Kesehatan Mata; Low Vision Center Dibangun di Bandung

- Editor

Senin, 25 April 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Syamsi Dhuha Foundation, lembaga swadaya masyarakat yang peduli pada penglihatan kurang, Jumat (22/4), meluncurkan Low Vision Center (LVC) di Kota Bandung, Jawa Barat. LVC akan melayani berbagai fungsi, mulai dari pengadaan dan distribusi alat bantu, edukasi, sosialisasi dan penelitian, hingga pendampingan serta advokasi bagi penyandang gangguan penglihatan beserta keluarganya.

Berawal dari peluncuran program Tebar 1000 Alat Bantu Lovi pada Oktober 2015, Syamsi Dhuha Foundation (SDF) terus berupaya mengadakan alat bantu, yang ketersediaan dan pendistribusiannya masih sangat terbatas. Untuk itu, perlu dukungan banyak pihak, seperti dari dinas kesehatan, dinas sosial, hingga pihak Bea dan Cukai, karena peralatannya masih diimpor.

Menurut Dian Syarief, Ketua SDF, pihaknya bermitra dengan berbagai lembaga, seperti Pusat Mata Nasional, Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung, LSM sejenis, Biomedika ITB, dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. LVC dapat menjadi sarana bagi orang dengan gangguan penglihatan melakukan sejumlah kegiatan yang menunjang kegiatan utama, baik sebagai pelajar, mahasiswa, karyawan, maupun wirausaha.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Mereka juga mendapatkan bantuan konsultasi dari para ahli dari berbagai bidang, seperti dokter spesialis mata, psikolog, rehabilitasi profesional, dan teknologi informasi,” ujar Dian Syarief, Jumat (22/4), di Bandung. Pembangunan fasilitas itu pengembangan dari program Care for Low Vision sejak SDF memulai kegiatannya awal 2004.

faunder-syamsi-dhuha-foundation-sdf-eko-p-pratomo-memberikan-_160411150834-923Direktur Utama Pusat Mata Nasional (PMN) RSM Cicendo Bandung Irayanti menyambut baik LVC. Kerja sama PMN RSM Cicendo dengan SDF diformalkan dalam nota kesepahaman hari ini. “Mudah-mudahan meningkatkan sinergi, khususnya di bidang pelayanan medis bagi pasien Lovi, edukasi, dan penelitian. Penelitian Lovi masih terbatas sehingga perlu wadah saling bertukar pikiran bagi gagasan-gagasan baru,” tuturnya.

Berbagai kegiatan telah dilakukan menjelang diluncurkannya LVC. Februari dan awal April 2016 dilakukan serangkaian pelatihan bagi para relawan yang nantinya akan membantu para penyandang Lovi untuk mendapatkan alat bantu yang sesuai. Setelah mereka menjalani pemeriksaan di unit Lovi, PMN RSM Cicendo akan memberi rujukan alat bantu yang sesuai dengan kondisi penglihatannya.

“Kami juga berupaya menjadikan LVC tempat ramah bagi penyandang Lovi,” ujar Manajer SDF Laila Panchasari. Jelang gerhana matahari total, Maret lalu, SDF mengajak para penyandang Lovi mengamati peristiwa langka itu. Premana Permadi dari Departemen Astronomi ITB dan Observatorium Bosscha membawakan alat peraga dan buku bergambar braille.

Dengan alat bantu itu, para penyandang Lovi dapat memahami peristiwa gerhana dengan lebih baik dan mengamati dengan aman. (DMU)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 April 2016, di halaman 14 dengan judul “Low Vision Center Dibangun di Bandung”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB