Penyebaran Virus Zika Mulai Dipetakan
Kesiagaan kantor-kantor kesehatan pelabuhan dan bandara yang jadi pintu orang keluar dan masuk Indonesia ditingkatkan demi mencegah penyebaran virus Zika. Kementerian Kesehatan juga mengeluarkan anjuran agar warga Indonesia menghindari bepergian ke negara-negara yang ada kasus virus itu.
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (4/2), menekankan, ibu hamil dengan usia kandungan tiga bulan patut berhati-hati. Sebab, virus Zika bisa mengganggu perkembangan janin dan terkait mikrosefalus, yakni bayi lahir dengan kepala kecil abnormal dan otak tidak berkembang.
“Bagi orang-orang yang bepergian ke luar negeri, pada daerah-daerah endemis, kami ingatkan. Begitu juga orang yang datang (ke Indonesia), kami awasi. Artinya, meningkatkan kesiagaan kantor kesehatan pelabuhan kita,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemerintah menjamin segera mengobati jika ada orang terinfeksi Zika. Virus itu punya gejala lebih ringan daripada demam berdarah dengue (DBD) sehingga pasien bisa sembuh dalam sepekan setelah terjangkit. Virus itu tak mematikan seperti DBD.
Sejauh ini, Kemenkes merilis anjuran perjalanan (travel advisory) bagi warga, yakni menghindari negara terjangkit Zika dan segera periksa kesehatan jika ada gejala penularan. Sejumlah negara dengan kejadian luar biasa Zika antara lain Brasil, Tanjung Verde, Kolombia, El Salvador, Honduras, Panama, dan Suriname. Negara berstatus transmisi aktif, seperti Barbados, Bolivia, Republik Dominika, Ekuador, Fiji, Guatemala, Paraguay, Puerto Riko, Thailand, dan Venezuela.
Kewaspadaan pun ditingkatkan di pelabuhan internasional. Kantor kesehatan pelabuhan di semua bandara dan pelabuhan disiagakan untuk mencegah masuknya virus dari luar negeri karena tingginya intensitas lalu lintas barang dan manusia di lokasi itu. “Tak perlu berlebihan. Penyakit ini tak menyebabkan kematian,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Kesehatan Kemenkes Oscar Primadi.
Petugas KKP akan memperhatikan kondisi kesehatan orang yang datang dari negara berstatus KLB ataupun transmisi aktif Zika. Penumpang yang demam akan diperiksa di fasilitas kesehatan lengkap di bandara dan pelabuhan internasional.
Waspadai virus lain
Anggota Panel Ahli Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis, Emil Agustiono, mengingatkan agar pemerintah tak hanya fokus mencegah virus Zika masuk Indonesia, tetapi juga mewaspadai penyebaran virus lain. Sebab, ada berbagai penyakit lain yang lebih berbahaya di Indonesia, seperti DBD dan flu burung.
Selain itu, kaitan virus Zika dan bayi-bayi lahir dengan mikrosefalus masih tahap riset, sedangkan DBD terbukti memicu kematian. Anjuran bagi warga agar menghindari bepergian ke negara-negara terjangkit Zika tak perlu ditingkatkan lagi. “Travel advisory hanya nasihat, tak seperti travel warning,” katanya.
Presiden Asosiasi Biro Perjalanan dan Wisata Indonesia Asnawi Bahar mengatakan, para pengusaha biro perjalanan di Indonesia tak terlalu khawatir dengan adanya travel advisory. Sebab, negara-negara terjangkit Zika bukan tujuan utama turis Indonesia. Namun, mereka khawatir ancaman masuknya virus Zika dari warga asing, apalagi jika terjadi di daerah wisata, seperti Bali, Yogyakarta, Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat.
Untuk itu, pemerintah diminta menangkal di bandara dan pelabuhan. Pihaknya berkomitmen langsung memberi tahu pemerintah jika turis asing yang jadi klien positif terinfeksi Zika.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, Vivi Lisdawati, menyatakan, pihaknya memeriksa ribuan sampel dari 50 jenis nyamuk, terutama Aedes aegypti,dari empat provinsi guna memetakan virus Zika. Sampel diperoleh dari Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit 2015.
Sementara itu, para menteri kesehatan Amerika Selatan, Rabu (3/2) waktu setempat, mengadakan pertemuan darurat terkait upaya memperlambat penyebaran virus Zika. Otoritas kesehatan menyatakan, penyakit itu bisa menginfeksi sampai 4 juta orang di Benua Amerika. Para menteri dari 14 negara bertemu di Uruguay demi mengantisipasi krisis.
Pertemuan itu fokus pada cara pengendalian populasi nyamuk penyebar Zika. Ada kekhawatiran penyakit tersebut tak mudah diatasi setelah ada pasien di Amerika Serikat menderita penyakit itu lewat kontak seksual.
Sementara Brasil mengirim lebih dari 500.000 personel untuk membersihkan sarang nyamuk dan sosialisasi Zika ke warga. Presiden Brasil Dilma Rousseff mengatakan, semua sumber daya dikerahkan atasi krisis itu.
Pihak berwenang Inggris dan Kanada mengimbau orang yang kembali dari negara terpapar Zika agar tak menyumbang darah selama sebulan. Meski ada kasus penularan Zika secara seksual, Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Gregory Hartl menekankan, hampir 100 persen penularan Zika lewat nyamuk.(HAR/HAM/JOG/ADH/AFP/REUTERS/DI)
—————————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Februari 2016, di halaman 14 dengan judul “Kesiagaan Ditingkatkan”.