Kecerdasan Buatan Berpotensi Gantikan Tenaga Kerja Manusia

- Editor

Rabu, 22 November 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligent berpotensi untuk mengganti tenaga kerja manusia yang hanya terpaku dengan tugas harian tetap, terjadwal, dan minim improvisasi. Sebab, robot dengan kecerdasan buatan juga bisa melakukan itu.

Kresna Galuh Herlangga, Chief Executive Officer (CEO) Codepolitan, perusahaan penyedia jasa pendidikan dan kursus keterampilan untuk mencetak teknisi pemrograman komputer, mengatakan, perkembangan teknologi adalah bagian dari revolusi industri dan sesuatu dari revolusi industri dan sesuatu yang tidak bisa dibendung. Dampaknya, selain mempermudah kehidupan manusia, kemampuan teknologi yang sudah dilengkapi dengan kecerdasan buatan juga berpotensi menggantikan tenaga kerja manusia.

”Seperti halnya saat teknologi ATM ditemukan yang mempermudah karena memotong antrean mengambil uang. Namun, dampaknya juga jumlah pegawai teller bank juga berkurang,” ujar Kresna di sela-sela acara Indonesia Developer Summit, Kota Bandung, Selasa (21/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

AFP PHOTO /STR/CHINA OUT–Ke Jie (kiri), pemain Go asal China, tengah menjalani laga pertama duel menghadapi program kecerdasan buatan Google, AlphaGO, di Wuzhen, Provinsi Zhejiang, China, Selasa (23/5) lalu. Laga tiga gim itu berlangsung pada 23-27 Mei.

Kresna menjelaskan, tenaga kerja yang berpotensi hilang adalah yang bekerja sesuai jadwal harian tetap, tugas yang sama setiap hari, dan minim improvisasi. ”Pada prinsipnya robot itu bekerja sesuai dengan penugasan yang diberikan manusia padanya. Robot juga tidak memiliki kelengahan dan kelelahan. Apabila manusia dengan tugas serupa itu tidak meningkatkan dirinya, tentu bisa diambil alih oleh robot,” ujar Kresna.

Galvin Widjaja, Co-Founder Lauretta.io, aplikasi pengguna kecerdasan buatan untuk mendeteksi preferensi belanja konsumen di pusat perbelanjaan Singapura, menjelaskan, di Singapura penggunaan kecerdasan buatan sudah mulai menggantikan tenaga kerja manusia.

Sebuah gedung di Singapura yang tadinya dijaga enam satpam kini dijaga hanya satu satpam, dibantu 20 kamera pengawas dan enam robot otomatis untuk membuka tutup pintu. Di sisi lain, gaji kepala keamanan gedung itu dinaikkan dua kali lipat.

Ia menjelaskan, sebuah gedung di Singapura yang tadinya dijaga enam orang satuan pengamanan (satpam) kini dijaga hanya satu orang satpam dengan dibantu 20 kamera pengawas dan enam robot otomatis untuk membuka tutup pintu. Namun, di sisi lain gaji kepala keamanan gedung itu dinaikkan dua kali lipat.

Kresna mengatakan, manusia masih memiliki keunggulan dibandingkan robot, yakni kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Sebab, pada dasarnya manusialah yang menciptakan robot dan robot hanya bekerja sesuai perintah dan rutinitas serupa yang sama setiap hari.

Membantu manusia
Meski demikian, manusia bisa memanfaatkan robot dengan kecerdasan buatan untuk mempermudah manusia. Penggunaan robot dengan kecerdasan buatan bisa meningkatkan efisiensi kerja manusia, salah satunya seperti yang sudah diterapkan oleh produk robot pemberi pakan budidaya ikan yang ditawarkan E-Fishery.

E-fishery merupakan produk penyedia alat otomatis pemberi pakan ikan, alat otomatis pemberi pakan ikan dan udang untuk budidaya ikan, yang dikembangkan oleh PT Multidaya Teknologi Nusantara (MTN). Alat itu bisa melemparkan pakan ternak sesuai jadwal dengan porsi makan sesuai dengan berat badan ikan sehingga pakan yang diberikan tepat sasaran dan tidak ada pakan ternak yang terbuang sia-sia.

Lead Engineering dari produk E-Fishery Anshori Muslim menjelaskan, dengan robot kecerdasan buatan bikinan perusahaannya bisa meningkatkan efisiensi fish cost ratio menjadi di kisaran 1,1-1,2 dibandingkan dengan pemberian pakan oleh manusia di kisaran 1,4-1,6. Idealnya, semakin mendekati angkat 1, semakin baik nilai FCR itu. FCR di angka satu itu artinya satu kilogram pakan ikan bisa membuat berat ikan menjadi satu kilogram.

”Ada peningkatan efisiensi dan efektivitas pemberian pakan hingga 21 persen,” ujar Anshori. Ia mengatakan, teknologi itu bukan dimaksudkan untuk menghilangkan peran manusia, tetapi membuat manusia bisa fokus kepada pekerjaan lainnya.

Teknologi bukan dimaksudkan untuk menghilangkan peran manusia, tetapi membuat manusia bisa fokus pada pekerjaan lain.–BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA

Sumber: Kompas, 22 November 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB