Awal Tahun, Longsor Tewaskan 28 Orang

- Editor

Selasa, 9 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seminggu terakhir, longsor melanda sejumlah daerah dan menewaskan 13 orang. Itu menunjukkan longsor bencana mematikan sehingga diperlukan perbaikan dalam mitigasi. Longsor sebenarnya termasuk bencana yang bisa dideteksi secara dini.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Senin (8/2), mengatakan, longsor di Desa Penungkulan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Minggu (7/2), menewaskan tujuh orang. Longsor di Kecamatan Sungai Pagu, Solok Selatan, Sumatera Barat, pada Sabtu, menewaskan enam orang. Sebelumnya, Rabu, longsor menewaskan satu orang di Desa Pagerharjo, Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

Data BNPB (1 Januari-8 Februari 2016), longsor melanda 63 kabupaten/kota dan menewaskan 28 orang. Tiga orang luka berat, sementara 104 rumah rusak berat. “Longsor menjadi bencana paling mematikan selama 2014-2015 dan kemungkinan juga tahun ini,” kata Sutopo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sejak awal tahun hingga kemarin, longsor membuat 395 orang mengungsi (73 keluarga).

Ketimbang tahun-tahun sebelumnya, frekuensi longsor tahun ini jauh lebih kecil menyusul berkurangnya curah hujan akibat El Nino yang berlanjut. “Januari 2015 terdapat 120 kejadian longsor atau menurun 75 persen ketimbang tahun ini,” kata Sutopo.

Tahun-tahun mendatang, jika efek El Nino menghilang dan curah hujan kembali normal, longsor dikhawatirkan kembali meningkat. “Karena semakin banyak masyarakat tinggal di daerah rawan longsor. Saat ini, setidaknya 41 juta jiwa tinggal di daerah rawan longsor kategori sedang dan tinggi,” ujarnya.

Tantangan mitigasi
Ahli longsor dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Faisal Fathani, mengatakan, masih banyaknya korban tewas saat longsor karena banyak zona rentan. Upaya memitigasinya sejauh ini masih sangat kurang.

“Dari 270 kabupaten/kota di Indonesia yang berada di zona rentan longsor, baru 40 yang sudah dipasangi alat deteksi dini longsor. Itu pun masih sangat kurang karena titik longsor di satu kabupaten bisa sangat banyak. Sementara alat yang dipasang sangat terbatas,” kata Faisal yang juga Ketua Penguatan Ketangguhan Indonesia dalam Pengurangan Bencana.

Ia mencontohkan longsor di Cilacap, Jawa Tengah, akhir Desember 2015. Longsor pertama terjadi di lokasi dengan alat deteksi dini sehingga warga bisa menghindar sebelum bencana. Namun, longsor kedua sekitar 1,5 kilometer dari lokasi pertama sehingga tidak ada sirene peringatan dini yang berbunyi.

Menurut Faisal, alat deteksi dini longsor hanya satu komponen dalam sistem pengurangan risiko bencana longsor. Yang juga penting adalah peningkatan kapasitas warga untuk pencegahan dini secara mandiri, seperti penataan saluran dan pengamatan tanda akan terjadi longsor.

Sejak 2014, Indonesia punya rencana nasional penanggulangan bencana, termasuk penanggulangan longsor. Faisal juga ketua tim penyusun rencana induk penanggulangan longsor. Di dalamnya ditekankan pentingnya mitigasi bencana.

“Namun, hingga kini porsi anggaran besar di daerah tetap tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Untuk mitigasi bencana masih kecil. Jadi, ini juga soal perspektif pemerintah daerah dan dewan penyusun anggaran,” katanya. (AIK)
——————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Februari 2016, di halaman 13 dengan judul “Awal Tahun, Longsor Tewaskan 28 Orang”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB