Jakarta Berjuang Tak Tenggelam pada 2030

- Editor

Kamis, 26 Mei 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Lingkungan Hidup memprediksi sebagian wilayah Ibu Kota Jakarta akan tenggelam pada 2030 nanti. Tingginya emisi gas rumah kaca di Jakarta menyumbang terjadinya pemanasan global, yang membuat muka air laut terus naik.

“Kalau emisi gas rumah kaca itu tidak ditekan dari sekarang, Jakarta akan tenggelam,” kata Staf Ahli Bidang Lingkungan Global dan Kerja Sama Internasional Kementerian Lingkungan Hidup, Liana Bratasida, dalam konferensi pers “Low Carbon City” di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral kemarin.

Menanggapi ancaman itu, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Peni Susanti mengatakan, pihaknya memasang target untuk menurunkan emisi gas rumah kaca di Jakarta sebesar 30 persen hingga 2030 nanti. Berdasar data mutakhir yang dimilikinya, 2005, sumber terbesar emisi gas tersebut berasal dari transportasi sebanyak 44 persen atau 19 juta ton per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sumber terbesar kedua, 40 persen atau sekitar 17 ton, adalah konsumsi listrik. Adapun sektor industri dan pembakaran sampah menyumbang masing-masing 5 persen. “Bila tidak dilakukan upaya pencegahan, emisi gas rumah kaca akan mencapai 200 juta ton pada 2030,” kata Peni.

Namun, Peni menambahkan, kualitas udara Jakarta saat ini tak lagi seburuk seperti yang ditunjukkan data 2005 tersebut. Clean Air Initiative, badan internasional waralaba yang terdiri atas peneliti dari delapan negara, misalnya, menilai kualitas udara Jakarta pada 2009 sebagai “sedang”. Tahun lalu malah meningkat menjadi “baik”.

“Sekarang dari Gambir itu bisa lihat Gunung Salak, dulu tidak bisa. Jakarta is getting better,” kata Peni, menunjuk aksi-aksi seperti pemadaman lampu sejam dan adanya hari bebas kendaraan bermotor. CORNILA DESYANA

Sumber: Koran Tempo, 26 Mei 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB