RS Perguruan Tinggi, Dorong Publikasi Makalah Kesehatan

- Editor

Jumat, 21 April 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rumah sakit perguruan tinggi negeri menjadi kunci kemajuan riset di rumpun ilmu kesehatan, selain layanan kesehatan. Dengan berkembangnya rumah sakit jenis itu, publikasi kesehatan Indonesia diharapkan bertambah.

“Publikasi kesehatan Indonesia jarang terdengar di level internasional,” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ali Gufron Mukti.

Itu disampaikan pada lokakarya “Layanan Primer di Rumah Sakit Pendidikan Utama sebagai Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015 tentang RS Pendidikan”, di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (20/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di rumah sakit perguruan tinggi negeri (RSPTN), dokter yang berpraktik punya nomor induk dosen khusus agar bisa mengajar dan melakukan riset. Pengaturan waktunya disesuaikan tiap RSPTN agar tiap aspek mendapat perhatian cukup. Ada 24 RSPTN, 12 rumah sakit di antaranya beroperasi. Adapun RSPTN berakreditasi A baru RS Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Sumatera Utara.

Fokus layanan primer

Fungsi RSPTN ialah menjemput bola di masyarakat untuk menyosialisasikan gerakan hidup sehat. Caranya bisa berupa kerja sama dengan lembaga kesehatan di wilayah itu, seperti rumah sakit umum daerah, klinik, puskesmas, dan posyandu. Masalah yang ditemukan di lapangan lalu diteliti dan dicari solusinya di RSPTN.

Mantan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Fasli Jalal yang turut membidani kelahiran RSPTN menambahkan, keberadaan RSPTN juga untuk memaksimalkan sistem rujukan berjenjang. Itu berfokus pada layanan kesehatan primer yang dilakukan dokter layanan primer dan dokter umum.

“Sebanyak 80 persen penyakit atau 155 jenis penyakit semestinya bisa dicegah dan diobati di level layanan kesehatan primer. Hal ini menghemat biaya masyarakat agar jika sakit, tak perlu langsung memeriksakan diri ke dokter spesialis ataupun subspesialis,” ujarnya.

Direktur RS Universitas Indonesia Julianto Wicaksono menjelaskan, layanan kesehatan primer di RSPTN mencakup mengumpulkan data seluruh warga di wilayah rumah sakit beroperasi. Jika riwayat kesehatan warga terdokumentasi dengan baik, itu memudahkan intervensi dan pencegahan penyakit sesuai dengan kebutuhan setiap daerah.

(DNE)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 April 2017, di halaman 14 dengan judul “Dorong Publikasi Makalah Kesehatan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB