Terapkan Strategi Baru Riset

- Editor

Senin, 22 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pemerintah Indonesia akan menerapkan strategi baru penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Strategi itu mencakup aspek teknis riset dan pendanaan.

Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Dimyati, Jumat (19/2), di Jakarta, menyatakan, tahun lalu daya saing Indonesia menurun.

Menurut Forum Ekonomi Dunia tahun 2015, Indonesia ada di peringkat ke-37 dari 144 negara, turun dari 34 setahun sebelumnya. Pilar kesiapan teknologi bernilai terendah, yakni 85, dibanding pilar lain. Peringkat tertinggi pada pilar ukuran pasar ialah 10. “Fakta ini berarti perkembangan sumber daya iptek belum memberikan sumbangan signifikan pada pembentukan keunggulan posisi Indonesia dalam meningkatkan daya saing,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rendahnya daya saing itu disebabkan masalah klasik seperti kurangnya jumlah dan mutu peneliti, prasarana riset tak memadai dan usang, rendahnya dana riset, serta minimnya kerja sama dan penerapan hasil riset di industri. Peraturan juga belum berpihak kepada peneliti.

Industri di Indonesia umumnya memilih teknologi teruji karena itu 65 persen tak bekerja sama dengan lembaga litbang. Selain itu, 56 persen industri tak punya litbang di Indonesia.

“Ini mendorong mereka memanfaatkan teknologi sebagian besar dari luar negeri, yaitu 58 persen. Pemasok terbesar Jepang, Tiongkok, dan Jerman,” ucap Dimyati. Akibatnya, banyak devisa untuk membayar royalti milik asing. Sementara yang dikembangkan di Indonesia ialah teknologi klasifikasi rendah karena prasarana riset minim.

Perubahan paradigma
Untuk itu, Kemenristek Dikti tahun ini akan menerapkan sejumlah kebijakan baru, yakni menajamkan fokus iptek menurut matriks dan pengukuran penguasaan teknologi memakai instrumen Tingkat Kesiapan Teknologi. Tiap fokus iptek seperti pangan, kedokteran, energi, transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, pertahanan dan keamanan. Tiap bidang dibagi dalam sejumlah subbidang fokus di matriks demi menghasilkan di antaranya publikasi ilmiah dan prototipe bagi industri.

Bidang fokus itu dibagi beberapa tingkat penguasaan teknolog hingga mandiri 10-15 tahun nanti. Itu tertuang di Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) sebagai acuan komunitas riset di lingkungan pemerintah dan swasta. “RIRN belum selesai disusun, menanti masukan semua perguruan tinggi sampai pekan pertama Maret untuk membuat naskah akademis usulan peraturan presiden,” ucapnya.

Di ASEAN, Indonesia menargetkan antara lain pada 2020 akan menyamai Thailand yang punya sekitar 12.000 paten. Untuk itu, menurut Sadjuga, Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual Kemenristek Dikti, undang-undang paten direvisi. Hak paten 40 persen akan diberikan ke peneliti. Pemberlakuan paten segera setelah mendaftar. “Paten yang didaftar bisa langsung diproduksi,” jelasnya. (YUN)
—————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Februari 2016, di halaman 13 dengan judul “Terapkan Strategi Baru Riset”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB