Operator telekomunikasi seluler PT XL Axiata Tbk mengklaim adopsi layanan 4G Long Term Evolution atau LTE lebih cepat dibandingkan dengan teknologi pendahulunya, yaitu 3G. Hal ini didukung oleh semakin meratanya infrastruktur jaringan serta terjangkaunya harga gawai.
Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini di sela-sela acara XL Donasi Kuota, Selasa (29/8), di Jakarta, mengatakan, pihaknya sekarang memiliki 20 juta pelanggan layanan 4G LTE. Setahun lalu, jumlah pelanggan belum mencapai 10 juta orang.
XL Axiata meluncurkan layanan komersial 4G LTE baru tahun 2015. ”Kami menargetkan total pengguna layanan 4G LTE mencapai 30 juta orang pada akhir tahun 2017,” ujar Dian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk memenuhi target tersebut, perusahaannya menggenjot pemasangan pemancar berteknologi 4G LTE sampai ke tingkat kabupaten/kota. Baru-baru ini, misalnya, XL Axiata memasang delapan pemancar baru di Sabang, Aceh.
Vice President LTE Rahmadi Mulyohartono mengemukakan rencana perusahaan untuk masuk membangun jaringan telekomunikasi ke daerah yang dikategorikan sebagai terdepan, terbelakang, dan terpencil.
Saat ini, total pemancar yang dimiliki perusahaan sebanyak 95.000 unit. Sekitar 14.000 unit di antaranya telah berteknologi 4G LTE. Keseluruhan pemancar tersebut menyebar di 336 kabupaten/kota.
Makin murah
Ditemui terpisah di Sabang, Pulau Weh, Aceh, Direktur/Chief Service Management Officer XL Axiata, Yessie D Yosetya, Selasa, mengatakan, perangkat ponsel cerdas yang bisa mengakses 4G harganya semakin murah, sehingga membuat penetrasi penggunaan data 4G LTE juga tinggi.
“Tahun ini kami targetkan terus menambah Base Transceiver Station atau BTS. Termasuk di Sabang yang merupakan kota terdepan di Indonesia. Secara keseluruhan targetnya 17.000 BTS yang 4G LTE. Yang sudah eksis dari 2G, 3G, dan 4G sekitar 93.000 BTS,” papar Yessi.
Dari kajian, kata Yessie, rata-rata penggunaan paket data internet di Indonesia sekitar 1,5 GB per bulan/orang. “Bagi yang tidak habis kuotanya, bisa berdonasi kuota untuk bantu pendidikan Indonesia di daerah 3T. Supaya pemanfaatan internet efektif untuk mencerdaskan generasi muda bangsa,” jata Yessi.
Vice President XL Axiata Regional Sumatra Francky Rinaldo Pakpahan mengatakan, penggunaan data di wilayah Sumatera juga terus meningkat. Total revenue dari layanan data di wilayah Sumatera sudah 75 petsen.
“Trennya orang yang pakai data terus meningkat. Apakagi layanan internet terus ditingkatkan supaya semakin cepat dan harga terjangkau,” kata Francky.
Yessi menambahkan penggunaan data terbanyak untuk streaming seperti menonton video di Youtube atau Facebook. Selanjutnya disusul penggunaan media sosial.
Vice President Project Management XL Axiata I Gede Darmayusa mengatakan akses jaringan internet daerah 3T juga jadi perhatian perusahaan telekomunikasi. Lewat program Universal Service Obligation (USO), program pembangunan infrastruktur telekomunikasi dengan kerja sama pemerintah dan perusahaan, untuk daerah 3T bisa diwujudkan.
Gede mengatakan untuk menyediakan infrastruktur telekomunikasi di daerah 3T butuh gotong royong sejumlah pihak. Di daerah yang belum ada listrik, biaya pemeliharaan BTS jadi mahal, salah satunya karena mengandalkan generator. “Bahkan ada BTS yang nyediain tempat untuk mengisi daya ponsel penduduk karena listrik belum masuk,” ujar Gede. (MED/ELN)
CAECILIA MEDIANA DAN ESTER LINCE NAPITUPULU
Sumber: Kompas, 29 Agustus 2017