Lembaga Kalender Negara Dibutuhkan

- Editor

Minggu, 9 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia dinilai membutuhkan lembaga negara yang memiliki otoritas menetapkan kalender. Sebab ada perbedaan standar penetapan kalender antarkelompok masyarakat sehingga perlu penetapan kalender sebagai acuan bagi masyarakat. Penetapan itu bisa dipakai untuk melayani kepentingan masyarakat terkait jadwal penetapan peristiwa.

Hal itu mengemuka dalam Mudzakarah (Diskusi) Ilmu Falak, di Pondok Pesantren Salafiyah Seblak, Kamis (7/9), di Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Ketua Lajnah (Lembaga) Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hendro Setyanto yang menjadi pembicara diskusi menjelaskan, kebutuhan adanya lembaga kalender negara bukan semata-mata untuk mencegah perdebatan di antara umat Islam. Keberadaan lembaga itu juga untuk kepentingan lebih luas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penetapan kalender oleh negara tidak ditujukan untuk memaksa penetapan hanya dengan satu tafsir. Jadi, itu bertujuan menetapkan konsekuensi kalender terhadap kepentingan masyarakat lebih luas.

Ia mencontohkan, penetapan jadwal liburan, cuti, dan hari raya keagamaan. Manfaat lain adalah untuk menentukan jadwal penerbangan, layanan katering haji, jadwal penerimaan haji, dan penetapan musim.

Beda tafsir
Guru Besar Astronomi Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung Moedji Raharto mengungkapkan, penetapan standar kalender oleh lembaga kalender telah dinanti komunitas ilmuwan astronomi dan ilmu falak nasional. Sebab, berulang-ulang ada beda pandangan dan tafsir tentang hari raya Idul Fitri antarkelompok umat Islam karena beda tafsir hukum Islam (fikih).

Dengan adanya lembaga kalender negara, masyarakat bisa memiliki standar yang diputuskan negara melalui para pakar ilmu falak nasional. Beberapa tahun lalu beda penetapan dengan sistem hilal dan rukyat mengakibatkan dua organisasi masyarakat (ormas) Islam melaksanakan shalat Id pada waktu berbeda.

Nantinya, lembaga kalender negara bisa membuat hasil kajian dengan sebanyak mungkin pakar ilmu falak. Jadi lembaga kalender itu semacam lembaga penelitian dan pengembangan yang mengkaji, memutuskan, dan memberi standar bagi negara. Dengan demikian, kantor-kantor bisa mengetahui kapan hari raya keagamaan. (ODY)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 September 2017, di halaman 10 dengan judul “Lembaga Kalender Negara Dibutuhkan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB