Kuliah di mana? Biayanya berapa? Nanti kerja di mana? Ketiga pertanyaan itu muncul di benak setiap lulusan SMA dan sederajat. Para orangtua pun pasti diliputi pertanyaan serupa. Dengan memilih perguruan tinggi kedinasan, ketiga pertanyaan tersebut terjawab tuntas.
Agung Ariwibowo (21) dengan mantap meninggalkan kuliahnya di sebuah perguruan tinggi swasta demi menjawab ketiga pertanyaan itu. Kini, ia tercatat sebagai mahasiswa tingkat II Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), sebuah perguruan tinggi kedinasan (PTK) di lingkup Kementerian Keuangan yang menyelenggarakan pendidikan program diploma bidang keuangan.
Di kampus yang terletak di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, tersebut, ia tinggal ”duduk manis” kuliah tanpa perlu repot-repot memikirkan biaya. Kecuali biaya pendaftaran Rp 150.000, semua biaya kuliah ditanggung pemerintah, termasuk biaya buku literatur dan biaya ujian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Begitu lulus kuliah kelak, formasi pegawai negeri sipil sudah siap menanti. Formasi yang terjanjikan itu tersebar tak cuma di lingkup Kementerian Keuangan, tetapi juga di Kementerian BUMN, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Daya tarik itulah yang menyebabkan STAN, pada setiap masa penerimaan mahasiswa baru, tergolong sebagai PTK yang favorit. Setiap tahun peminatnya selalu membeludak, lebih dari 100.000, sementara yang diterima hanya 3.000. Berbeda dengan perguruan tinggi kedinasan lainnya, STAN tidak mematok kuota per provinsi.
”Yang kami terima adalah lulusan SMA, SMK, dan MA terbaik tanpa melihat asal-usul daerahnya,” ujar Baihaki, Kepala Sekretariat STAN.
Mereka yang diterima tersebar pada enam program studi berkualifikasi diploma III, yakni Kebendaharaan Negara, Pajak, Pajak Bumi dan Bangunan, Kepabeanan dan Cukai, Pengurusan Piutang dan Lelang Negara, serta Akuntansi.
Namun, di balik itu, syarat untuk masuk dan bertahan sebagai mahasiswa STAN tergolong tidak mudah. Para calon mahasiswa STAN harus memiliki nilai rata-rata ujian akhir SMA atau sederajat minimal 7,00. Selanjutnya, harus lulus tes potensi akademik dan bahasa Inggris. Setelah diterima pun mahasiswa harus belajar serius agar tidak terkena drop out. Indeks prestasi (IP) pada semester ganjil minimal 2,4 dan pada semester genap minimal 2,75. Kurang dari itu, harus siap-siap melepas nikmatnya pendidikan gratis dan peluang ikatan dinas menjadi PNS dengan pangkat/golongan awal IIC.
Ikatan dinas
Pendidikan tinggi kedinasan tak lagi semuanya menawarkan ikatan dinas untuk menjadi pegawai negeri sipil dan gratis. Namun, kampus-kampus di bawah instansi pemerintah tetap diminati karena lebih murah dan terbuka untuk direkrut menjadi pegawai pemerintah.
Lukman (20), warga Samarinda, Kalimantan Timur, memilih untuk melepas peluang kuliah di kampus PTN yang diperolehnya tanpa tes. Lukman justru memilih untuk kuliah D-1 di Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta.
”Berdasarkan informasi, sekarang banyak dibutuhkan PNS untuk pengukuran yang pendidikannya D-1. Jika jadi PNS, peluang dikuliahkan ke program D-IV di STPN secara gratis ada,” kata Lukman yang lolos seleksi calon PNS Badan Pertanahan Nasional.
Di Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah tidak ada ikatan dinas. Namun, ada prioritas bagi anak-anak dari pelaku di bidang perikanan untuk mendapat beasiswa.
Meski membayar, ada insentif lain bagi mahasiswa berupa pemondokan gratis selama kuliah. Selain itu, lulusan yang berprestasi juga punya peluang besar untuk ditawari menjadi PNS.
Sementara itu, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta menawarkan ikatan dinas bagi lulusan SMA. Di spanduk penerimaan mahasiswa baru di halaman kampus secara tegas disebutkan, biaya pendidikan gratis dan ada ikatan dinas.
Lulusan STIS mendapat sebutan sarjana sains terapan (SST) dan langsung diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) golongan IIIA untuk selanjutnya ditempatkan di unit kerja Badan Pusat Statistik di seluruh Indonesia sampai dengan tingkat kabupaten/kota. Namun, syarat penerimaan mahasiswa STIS cukup selektif. Nilai Matematika dan Bahasa Inggris minimal 7 dan terbuka bagi lulusan SMA jurusan IPA.
Penulis: Nasrullah Nara dan Ester Lince Napitupulu
Sumber: Kompas-Ekstra, Edisi Mei – Juni 2011