Mahasiswa Teknik Perkapalan Institut Sepuluh Nopember Surabaya, dalam waktu dekat dapat menempuh studi di dua negara, yaitu Indonesia dan Korea Selatan. Ini karena ITS telah menjalin kerjasama dengan Universitas Nasional Mokpo, Korea Selatan.
Naskah kerja sama itu, Kamis (16/11), ditandatangani oleh Rektor ITS Joni Hermana dan Presiden Universitas Nasional Mokpo Choi Il di Universitas Nasional Mokpo, Korea Selatan. Hadir dalam acara ini, Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Dengan kerjasama ini, menurut Joni, mahasiswa teknik perkapalan ITS dapat dua tahun menempuh kuliah di ITS, dan dua tahun selanjutnya kuliah di universitas Nasional Mokpo.
“Rencananya hal ini dapat dimulai tahun depan. Universitas Nasional Makpo akan sediakan beasiswa untuk mahasiswa ITS yang kuliah di universitasnya. Setelah selesai kuliah, mahasiswa itu dapat bekerja di korsel atau pulang ke tanah air,” jelas Joni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara untuk mahasiswa program paska sarjana ITS, dapat melakukan penelitian di Universitas Nasional Mokpo. Perkapalan merupakan program studi unggulan di universitas yang berada di barat daya wilayah Korea Selatan.
Industri perkapalan, saat ini berkembang pesat dan menjadj industri besar di Korea Selatan dengan Mokpo sebagai salah satu daerahnya. Namun, menurut Joni, ada keterbatasan sumber daya manusia di Korea Selatan dalam bidang tersebut. Melalui kerjasama dengan ITS, diharapkan ada lebih banyak sumber daya manusia di industri tersebut.
“Bagi ITS, kerja sama ini sangat menguntungkan karena mahasiswa kami dapat belajar di Mokpo yang memilikinlaboratorium dan tempat praktik yang luar biasa,” kata Joni.
Presiden Universitas Nasional Mokpo Choi Il berharap, kerjasama tersebut dapat memperat hubungan dan kerjasama antara Indonesia dan Korea.
Sementara itu, Megawati menyatakan sangat gembira dengan kerjasama ini. Dia berharap, Universitas Nasional Mokpo juga menjalin kerja sama dengan dua universitas lain di wilayah timur Indonesia, yaitu Universitas Cendrawasih di Papua dan Universitas Pattimura di Maluku. Pasalnya, peran dua universitas itu amat dibutuhkan dalam pembangunam sektor maritim di Indonesia Timur. (NWO)–M HERNOWO
Sumber: Kompas, 16 November 2017