Kanker menjadi salah satu penyakit menakutkan di dunia. Setelah terserang kanker stadium lanjut, harapan hidup penderita tipis dan biaya luar biasa besar tersedot untuk pengobatan. Karena itu, menjalankan gaya hidup sehat merupakan tameng ampuh menangkal kanker.
“Sebanyak 70 persen kanker terjadi di negara berkembang. Namun, 43 persen kanker bisa dicegah,” kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek dalam peringatan Hari Kanker Sedunia 2016 di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Kamis (4/2/2016). Pencegahan adalah dengan menjalankan gaya hidup bersih dan sehat serta memastikan lingkungan juga bersih.
Nila mengemukakan di tengah masih misteriusnya berbagai faktor penyebab kanker dan sejumlah penelitian berupaya mencari tahu. Namun, masyarakat perlu menyadari, langkah sederhana dari diri sendiri melalui gaya hidup bisa berkontribusi pada pencegahan kanker. “Enyahkan asap rokok, tidak meminum minuman beralkohol, diet dengan gizi seimbang, dan rajin beraktivitas fisik,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Lily S Sulistyowati menambahkan, tema Hari Kanker Sedunia tahun ini adalah “Kita Bisa, Aku Bisa”. Itu mencerminkan bahwa pencegahan dan pengendalian harus dilakukan bersama, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat. “Terutama agar masyarakat mau membudayakan hidup sehat,” ujarnya.
Ada singkatan yang mudah diingat masyarakat untuk mencegah kanker menyerang, yakni CERDIK. Huruf C untuk cek kesehatan secara rutin, E untuk enyahkan asap rokok, R untuk rajin aktivitas fisik, D untuk diet seimbang, I untuk istirahat cukup, dan K untuk kelola stres.
Deteksi dini
Selain pencegahan dengan gaya hidup sehat, deteksi dini gejala kanker juga penting. Sebab, jika telanjur terkena kanker tetapi masih tahap dini, teknologi pengobatan saat ini sudah dapat mencapai angka keberhasilan tinggi. Penderita bisa memiliki angka ketahanan hidup di atas lima tahun dan tingkat kekambuhan rendah.
Sesuai data The International Agency for Research on Cancer (IARC) melalui program data GLOBOCAN 2012, terdapat 14,1 juta kasus baru kanker dengan 8,2 juta kasus kematian. Pada 2030 diperkirakan ada 23,6 juta kasus baru kanker per tahun. Data dunia juga menunjukkan, kanker membunuh lebih banyak orang dibandingkan penyakit tuberkulosis, AIDS, malaria, bahkan bila ketiganya digabung.
Pengeluaran negara untuk kanker adalah kedua tertinggi setelah hemodialisis. Data Kementerian Kesehatan, pengeluaran negara untuk kanker tahun 2012 mencapai Rp 144,7 miliar. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Pada laki-laki, kanker tertinggi yaitu kanker paru dan kanker kolorektal.
J GALUH BIMANTARA
Sumber: Kompas Siang | 4 Februari 2016