Tren perkembangan internet untuk segala benda atau internet of things akan mentransformasikan model dan pengelolaan bisnis perusahaan. Bagi industri telekomunikasi, misalnya, perkembangan tersebut menuntut mereka menyediakan ragam produk digital yang harus diikuti peningkatan kualitas infrastruktur jaringan.
Telecom, Media, and Technology Consulting Leader PricewaterhouseCoopers untuk Australia, ASEAN, dan Selandia Baru Mohamad Chowdhury, dalam temu media, Kamis (28/4), di Jakarta, menyampaikan, tren produk dan layanan berbasis internet of things (IoT) menyasar mulai dari sektor logistik, pertanian, peternakan, kesehatan, dan kebutuhan kota cerdas.
Menurut Chowdhury, penerapan IoT ke sektor-sektor itu sudah disampaikan para pelaku industri teknologi di ajang World Mobile Congress pada Februari 2016. Mengacu data Business Monitor International, sekitar 14 miliar IoT terkoneksi dengan perangkat sampai akhir tahun 2014.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di sejumlah negara, seperti Tiongkok, Jepang, India, dan Jerman, implementasinya mulai masif. Cara kerja produk umumnya melibatkan kartu nomor telepon (SIM card) yang ditanamkan di perangkat tertentu.
“Di Indonesia, pemanfaatan IoT lebih banyak menggunakan model bisnis ke bisnis (B2B). Itu pun umumnya dilakukan pengusaha besar. Padahal, IoT memungkinkan pengelolaan semua jenis dan skala bisnis kian efisien,” ujar Chowdhury.
Dia lantas mencontohkan IoT untuk tata kelola peternakan, irigasi, pengaturan lalu lintas perkotaan, dan ketersediaan air.
Mengutip ICT Facts and Figures, The World in 2015, baru 10,8 per 100 rumah tangga di dunia adalah pelanggan jaringan tetap dan 46,8 per 100 rumah tangga tersambung internet.
Secara terpisah, Vice President Network Planning PT XL Axiata Tbk Budi Harjono dalam Forum Teknologi Indonesia mengungkapkan, tuntutan layanan telekomunikasi sekarang imbang, baik dari segmen konsumen individual maupun perusahaan. Oleh sebab itu, pembangunan infrastruktur jaringan tetap ditingkatkan. Soal inovasi aplikasi dan IoT, katanya, pengembangannya memungkinkan XL bekerja sama dengan pengembang lokal.(MED)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 April 2016, di halaman 17 dengan judul “Internet untuk Benda Ubah Pengelolaan Bisnis”.