkan video tersebut, sejumlah orang mengarahkan seekor monyet hitam sulawesi ke dalam keranjang di pikap.
Setelah monyet berada di pikap, mobil melaju cepat. Peristiwa tersebut terjadi pada 22 Desember 2017 di Cagar Alam Pangi Binangga.
Sosialisasi
Noel menyatakan, pihaknya akan gencar menyosialisasikan agar pengendara tidak memberikan makanan kepada kawanan monyet hitam sulawesi yang sering muncul di pinggir jalan di Cagar Alam Pangi Binangga. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perubahan perilaku satwa liar tersebut.
Mereka secara alami mencari sendiri makanannya di hutan berupa buah-buahan hutan. Jika warga memberikan makanan, dikhawatirkan satwa tersebut bergantung pada makanan pemberian manusia.
KOMPAS/VIDELIS JEMALI–Kepala BKSDA Sulteng Noel Layuk Alo (kedua dari kanan) memberikan keterangan terkait dengan penangkapan monyet hitam sulawesi di Palu, Sulteng, Kamis (25/1).
Sosialisasi dilakukan dengan mendirikan papan informasi larangan, menyebarkan brosur, dan kemungkinan mendirikan pos jaga.
Pemberian makanan kepada monyet hitam sulawesi dilakukan pengendara dalam dua tahun terakhir. Tak hanya memberikan makanan, pengendara juga berfoto di dekat kawanan monyet tersebut.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sulteng Haruna menegaskan, sulit untuk mencegah pengendara memberikan makanan. Namun, peran banyak pihak, termasuk media, diharapkan bisa menumbuhkan pemahaman masyarakat.
BKSDA Sulteng pernah memasang papan larangan serupa di lokasi-lokasi munculnya monyet hitam sulawesi. Namun, papan informasi tersebut malah dirusak.–VIDELIS JEMALI
Sumber: Kompas, 25 Januari 2018