Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di sejumlah wilayah Sumatera dan Kalimantan. Kebakaran meluas karena sejumlah daerah di Sumatera dan Kalimantan lebih dari sebulan tidak turun hujan dan lahan gambut mengering.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jambi mengingatkan besarnya ancaman kebakaran yang permukaan gambutnya mengering. Di Kabupaten Muaro Jambi dan Tanjung Jabung Timur, misalnya, hampir merata tidak turun hujan dalam 21 hari terakhir.
”Lahan gambut yang mengering mudah terbakar,” kata Nurangesti, Kepala BMKG Provinsi Jambi, Jumat (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Kabupaten Bungo, Sumatera Selatan, kebakaran bahkan terjadi di semak-semak di tepi jalan Desa Sepunggur, Kecamatan Babeko, sejak Rabu lalu. Kebakaran juga meluas di kawasan gambut wilayah Sadu, Tanjung Jabung Timur. Dua helikopter, jenis Bell dan Kamov, terus dikerahkan untuk menjinakkan api di Tanjung Jabung Timur.
Di Taman Nasional Tesso Nilo, Riau, api berada di wilayah Dusun Air Hitam, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan. Kebakaran sebenarnya sudah dipadamkan tim gabungan dari TNI, Polri, dan Manggala Agni beberapa hari lalu, tetapi tidak lama kemudian titik api baru kembali muncul.
”Tugas kami hanya memadamkan api. Urusan penegakan hukum terhadap para perambah dan pembakar kami serahkan kepada Satuan Tugas Penegakan Hukum,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pelalawan Hadi Penandio yang dihubungi Jumat.
Diperiksa polisi
Polisi memeriksa 14 warga pemilik lahan yang terbakar di Aceh Barat, Aceh, yang terjadi pada 18 Juli-30 Juli 2017, yang luasnya mencapai 222 hektar. Sejauh ini status mereka masih sebagai saksi. Namun, polisi menyatakan berkomitmen mengusut kasus ini sampai tuntas.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Aceh Komisaris Besar Gunawan, Jumat, mengatakan, para pemilik lahan yang terbakar di Aceh Barat telah dipanggil polisi.
”Kasus ini kami dalami. Bahkan nanti akan didatangkan saksi ahli untuk mengetahui apakah kebakaran itu disengaja atau karena cuaca panas,” kata Gunawan.
Di Kalimantan Barat, kebakaran lahan hingga Jumat kemarin belum juga teratasi. Padahal, kesiagaan pemerintah sudah dilakukan sejak lama. Bahkan, pemadaman melalui udara sudah dilakukan.
Koordinator Daerah Operasi Manggala Agni Kalimantan Barat Sahat Irawan Manik mengatakan, sejak Januari hingga Juli, lahan yang terbakar di Kalbar mencapai 236,07 hektar. Dari luas lahan yang terbakar itu, sekitar 70 persen adalah lahan gambut.
”Lahan yang terbakar tersebut tersebar di daerah operasi Kabupaten Ketapang 45 hektar, Pontianak 56,5 hektar, Singkawang 105,5 hektar, Sintang seluas 4,8 hektar, dan Kapuas Hulu 23,9 hektar. Daerah tersebut rata-rata memiliki lahan gambut,” kata Sahat.
Di Kalimantan Selatan, kebakaran lahan mulai terjadi di sejumlah wilayah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Wahyudin, yang dihubungi dari Banjarmasin, mengatakan, kebakaran lahan terjadi di Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tapin, dan Hulu Sungai Selatan. Kebakaran masih dalam skala kecil sehingga bisa diatasi oleh satuan tugas darat.
Sementara di Kalimantan Tengah, selama seminggu belakangan ini, terdapat 24 sebaran titik api. Meskipun demikian, kata prakirawan BMKG Palangkaraya, Chandra Mukti Wijaya, tiga hari ke depan hujan skala sedang sampai lebat berpotensi terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Tengah. (ITA/SAH/AIN/ESA/IDO/JUM)
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Agustus 2017, di halaman 1 dengan judul “Ancaman Serius Kebakaran Lahan”.