Dalam upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas riset nasional, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi siap mendanai 15.171 proposal penelitian dengan besaran anggaran Rp 999,7 miliar. Dana hibah itu dialokasikan kepada 106 perguruan tinggi negeri dan 761 perguruan tinggi swasta.
Penandatanganan kontrak hibah dilakukan oleh perwakilan 106 PTN dan 14 Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah di Auditorium Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristek dan Dikti), Jakarta, Kamis (10/3/2016). Dalam acara itu turut hadir Menristek dan Dikti Muhammad Nasir serta Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemristek dan Dikti Muhammad Dimyati.
Dimyati mengatakan, setiap PT akan menerima dana hibah di kisaran Rp 1 miliar-Rp 20 miliar bergantung pada skema dan hasil riset.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia melanjutkan, penugasan riset itu sebagian telah dilaksanakan sejak 17 Februari 2016. Sementara untuk judul riset masih belum terlalu fokus terhadap hasil penelitian yang dapat langsung digunakan untuk kepentingan publik karena belum mengacu pada Rencana Induk Riset Nasional.
Riset-riset itu akan diselenggarakan dalam kelompok riset untuk dosen dan peneliti pemula, riset dasar, riset terapan, dan riset pengembangan. Dimyati mengatakan, penganggaran wadah penelitian dapat dilakukan secara individu, bermitra, dan konsorsium.
“Tahun ini riset yang kami danai masih mengacu pada penelitian berbasis proses. Penganggaran riset melalui APBN memungkinkan perguruan tinggi untuk bermitra dengan lembaga kementerian nonpemerintah seperti LIPI dan Lapan,” katanya.
Menristek dan Dikti Muhammad Nasir mengatakan, penandatanganan kontrak ini dilakukan untuk mendorong perguruan tinggi dalam melakukan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa. Setiap perguruan tinggi harus dapat menentukan kesiapan mereka dalam melakukan riset, baik terapan maupun pengembangan.
“Kolaborasi antara perguruan tinggi dan lembaga penelitian dilakukan untuk saling melengkapi kebutuhan peralatan dan sumber daya manusia,” kata Nasir.
Nasir menargetkan tahun depan mayoritas riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi akan berbasis output atau hasil. Hal itu memungkinkan masyarakat dan industri merasakan hasil dari penelitian yang didanai oleh pemerintah.(C06)
Sumber: Kompas Siang | 10 Maret 2016