“Science Techno Park” Dipangkas 70 Persen

- Editor

Kamis, 18 Agustus 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemotongan anggaran terkait penghematan pengeluaran negara di antaranya menyasar program pembangunan science techno park atau STP yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, 2 tahun lalu. Besarnya pemotongan anggaran program di bawah binaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi itu 50-70 persen.

“Itu sangat besar,” ucap Deputi Kepala Bidang Pengkajian Kebijakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tatang Taufik, Rabu (17/8), di Jakarta. Sebagai contoh, anggaran STP Pelalawan dari rencana Rp 12 miliar hanya diberikan Rp 2 miliar. STP Pekalongan dari Rp 8 miliar diberikan Rp 1,8 miliar.

Besarnya pemotongan anggaran itu juga diungkapkan Kepala BPPT Unggul Priyanto pada Refleksi BPPT Tahun 2016 di Jakarta, Senin lalu. Acara dihadiri sejumlah anggota Komisi VII DPR, pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian, dan kementerian terkait, seperti Kemristek dan Dikti.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menurut Unggul, kebijakan itu akan berdampak pada penundaan kegiatan STP hingga pengunduran waktu program lebih lama. Pelaksanaan proyek STP direncanakan hingga 2019 dengan target mengembangkan sumber daya manusia lokal dan industri daerah berbasis inovasi iptek, serta meningkatkan ekonomi masyarakatnya.

Pada tahun kedua ini, dana STP diperlukan untuk proses transfer teknologi, peningkatan kemampuan sumber daya manusia, perencanaan detail, serta pembangunan fisik. “Tahun pertama program STP sebatas perencanaan awal,” kata Tatang.

Menurut Satya Widyayudha, anggota Komisi VII DPR, keputusan memotong anggaran harus melalui konsultasi dengan DPR. Sebab, dana untuk program itu sudah disediakan sesuai rencana anggaran yang diajukan. “Bila dilakukan pengurangan dan pengalihan ke pos lain, itu menyalahi aturan,” kata Satya.

Mengenai pencapaian inovasi, dipaparkan pencapaian BPPT dalam pengkajian dan penerapan teknologi dan komersialisasi produk, serta kerja sama dengan industri. Pendapatan royalti para perekayasa BPPT terus meningkat dari industri yang memanfaatkannya.

Di bidang pangan antara lain dikembangkan sistem budidaya ikan Nila Salina dan beras analog mendukung diversifikasi pangan. Dari pemanfaatan karya inovasi para perekayasa BPPT oleh industri dan juga layanan jasa teknologi, BPPT telah meraih pendapatan dari royalti. “Sekitar 200 miliar rupiah,” ujar Unggul.(YUN)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 Agustus 2016, di halaman 14 dengan judul “”Science Techno Park” Dipangkas 70 Persen”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB