Sekolah Pinjam Laptop Siswa untuk Gelar UNBK
Meski terjadi sejumlah gangguan, seperti gangguan teknis pada komputer, pelaksanaan ujian nasional pada hari kedua, Selasa (5/4), secara umum berlangsung lancar. Namun, disayangkan praktik jual-beli jawaban soal ujian nasional tetap saja terjadi.
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan ujian nasional (UN) di Posko Pengaduan FSGI, tidak dijadikannya UN sebagai salah satu penentu kelulusan menyebabkan pengaduan berkurang. UN ditetapkan tidak lagi menentukan kelulusan sejak tahun lalu.
Sayangnya, meski UN bukan penentu kelulusan, jual-beli kunci jawaban UN masih marak. Pada hari pertama UN, Senin lalu, Posko FSGI menerima total 19 laporan yang berasal dari Jakarta, Surabaya, Bogor, Tanjung Redeb (Kalimantan Timur), Palu, Mamuju, Medan, Lampung, dan Pekalongan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari laporan-laporan itu, sebanyak lima kasus di antaranya berkaitan dengan jual-beli kunci jawaban. Fenomena ini tetap terjadi karena nilai UN memengaruhi penentuan lolos tidaknya seseorang masuk ke perguruan tinggi.
“Sepanjang UN masih digunakan untuk parameter selain pemetaan, potensi kecurangan akan terus terjadi. Setiap anak dan orangtua sangat menginginkan bisa diterima di perguruan tinggi negeri favorit,” ucap Retno.
Server
Dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin, Kepala Pusat Penelitian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam menyampaikan, kendala teknis pada penyelenggaraan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMA/SMK sederajat pada Selasa mengalami penurunan yang signifikan ketimbang hari pertama, Senin lalu. Dari 13.000 server di seluruh Indonesia, hanya kurang dari 45 server yang mengalami gangguan.
Angka gangguan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan penyelenggaraan UN selama hari pertama. Nizam mengatakan, pada hari pertama, pihaknya mendapat laporan gangguan pada 90 server.
Angka tersebut dinilai relatif kecil karena secara nasional total ada 4.381 sekolah yang menyelenggarakan UNBK. Jumlah sekolah yang mengadakan UNBK itu meningkat pesat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 554 sekolah.
Menurut Nizam, ketika berlangsung ujian Matematika, kemarin, gangguan jaringan terjadi di dua laboratorium komputer SMK Negeri 1 Manggar, Kepulauan Bangka Belitung. Gangguan jaringan juga terjadi di sekolah tersebut pada hari pertama.
Penyebab gangguan itu adalah kerusakan pada sambungan antarkomputer. Akibatnya, para siswa harus mengikuti ujian nasional susulan pada 18 April mendatang.
Dua SMK penyelenggara UNBK di Jakarta juga mengalami gangguan teknis. Komputer yang sudah disiapkan tiba-tiba tertutup (log out). “Hal tersebut terjadi karena setelah melakukan log in, komputer terlalu lama didiamkan sehingga secara otomatis sistem melakukan log out. Waktu itu, beberapa guru tengah membacakan pengumuman dan melaksanakan doa bersama,” tutur Nizam.
Di Papua, menurut Nizam, terjadi pemadaman listrik di SMA Alam Kudus. Namun, kendala tersebut bisa teratasi karena sekolah segera menggunakan generator cadangan.
Retno menilai, pelaksanaan UNBK masih menghadapi kendala yang terkait dengan minimnya sarana dan prasarana. Ada sekolah yang terpaksa meminjam laptop siswa berkisar 20-60 unit selama dua minggu agar UNBK bisa terlaksana.
“Listrik padam dan server rusak terjadi di beberapa tempat, seperti di Tanjung Redeb, sehingga siswa peserta ujian sesi pertama baru bisa mengikuti UN pada pukul 15.10-17.10 dan yang sesi kedua pada pukul 18.30-20.30. Hal ini mengakibatkan siswa kecewa dan kelelahan menunggu,” kata Heru Purnomo, Ketua Serikat Guru Indonesia Jakarta.
Ia menambahkan, “Listrik padam juga dialami oleh peserta UN SMA AL Azhar Palu. Untungnya sekolah memiliki genset sehingga UNBK di sekolah tersebut bisa dilanjutkan.”(ELN/EGI/C04)
————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 April 2016, di halaman 11 dengan judul “Ada Jual-Beli Jawaban”.