Teknologi untuk Penuhi Kebutuhan Dasar

- Editor

Selasa, 11 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia telah merdeka selama 72 tahun, tetapi hingga kini masih berkutat dengan masalah memenuhi kebutuhan dasar, seperti garam, gula, dan beras. Semestinya hal ini dapat diatasi karena negeri ini memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam melimpah. Karena itu, solusinya adalah mengembangkan teknologi dan semua pihak terkait harus bersinergi untuk memenuhi kebutuhan dasar ini.

Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan hal tersebut pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/8). Acara ini dihadiri presiden ke-3 RI BJ Habibie; Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir; Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani; Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan; dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.

“Setiap tahun, penduduk Indonesia bertambah hingga 3 juta orang. Artinya, kebutuhan dasar, seperti besar, gula, garam, dan ikan, lebih banyak lagi. Di lain pihak, kita kian kekurangan lahan karena lahan dipakai untuk permukiman dan infrastruktur. Maka, solusinya adalah inovasi teknologi. Bagaimana membuat tanaman padi menghasilkan lebih dari 5 ton per hektar, bagaimana agar tangkapan nelayan lebih baik, dan semua kebutuhan dasar terpenuhi,” kata Kalla.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Fokus
Wapres mencontohkan soal garam, salah satu kebutuhan dasar, yang masih saja kisruh. Padahal, Indonesia adalah negara maritim dan garam lebih banyak menyentuh warga miskin.

“Hanya Indonesia yang masih saja ribut soal garam. Di negara lain, bahkan Malaysia, tak pernah kedengaran ribut soal garam. Kalau berselisih soal garam berarti menyiksa orang kecil. Kalau orang makin kaya, kebutuhan gula yang makin meningkat. Tapi, pada orang miskin, kebutuhan garam yang meningkat,” tutur Wapres.

Untuk mengatasi masalah kekurangan garam, kata Wapres, Menko Kemaritiman bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyatakan kesiapan untuk membantu mengatasinya. Satu-satunya yang dapat mengatasi masalah itu adalah teknologi. “Kita harus fokus mengatasi kebutuhan masyarakat yang mendasar ini dengan teknologi,” kata Kalla.

Wapres mengatakan, pemanfaatan teknologi harus menghasilkan sesuatu yang lebih baik, lebih murah, dan berdaya guna. Teknologi harus memberi nilai tambah, terutama untuk pemenuhan kebutuhan dasar.

Puan Maharani berharap semua pihak berpikir menciptakan teknologi dan inovasi yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Pemanfaatan teknologi harus bisa meningkatkan daya saing dan produktivitas. Jepang bisa menguasai pasar dunia karena kemajuan dan pemanfaatan teknologi. “Saya berharap Hakteknas bukan sekadar seremoni, melainkan mendorong agar selalu ada inovasi baru dari anak bangsa,” ujar Puan. Dia mengatakan, pengembangan teknologi adalah langkah untuk meraih kemerdekaan ekonomi. (REN/YUN)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Agustus 2017, di halaman 20 dengan judul “Teknologi untuk Penuhi Kebutuhan Dasar”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB