Konsep pendidikan link and match atau keterkaitan dan kesepadanan yang diterapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 1993-1998 Wardiman Djojonegoro dinilai masih relevan dengan kondisi saat ini. Pengembangan pelatihan dan pendidikan peserta didik harus disesuaikan dengan pembangunan negara dan kebutuhan industri.
“Pak Wardiman ini dikenal salah satunya karena pencetus konsep link and match. Saya kira sampai hari ini masih relevan,” ujar Soedijarto, pengamat pendidikan, saat peluncuran buku Sepanjang Jalan Kenangan. Bekerja dengan Tiga Tokoh Besar Bangsa karya Wardiman Djojonegoro, di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (12/5).
Mengutip bab 42 berjudul “Link and Match: Sebuah Wawasan Pelaksanaan Pendidikan” dalam buku itu, link and match adalah adanya keterkaitan dan kesepadanan dengan kebutuhan dan permintaan (needs, demands). Dalam perspektif ini, link berarti proses pendidikan selayaknya sesuai dengan kebutuhan pembangunan sehingga hasilnya pun cocok (match) dengan kebutuhan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kebijakan ini dikembangkan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan umumnya dan dengan kebutuhan dunia kerja, dunia usaha, dan dunia industri khususnya.
“Untuk masa depan, tidak hanya pendidikan karakter yang penting. Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN ini, kelihatan sekali bahwa mutu dan kualitas sumber daya manusia kita perlu terus ditingkatkan. Salah satunya adalah melakukan pendekatan sesuai dengan kebutuhan industri,” ujar Wardiman.
Konsep pendidikan tersebut ia temukan pada Mei 1993 atau sekitar tiga bulan setelah menjabat sebagai Mendikbud. Hal itu telah disinggung dalam Garis- garis Besar Haluan Negara 1988 yang menyebutkan relevansi antara pendidikan dan industri. Saat itu, hal ini belum terlalu diperhatikan karena industri saat itu belum tinggal landas. Namun, saat ini industri sudah lepas landas dan itulah sebabnya link and match harus dilaksanakan.
Kerabat dekat
Dalam acara peluncuran buku itu, hadir sejumlah kerabat dekat Wardiman, antara lain presiden ke-3 RI, BJ Habibie; mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie; mantan Menteri Agama Quraish Shihab; dan sejumlah kerabat lain.
Habibie mengatakan, Wardiman adalah sosok yang konsisten dalam bekerja dan berprinsip. “Dia seperti buldoser,” ujar Habibie.
Wardiman mengatakan, buku ini ditujukan untuk generasi muda usia SMP dan SMA yang ingin tahu bagaimana caranya mencapai kesuksesan. “Bekerja sebaik mungkin di mana saja Anda ditempatkan,” ujarnya. (C11)
——–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Mei 2016, di halaman 11 dengan judul “Keterkaitan-Kesepadanan Masih Relevan Saat Ini”.