Berantas Nyamuk Murah dan Efektif

- Editor

Minggu, 6 November 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meski ada vaksin dengue, vaksinasi saja tidak cukup untuk mencegah dan mengendalikan demam berdarah karena memiliki keterbatasan. Karena itu, pemberantasan sarang nyamuk yang lebih efektif, yaitu memutus siklus nyamuk, perlu lebih-digalakkan.

”Vaksin hanya satu strategj pengendalian dengue,” kata Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan M Subuh di Jakarta, Selasa (1/11). Pengendalian dengue harus komprehensif dan sinergis, termasuk terus berkampanye, pengendalian nyamuk, hingga peningkatan tata laksana klinis bagi tenaga kesehatan.

20161105_083003wPencegahan demam berdarah dengan vaksinasi bersifat individual. Harga vaksin sekitar Rp 1 juta sekali vaksin. Khasiat atau efikasinya baru 65 persen. Selain itu, vaksin punya efek samping dan efektivitasnya bergantung pada kondisi lingkungan sekitar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sementara pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M Plus adalah pencegahan demam berdarah berbasis masyarakat. Cara itu dinilai murah dan lebih efektif memutus siklus nyamuk. ”Tanpa nyamuk, virus dengue dalam tubuh tak bisa keluar dan menginfeksi orang lain,” kata Subuh.

Gerakan 3M Plus menuntut partisipasi aktif warga. Gerakan itu terdiri dari menguras, menutup, dan mendaur ulang benda yang bisa jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Sementara upaya plus memutus siklus nyamuk bisa dilakukan lewat penaburan bubuk larvasida, memelihara ikan pemakan jentik, memakai obat nyamuk dan kelambu. Cara lain adalah menanam tanaman pengusir nyamuk dan menghindari menggantung baju.

Peran pemda
Besarnya dampak dan beban ekonomi akibat demam berdarah membuat sejumlah kabupaten atau kota membuat peraturan daerah untuk mengendalikannya. Perda itu memunculkan upaya warga memantau dan mencegah ada jentik nyamuk Aedes aegypti penyebar virus dengue berkelanjutan.

Pemantauan jentik nyamuk di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dibantu anggota Pramuka sejak tiga tahun lalu. Meski belum menekan kasus demam berdarah, itu membangun kesadaran warga tentang kesehatan lingkungannya. ”Pemantauan jentik lebih efektif dibandingkan menerima pasien demam berdarah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto C Indah Wahyu.

Efektivitas perda menekan kasus demam berdarah diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Jawa Tengah, Widoyono. Perda yang disahkan tahun 2010 dan akan ditegakkan tahun ini tersebut memuat sanksi pidana 6 bulan penjara atau denda Rp 50 juta bagi warga yang di sekitar rumahnya ditemukan jentik nyamuk (GRE/ODY/WER/ADH/MZW).

Sumber: Kompas, 2 November 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB