Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja Harus Digalakkan

- Editor

Sabtu, 23 Desember 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi bagi remaja harus digalakkan. Hal ini untuk menekan perilaku seksual berisiko pada remaja dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Wakil Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Atashendartini Habsjah mengatakan, program pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja, usia 10-24 tahun, masih minim. Padahal, di rentang usia ini dorongan seksual yang dimiliki sudah berkembang sehingga perlu diarahkan.

Program pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja, usia 10-24 tahun, masih minim. Padahal, di rentang usia ini dorongan seksual yang dimiliki sudah berkembang sehingga perlu diarahkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Pendidikan kesehatan reproduksi tidak hanya menyoal kondisi dan hubungan fisik saja, tetapi termasuk relasi dan emosi antarindividu. Untuk itu, saat dorongan seksual muncul, harus ada kontrol,” ujarnya di sela-sela peringatan hari ulang tahun ke-60 PKBI di Jakarta, Jumat (22/12).

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2013, sebanyak 2,1 persen perempuan umur 15-49 tahun dan 3,1 persen laki-laki berumur 15-54 tahun melakukan hubungan seksual sebelum berumur 15 tahun. Kurangnya pendidikan kesehatan reproduksi secara tidak langsung juga dapat dilihat dari besarnya pengetahuan mengenai AIDS.

DEONISIA ARLINTA UNTUK KOMPAS–Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sarsanto W Sarwono (ketiga dari kanan) didampingi Wakil Ketua Umum PKBI Atashendartini Habsjah (keempat dari kiri) beserta jajaran direksi melakukan potong tumpeng untuk memperingati HUT ke-60 PKBI di Jakarta, Jumat (22/12).

Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012, hanya 11,4 persen perempuan umur 15-24 tahun dan 10,3 persen laki-laki berusia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang AIDS.

Komprehensif
Menurut Atash, pendidikan seksual secara komprehensif perlu diberikan pada usia remaja untuk menekan hubungan intim sebelum menikah. ”Kalaupun memang aktif secara seksual, ia tetap mendapatkan layanan kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Pendidikan seksual secara komprehensif perlu diberikan pada usia remaja untuk menekan hubungan intim sebelum menikah.

Ketua Umum PKBI Sarsanto W Sarwono menambahkan, tidak dimungkiri bahwa aktivitas seksual pada remaja saat ini meningkat. Untuk itu, pendidikan kesehatan seksual juga harus lebih digalakkan.

Ia menyebutkan, kurangnya sosialisasi pendidikan reproduksi ini akan berdampak pada masa depan anak. ”Jangan sampai bonus demografi Indonesia tahun 2030 justru menjadi bencana demografi,” lanjutnya.

Selain itu, ujar Sarsanto, pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja bertujuan untuk menciptakan keluarga yang bertanggung jawab dan mengurangi angka kematian pada ibu. Kondisi perempuan remaja lebih berisiko saat melahirkan di usia dini.

Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja bertujuan untuk menciptakan keluarga yang bertanggung jawab dan mengurangi angka kematian pada ibu.

Atash menambahkan, pendidikan kesehatan reproduksi termasuk edukasi mengenai alat reproduksi, dampak perilaku berisiko yang dilakukan, dan cara menjaga alat reproduksi itu sendiri.

Menurut Atash, pendidikan seperti ini masih minim ditemui di tingkat sekolah. Peran pemerintah dinilai masih kurang optimal. ”Masyarakat justru salah paham dengan pemikiran, jika diberikan pengetahuan, mereka justru ingin melakukan. Padahal, secara alamiah dorongan seksual akan muncul dan ini yang harus diluruskan,” katanya. (DD04)

Sumber: Kompas, 23 Desember 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB