Kebutuhan Industri Harus Menjadi Tolok Ukur

- Editor

Senin, 11 Desember 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pengembangan riset jadi syarat mutlak bagi Indonesia untuk menjawab tantangan di era globalisasi berbasis inovasi dan teknologi. Selama ini, pengembangan riset Indonesia terkendala tidak adanya perpaduan antara kebijakan pemerintah dan kebutuhan industri.

”Sejumlah riset kami tak ditindaklanjuti jadi produk industri. Inisiatif itu harus mulai digalakkan,” ujar Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Rofi Munawar, seusai pertemuan dengan Kementerian Pendidikan dan Riset Swedia di Stockholm, Swedia, Rabu (6/12), seperti dilaporkan wartawan Kompas, Muhammad Ikhsan Mahar.

Padahal, riset dan inovasi jadi tulang punggung dalam persaingan antarnegara. Jadi, pemerintah perlu memberi perhatian lebih untuk pengembangan riset dan inovasi melalui penambahan anggaran berkala dan menggandeng sektor swasta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi hanya mengalokasikan Rp 1,8 triliun dari jumlah anggaran Rp 41,3 triliun untuk riset. Angka itu di bawah 1 persen dari total APBN, dan di bawah negara tetangga, seperti Singapura (2 persen) dan Malaysia (1,1 persen).

Christian Hansen, peneliti Divisi Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Riset Swedia, mengatakan, Pemerintah Swedia menganggarkan 3,7 persen APBN untuk riset dan inovasi. Dana tahun ini 3,8 miliar euro (Rp 60,7 triliun). ”Riset dan inovasi didorong menjawab kebutuhan industri,” ujarnya.

Sandra Olivera, tim ahli Divisi Inovasi, Analisis, dan Hubungan Internasional Kementerian Firma dan Inovasi Swedia, menyebut lima program kemitraan inovasi dikembangkan Swedia. Lima program itu antara lain transportasi, kota pintar, bioekonomi, sains kehidupan, serta industri terkoneksi dan bahan baru.

Menurut Manajer Program Divisi Kolaborasi Internasional Vinnova Henrik Friden, dari 136,6 miliar krona Swedia (Rp 219 triliun) untuk riset setahun terakhir, Pemerintah Swedia menyumbang 34,4 miliar krona Swedia (Rp 55,3 triliun). ”Swasta mendominasi riset dan inovasi. Pemerintah membentuk badan khusus jadi penghubung pemerintah dan swasta,” ujarnya.

Sumber: Kompas, 9 Desember 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB