Ponsel dengan lensa ganda kian mudah ditemui di seri-seri ponsel yang hadir di pasar Indonesia. Kabar baiknya, ponsel itu kian terjangkau harganya. Namun, kabar buruknya, justru memunculkan tanya, apakah teknologi ini memang bermanfaat atau malah mengecoh kita.
A8 merupakan ponsel pintar yang dirilis Advan dengan tawaran utama berupa fitur pengamanan data pengguna untuk melindungi aktivitas mereka bertransaksi secara daring, Kamis (12/10). Kehadiran lensa ganda juga menjadi syarat untuk menarik minat calon konsumen.
Teknologi kamera ganda kian menjadi arus utama di penghujung 2017 dengan beragamnya merek ponsel yang mencantumkan fitur ini dalam produk baru saat diluncurkan. Samsung, misalnya, memperkenalkan teknologi itu pada ponsel seri menengah Galaxy J7 Plus dan diikuti dengan seri premium, yakni Galaxy Note8.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pada seri Note8, sepasang kamera memiliki peran berbeda. Satu lensa memiliki sudut pengambilan yang lebar didampingi lensa yang punya panjang focal dua kali lebih dekat dengan obyek foto. Strategi yang sama juga dipergunakan iPhone 7 Plus maupun Zenfone Zoom S.
Ada pula Huawei yang mengandalkan kolaborasi dengan merek kamera Leica untuk mengembangkan teknologi kamera ponsel kamera ganda sejak seri P9 dan diikuti di P10. Kerja sama antara sensor monokrom dan sensor warna menghasilkan foto yang memiliki detail lebih tajam.
FOTO-FOTO: KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO–Ponsel pintar dengan teknologi lensa ganda kian mudah ditemui di pasar Indonesia, Rabu (11/10). Teknologi ini dianggap bisa menghasilkan foto yang lebih baik dari kamera umumnya.
Tren tersebut diikuti untuk seri andalan mereka berikutnya, yakni Mate 10 yang dipasangi prosesor dengan teknologi kecerdasan buatan. Dalam presentasinya, Eric Zhou, Planning Director Wireless Terminal Chipset Platform Huawei, mengatakan, teknologi baru itu memungkinkan ponsel dengan sistem dalam cip (SoC) Kirin 970 bisa mengambil gambar lebih cepat dan cerdas dengan identifikasi obyek dan menyesuaikan mode pemotretan.
Manfaat lain dari sepasang kamera adalah efek bokeh atau latar belakang kabur yang didapatkan dari pemrosesan dua lensa untuk memisahkan antara obyek foto dan latar belakang sehingga hasilnya terlihat seperti diambil dari lensa kamera profesional.
Kelas menengah
Sejak pertengahan kedua 2017, teknologi lensa ganda makin banyak ditemui di ponsel kelas menengah dan pemula di Indonesia. Dijual Rp 2 juta-Rp 3 juta, tidak sulit menemukan pilihan produk yang menyertakan fitur teknologi tersebut.
Yang terjadi, lensa ganda kini menjadi bagian dari fitur yang ditawarkan sebuah produk. Seperti ada yang kurang jika tidak menghadirkan ponsel berlensa ganda.
Ambil contoh Asus yang memutuskan untuk mengimplementasikan teknologi lensa ganda ke semua lini produk dari Zenfone 4, dengan menghadirkan varian Max Pro untuk pasar Indonesia awal September lalu. Benjamin Yeh, South East Asia Regional Director Asus, menuturkan, lensa ganda adalah identitas mereka untuk produk yang dijual dengan fitur fotografi.
Implementasi lensa ganda sudah dirintis sejak seri Zoom S dengan pemanfaatan lensa yang focal-nya lebih panjang untuk menghasilkan efek zoom. Pada seri Zenfone 4 Max Pro, Asus memanfaatkan lensa lebar sebagai pendamping di lensa ganda dan dijual dengan harga Rp 3 juta.
Dari namanya, Zenfone 4 Max Pro sebetulnya menawarkan kelebihan pada spesifikasi baterai yang mencapai 5.000 mAh dengan manajemen yang mendetail untuk optimalisasi penggunaan sumber daya baterai. Tidak hanya itu, unit ponsel bisa dipergunakan untuk mengisi daya perangkat lainnya dengan koneksi micro USB.
Keunggulan dari sisi baterai didampingi oleh sepasang lensa kamera yang mampu mengambil gambar sudut lebar lengkap dengan teknologi yang mereka boyong dari Zoom S. Setelah seri ini, akhir Oktober, Asus kembali meluncurkan seri Zenfone 4 Selfie yang mengandalkan fitur swafoto lewat lensa ganda di bagian depan.
Seri ponsel Moto yang dimiliki Lenovo juga meluncurkan G5S Plus untuk pasar Indonesia yang menyasar segmen menengah dengan harga 3 juta. Sepasang kamera dengan resolusi 13 megapiksel dan salah satunya merupakan sensor monokrom merupakan tawaran yang diberikan Moto.
Keunggulan yang dimiliki Moto adalah sistem operasi Android yang bersih dengan aplikasi bawaan pabrik (bloatware) yang minimalis.
Desain badan ponsel G5S Plus jadi satu hal yang membuatnya berbeda dengan ponsel-ponsel di rentang harga yang sama. Lingkaran di punggung ponsel yang menaungi sepasang lensa dan logo Moto berupa huruf M terlihat jelas dan tegas.
Pelengkap
Diumumkan awal September di India, Xiaomi memperkenalkan seri Mi A1 yang menjadi eksperimen untuk meluncurkan ponsel dengan sistem Android yang murni, bukan varian yang selama ini dikembangkan, yakni MIUI. Dijual di Indonesia seharga Rp 3,1 juta, Mi A1 juga menggunakan lensa ganda sebagai fitur untuk pemasaran.
Merek dalam negeri, Advan, juga tidak ketinggalan meluncurkan ponsel dengan lensa ganda, salah satunya lewat A8 yang diperkenalkan awal Oktober. Sepasang kamera dengan resolusi berbeda, yakni 13 megapiksel didampingi 5 megapiksel, dipasang untuk menghasilkan efek ruang tajam.
Dijual Rp 3 juta, Advan memperkenalkan A8 dengan fitur keamanan data pengguna. Modalnya adalah data mengenai perubahan perilaku pengguna ponsel Tanah Air yang makin erat dengan e-Niaga. Hal itu membuka celah keamanan data yang tertinggal di ponsel.
Hasnul Suhaimi yang bertindak sebagai penasihat bagi Advan untuk peluncuran ponsel ini menyebut, fitur pengamanan data sebagai kebutuhan pengguna Indonesia yang hanya bisa diketahui perusahaan lokal. Saat dicoba, menghasilkan efek ruang tajam adalah tawaran utama lensa ganda yang dimiliki A8.
Merek Genpro membawanya lebih ekstrem lagi dengan meluncurkan ponsel dengan lensa ganda seharga Rp 1,3 juta. Spesifikasinya terbilang lumayan meski lensa ganda di punggung ponsel tidak menghasilkan foto yang mengagumkan.
Head of Marcomm Genpro Suryadi Willim mengakui kehadiran teknologi lensa ganda merupakan daya tarik yang diharapkan bisa memikat konsumen.
Yang mengkhawatirkan dari meningkatnya tren lensa ganda ini adalah anggapan bahwa kehadirannya otomatis membuat foto bidikan kamera melampaui kamera lensa tunggal. Padahal, hasil yang baik tetap dihasilkan dari kualitas sensor kamera, perangkat lunak, dan teknik pengambilan gambar.
Keputusan untuk membeli ponsel tetap harus kembali pada kebutuhan dasar penggunanya, apakah soal daya tahan, tampilan layar, atau kemampuan fotografi. Riset sederhana dengan mencari hasil bidikan kamera ponsel di internet seharusnya bukan sesuatu yang sulit dilakukan.
Jangan sampai lensa ganda malah menjadi muslihat yang bisa mengecoh.–DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Sumber: Kompas, 31 Oktober 2017