Tahun 2017, Imunisasi MR Dilaksanakan di Pulau Jawa
Presiden meyakinkan masyarakat bahwa vaksinasi campak dan rubella amat diperlukan anak-anak untuk mencegah penularan dua penyakit itu. Karena itu, pemerintah mulai mengampanyekan imunisasi ini dan menargetkan Indonesia bebas campak dan rubella pada 2020.
Komitmen pemerintah ditegaskan Presiden Joko Widodo pada pencanangan kampanye dan introduksi imunisasi campak dan rubella (Measles dan Rubella/MR) di Madrasah Tsanawiyah Negeri 10, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (1/8).
Presiden didampingi Ibu Negara Nyonya Iriana Joko Widodo. Acara itu juga dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Pesan saya, jangan remehkan campak dan rubella karena keduanya berbahaya bagi anak- anak, dan jangka panjang bayi bisa lahir dengan cacat bawaan. Karena itu, saya dukung penuh kampanye imunisasi nasional agar anak-anak Indonesia bebas measles dan rubella,” kata Presiden Joko Widodo.
Campak adalah penyakit yang disebabkan virus measles dan menimbulkan gejala, antara lain, ruam, batuk, iritasi mata, dan demam. Campak bisa memicu komplikasi seperti pneumonia, radang otak, dan kebutaan.
Adapun gejala rubella atau disebut campak jerman berupa ruam, demam ringan, dan radang sendi. Rubella berupa penyakit ringan pada anak, tetapi di awal kehamilan memicu keguguran atau cacat pada bayi (sindroma rubella kongenital/CRS).
Indonesia termasuk negara dengan angka kasus campak dan rubella tertinggi di dunia. Pada 2010-2015 diprediksi ada 23.164 kasus campak dan 30.643 kasus rubella. Tahun 2013 beban CRS diperkirakan 2.767 kasus.
Di dunia, sebelum ada imunisasi, pada 1980 lebih dari 20 juta orang terkena campak dan lebih dari 2,6 juta orang meninggal. Sejak 2000, lebih dari 1 miliar anak berisiko terkena campak mendapat vaksinasi sehingga kematian akibat campak turun 78 persen.
Sosialisasi manfaat
Terkait sejumlah warga menolak vaksin MR dengan alasan agama, Presiden menegaskan, imunisasi MR penting bagi anak. Sebab, campak dan rubella memicu buta, tuli, dan gangguan otak. “Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) menyatakan ini mubah. Ini manfaatnya jauh lebih besar dari mudharat,” ucapnya.
Nila Moeloek menilai penolakan imunisasi MR terjadi karena kurangnya komunikasi. Karena itu, pemerintah akan memberikan penjelasan lebih rinci kepada mereka. Program imunisasi adalah upaya negara memenuhi hak anak untuk hidup sehat.
Untuk mengatasi penolakan warga, sosialisasi manfaat dan fakta vaksin MR perlu ditingkatkan. “Pada kementerian terkait, saya minta turun ke masyarakat, jelaskan ke orangtua, sekolah, pesantren, dan madrasah, bahwa imunisasi ini diperlukan anak-anak,” kata Presiden.
Di sejumlah daerah, pemerintah daerah setempat gencar berkampanye imunisasi MR kepada masyarakat. Di Surabaya, Jawa Timur, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menegaskan meminta para pemangku kepentingan sektor kesehatan melakukan sosialisasi imunisasi MR dengan mendatangi rumah warga.
Menurut Puan, vaksinasi MR tahap pertama dilakukan serentak pada Agustus-September 2017 di Pulau Jawa. Tahap kedua imunisasi akan dilaksanakan pada Agustus-September 2018 di luar Jawa. Imunisasi MR akan diberikan gratis kepada anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun.
Pemerintah menargetkan cakupan imunisasi MR minimal 95 persen dari total anak yang jadi sasaran imunisasi. Targetnya, eliminasi campak dan pengendalian rubella serta kecacatan bawaan akibat rubella tercapai tahun 2020. “Keberhasilan kampanye ini ditentukan partisipasi masyarakat,” ucap Puan.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Biofarma Juliman mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan imunisasi MR, tahun ini Biofarma mengimpor 47,7 juta dosis vaksin MR dari India.(INA/RWN/HRS/ADY)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 Agustus 2017, di halaman 12 dengan judul “Presiden: Lindungi Anak dari Campak dan Rubella”.