Pendidikan manajemen dinilai efektif untuk diterapkan pada lembaga pemerintahan. Lewat pendidikan, kebijakan publik yang dihasilkan akan lebih terarah sesuai dengan tujuan lembaga.
”Saat ini, kebijakan publik berpengaruh terhadap korporasi dan ekonomi. Jadi perlu manajemen yang baik,” kata Bramantyo Djohanputro, Direktur Eksekutif PPM Manajemen, pada acara media gathering, Rabu (15/11), di Sentul, Bogor.
Contohnya seperti pada 2016 saat Kementerian Dalam Negeri membatalkan 3.143 peraturan daerah. Sebab, perda itu dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi daerah dengan memperpanjang jalur birokrasi dan menghambat kemudahan dalam berusaha, terutama proses perizinan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Bram, kebijakan itu terlihat akan berdampak positif terhadap korporasi. Setelah itu, korporasi akan memberikan efek juga ke ekonomi. ”Ujung-ujungnya berpengaruh pada ekonomi,” katanya.
Oleh karena itu, pendidikan manajemen, dinilai Bram, sangat penting untuk lembaga pemerintahan, termasuk pemimpinnya. PPM Manajemen pun mampu memberikan pelatihan untuk menyelesaikan hal itu. Mereka akan mengacu pada perencanaan strategi, akselerasi, dan eksekusi.
Bram mengatakan, strategi penting agar kebijakan publik menuju arah yang benar sesuai dengan tujuan organisasi. Dan, akselerasi untuk membiasakan budaya organisasi dan memperkirakan risiko yang dihasilkan. Tujuan akhir pun bisa diwujudkan dengan eksekusi yang baik.
Bram menilai, saat ini tidak bisa lagi menggunakan sistem pemerintahan yang biasa. Lembaga pemerintahan harus diperlakukan seperti sektor swasta. ”Seperti seorang manajer. Harus ada ukuran keberhasilannya. Sementara selama ini pemimpin publik asal tidak melanggar regulasi, maka baik-baik saja,” katanya.
Asesmen
Sementara itu, untuk menghasilkan manajemen yang baik dalam tata kelola pemerintahan, asesmen perlu diaplikasikan. Asesmen adalah cara perekrutan dengan proses penelusuran bukti untuk membuktikan kompetensi pada jabatan yang ingin dituju. Seperti melalui portofolio, wawancara, hasil kerja, dan tes.
”Asesmen tingkat keakuratannya 70 persen, sedangkan psikotes hanya 20 persen,” ujar Bram. Lewat asesmen pun jabatan yang dipegang kemungkinan besar sesuai dengan potensinya.
Salah satu pemimpin daerah yang sudah melakukan asesmen adalah Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah. Nurdin yang menjabat sejak 2008 itu melakukan inovasi birokrasi. Ia menentukan posisi jabatan dengan mendatangkan tim psikolog untuk mengetahui kemampuan dan kapasitas bawahannya.
Salah satu pemimpin daerah yang sudah melakukan asesmen adalah Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah. Nurdin yang menjabat sejak 2008 itu melakukan inovasi birokrasi. Ia menentukan posisi jabatan dengan mendatangkan tim psikolog untuk mengetahui kemampuan dan kapasitas bawahannya.
Lewat asesmen itu, keberhasilan pun diraih Nurdin. Tahun lalu, ia dianugerahi Tanda Kehormatan Satyalancana Pembangunan Bidang Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang diserahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Bahkan, Nurdin diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) untuk menjadi calon gubernur Sulawesi Selatan pada pemilihan kepala daerah 2018.
Perubahan perilaku
Dalam membantu pemerintah, PPM Manajemen pun telah menyiapkan riset terbaru karena pola perilaku manusia yang terus berubah. ”Sudah tiga tahun terakhir kami mendalami riset tentang perubahan pola perilaku di Indonesia,” kata Bram.
Riset yang dimaksud adalah dengan menggunakan pusat kajian yang ada di PPM Manajemen. Melalui pusat kajian itu, bisa didapatkan pola pengajaran manajemen yang efektif.
Menurut Bram, PPM Manajemen yang sudah berusia 50 tahun harus bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Terlebih perkembangan teknologi saat ini sangat cepat mengubah perilaku manusia.
”Kalau dulu orang membeli sesuatu karena fungsi, sekarang karena pengalaman. Seperti minum kopi, orang lebih tertarik cara membuatnya ataupun pengalaman di tempat itu,” sebutnya.
Untuk menambah dalam riset-riset yang dilakukan, Manajer Corporate Communication PPM Manajemen Husni F Siregar mengatakan akan diadakan kompetisi. Pada kompetisi itu, peserta yang merupakan mahasiswa magister itu akan membedah kasus Bank Mandiri.
”Kompetisi ini untuk memberikan solusi manajemen organisasi ke depannya. Untuk tahun ini Bank Mandiri,” ujar Husni. (DD06)
Sumber: Kompas, 15 November 2017