Perguruan tingi berpotensi menjadi gudang inovasi lewat berbagai penelitian yang dilakukan dosen atau mahasiswanya. Untuk itu, iklim inovasi perlu dibangun melalui lembaga riset dan pengembangan sehingga hasil penelitian itu bisa jadi sumbangan berguna bagi pemerintah dan kalangan industri.
Hal itu dikatakan Rektor Institut Teknologi Bandung Kadarsah Suryadi pada Peringatan 97 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia 1920-2017 di Aula Barat ITB, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/8). Hadir dalam acara ini Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
Kadarsah mengatakan, inovasi merupakan target utama dalam pengembangan teknologi masa depan di negara maju dan negara berkembang. Institusi pendidikan tinggi teknik menjadi ujung tombak mengembangkan inovasi itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk membangun iklim inovasi, katanya, diperlukan dukungan dari pimpinan korporasi dan investor untuk mengembangkan produk inovasi jangka panjang. Pemerintah berperan penting membuat kebijakan dalam membangun kemitraan yang kuat di antara dunia pendidikan, industri, dan pemerintah.
KOMPAS/TATANG MULYANA SINAGA–Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyampaikan orasi ilmiah pada Peringatan 97 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia 1920-2017 di Aula Barat ITB, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (24/8). Perguruan tinggi didorong menghasilkan inovasi teknologi yang dapat disinergikan dengan program pemerintah dan industri.
Kadarsah mencontohkan, Amerika Serikat mempunyai Undang-Undang Riset Inovasi yang memberikan kekayaan intelektual kepada perguruan tinggi untuk produk inovasi dengan pembiayaan pemerintah. Kebijakan itu menstimulus perpindahan ilmu dari perguruan tinggi ke industri dan masyarakat.
“Hasilnya, paten yang dikeluarkan PT (perguruan tinggi) di AS terus meningkat. Pada 1980, jumlahnya tidak lebih dari 250 paten, tetapi meningkat menjadi 75.353 paten pada 2012 dengan nilai komersial di atas 1 miliar dollar AS,” ujarnya.
Untuk mendukung iklim inovasi, ITB mendirikan Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPiK) pada 2010. Lembaga ini bertugas mengelola kegiatan riset inovasi dan komersialisasi produk riset di kampus tersebut. Saat ini, ITB membina 75 perusahaan pemula (start up) yang bergerak di bidang transportasi dan infrastruktur, energi dan lingkungan, teknologi informasi komunikasi dan industri kreatif, serta teknologi pangan dan kesehatan.
Basuki mendorong perguruan tinggi untuk gencar melahirkan inovasi untuk dikombinasikan dalam proyek pemerintah. Pihaknya juga menghasilkan inovasi teknologi yang telah diterapkan dalam pembangunan infrastruktur, salah satunya di bidang pembangunan jalan dan jembatan. “Lebih dari 25 jenis teknologi yang dihasilkan,” ujarnya. (TAM)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 Agustus 2017, di halaman 11 dengan judul “Bangun Iklim Inovasi di Perguruan Tinggi”.