Gempa Kekuatan Kecil Bisa Picu Tsunami

- Editor

Sabtu, 22 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gempa berkekuatan M 6,7 yang mengguncang Turki dan Yunani pada Jumat (21/7) pukul 01.31 waktu setempat menjadi pelajaran penting bagi Indonesia. Meskipun gempa berkekuatan di bawah M 7, ternyata bisa memicu tsunami setinggi setengah meter.

“Artinya, patahan-patahan yang tersebar di dasar laut di wilayah Indonesia pun bisa memicu tsunami meski gempanya tak harus di atas M 7,5,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Daryono, di Jakarta, Jumat.

Daryono menambahkan, wilayah di Indonesia bagian timur yang secara tektonik sangat aktif dan kompleks memiliki banyak sesar di dasar laut. “Kewaspadaan harus ditingkatkan dan perlu difahamkan konsep mitigasi evakuasi mandiri. Sebab, di wilayah ini banyak sesar aktif di dasar laut yang berdekatan dengan daratan atau pulau berpenghuni,” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam kejadian di Turki, kata Daryono, tsunami dipicu gempa yang berkedalaman dangkal dengan mekanisme patahan turun. Berdasarkan data Lembaga Survei Geologi AS (USGS), pusat gempa berada pada koordinat 36,949 Lintang Utara dan 27,458 Bujur Timur atau di lepas pantai Teluk Gokova pada jarak 93 kilometer arah selatan kota Bodrum. Kedalaman sumbernya hanya 10 kilometer sehingga dikategorikan dangkal. Tsunami yang dipicu gempa ini menewaskan dua orang dan melukai ratusan orang.

“Secara tektonik, Teluk Gokova merupakan sistem graben terbesar di Turki bagian barat yang keberadaannya berkaitan dengan bekerjanya gaya ekstensional di wilayah Aegean,” kata Daryono.

Secara seismik, wilayah Turki bagian barat merupakan salah satu kawasan dengan aktivitas gempa paling aktif di dunia. Di wilayah ini sudah beberapa kali terjadi gempa signifikan.

Pada 12 Juni 2017, gempa berkekuatan M 6,3 mengguncang Pantai Aegean yang menyebabkan 1 orang tewas dan 15 orang terluka. Pada 17 Agustus 1999, gempa besar berkekuatan M 7,0 juga mengguncang kota Izmit menyebabkan 17.000 orang tewas, dan pada 23 Oktober 2011 gempa berkekuatan M 7,2 mengguncang Propinsi Van menyebabkan 600 orang tewas.

Perulangan
Peneliti tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko, mengatakan, Indonesia memiliki jejak panjang tsunami. Temuan endapan tsunami tua di Aceh yang mencapai 11 lapisan dan di selatan Bali sebanyak dua lapisan baru-baru ini oleh tim peneliti internasional menjadi bukti penting tentang perulangan bencana di masa lalu.

Sebelumnya, penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga menemukan jejak endapan tsunami di selatan Jawa. Temuan deposit tsunami di selatan Jawa dan Bali memiliki makna penting karena di dua lokasi ini sejauh ini tidak ada bukti tertulis tentang kejadian tsunami besar di masa lalu.

Ini menunjukkan bahwa banyak wilayah pesisir Indonesia yang sejauh ini dinilai aman tsunami ternyata berisiko. Padahal, kawasan selatan Jawa saat ini tengah dibangun sejumlah infrastruktur penting, seperti Bandar Udara Yogyakarta. Demikian halnya selatan Bali saat ini telah berkembang menjadi kawasan wisata yang padat. (AIK/REUTERS)
———————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Juli 2017, di halaman 14 dengan judul “Gempa Kekuatan Kecil Bisa Picu Tsunami”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB