Mahasiswa Se-Indonesia Adu Inovasi di Bidang Teknologi Informasi

- Editor

Jumat, 3 November 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebanyak 110 tim yang berasal dari 35 perguruan tinggi se-Indonesia mengikuti kegiatan pergelaran mahasiswa nasional bidang teknologi informasi dan komunikasi atau Gemastik ke-10 di Universitas Indonesia, Depok.

Kegiatan ini menjadi ajang kreativitas dan inovasi mahasiswa untuk mengaplikasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam mengatasi beragam permasalahan dalam kehidupan manusia.

Pembukaan Gemastik 2017 digelar di Kampus UI Depok pada Kamis (2/11). Hadir pada acara pembukaan, antara lain Dekan Fakultas Ilmu Komputer UI Mirna Adriani dan Direktur Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Didin Wahidin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketua Panitia Gemastik 2017 Arman Nefi mengatakan, Gemastik digelar sejak 2007. ”Gemastik menjadi semakin kompetitif dilihat dari semakin banyaknya jumlah mahasiswa dan jumlah provinsi yang ikut berpartisipasi,” ujar Arman.

Ada 2.307 tim yang mendaftar pada 10 kategori lomba. Namun, hanya 110 tim dari 35 PT yang terpilih sebagai finalis untuk kegiatan final di Kampus UI Depok pada 2-4 November 2017.

KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU–Pembukaan Gemastik 2017 di Kampus UI, Depok, Kamis (2/11). Kompetisi mahasiswa bidang TIK diikuti 110 tin dari 35 perguruan tinggi.

Tim dari Universitas Gadjah Mada di kategori peranti cerdas dan sistem benam yang terdiri dari Alfian Andi Nugroho, Hanif Baskoro, dan Karna Siwantara Suara (mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) menawarkan solusi TIK untuk membantu nelayan.

Ketiga mahasiswa program studi elektronik dan instrumentasi ini mengembangkan alat yang dinamakan mister crabs yang memudahkan nelayan keramba memantau tangkapan.

Alat pantau dipasang di keramba. Jika ikan sudah penuh, sistem menginformasikan ke telepon genggam nelayan.

”Idenya terpicu pas main ke pantai dan melihat nelayan. Kami ingin membatu nelayan tradisional agar bisa semakin efektif menangkap ikan,” ujar Alfian.–ESTER LINCE NAPITUPULU

Sumber: Kompas, 2 November 2017

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB