Konsorsium China dan Indonesia yang tergabung di dalam PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan mengembangkan jaringan kereta cepat (High Speed Train/HST) rute Jakarta-Bandung.
Ditargetkan, proyek HST akan dimulai atau groundbreaking besok Kamis, tanggal 21 Januari 2016 di daerah Walini, Bandung, Jawa Barat. Proyek tersebut bisa groundbreaking karena telah mengantongi berbagai persyaratan seperti izin jalur (trase), izin sebagai badan usaha penyelenggara kereta dan menyetor modal, izin lingkungan (AMDAL, RKL, dan RPL) hingga izin pembangunan.
Bila telah mulai dibangun, konsorsium Indonesia-China akan menyelesaikan pembangunan prasarana kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 kilometer (km) dalam waktu 3 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dubes China untuk Indonesia, Xie Feng, menegaskan pekerjaan konstruksi bagi pihak China bukanlah persoalan besar karena negeri tirai bambu telah berpengalaman membangun belasan ribu km jaringan kereta cepat di China. Tantangan terbesar, lanjut, Xie, justru datang dari pembebasan lahan hingga persiapan pembangunan seperti pengurusan izin-izin.
“Kita paham pembebasan lahan, izin, kemudian standar lingkungan (di Indonesia) sangat menantang. Ini harga dari kerjasama China dan Indonesia. Ini tantangan, tapi justru mewarnai kerjasama kita,” kata Xie saat berbicang di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, seperti dikutip Rabu (20/1/2016).
Untuk mengurus dan mengantongi izin tersebut, konsorsium Indonesia-China harus bekerja selama berbulan-bulan hingga akhirnya pemerintah daerah hingga kementerian terkait menerbitkan izin untuk proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung.
“Setelah kerja keras konsorsium BUMN China dan Indonesia selama 3 bulan ini, mereka telah menyelesaikan berbagai survei dan desain sehingga mendapat izin pembangunan, trase dan Amdal pada akhirnya,” tambahnya.
Xie mengakui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di bawah komando, Ignasius Jonan sangat ketat terhadap isu atau standar keselamatan dan keamanan transportasi.
Standar itu, lanjut Xie, telah mampu dipenuhi oleh konsorsium BUMN Indonesia-China.
“Menhub (Jonan) sangat strict (keras terhadap standar keamanan dan keselamatan). Ini yang membuat kami confident (kereta cepat aman),” sebutnya.(feb/drk)
Feby Dwi Sutianto – detikfinance
Sumber: detik.com, Rabu, 20/01/2016
———–
Pemerintah Terbitkan Izin Amdal Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengeluarkan izin terkait Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (High Speed Train/HST) sepanjang 142 kilometer (km).
Izin ini dikeluarkan setelah digelar rapat komisi di internal di KLHK.
“Tanggal 18 kemarin sudah rapat teknis Amdal, tanggal 19 rapat komisi Amdal dan kepada saya sudah dilaporkan bisa dikeluarkan izin Amdalnya,” Kata Menteri LHK, Siti Nurbaya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Meski kemarin telah menerbitkan izin Amdal, KLHK memberi waktu selama 1 bulan ke depan bagi masyarakat untuk memberikan masukan atau catatan terkait proyek HST.
“Kita pakai ruang satu bulan untuk masyarakat memberikan catatan, jadi prinsip governance-nya dijalankan tapi kebijakan bangun daerah ini dengan kereta cepat tetap harus jalan,” sebutnya.
Izin Amdal yang terbit kemarin, selanjutnya dipakai oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk dasar mengeluarkan izin pembangunan proyek HST. Rencananya, kereta cepat Jakarta-Bandung bakal dimulai pembangunannya besok Kamis pada tanggal 21 Januari. Lokasi groundbreaking terletak di daerah Walini, Bandung. Proyek ini akan dikerjakan oleh konsorsium Indonesia dan China.(feb/drk)
Maikel Jefriando
Sumber: detikfinance, Rabu, 20/01/2016
—————-
‘Kereta Shanghai-Beijing 1.300 Km Selesai 5 Tahun, JKT-BDG 142 Km Bisa 3 Tahun’
Pembangunan kereta cepat (High Speed Train/HST) rute Jakarta-Bandung akan membentang sepanjang 142 kilometer (km). Pekerjaan konstruksi untuk menyambungkan ibu kota Indonesia dan ibu kota Jawa Barat itu, akan memakan waktu hanya 3 tahun.
Artinya, HST JKT-BDG bisa beroperasi pada tahun 2019, karena pekerjaan konstruksi akan dimulai pada 21 Januari 2016.
Pekerjaan konstruksi untuk pembangunan prasarana kereta seperti rel hingga stasiun akan dilakukan oleh kontraktor China dan Indonesia.
Dubes China untuk Indonesia, Xie Feng, menegaskan proyek tersebut dipastikan bisa selesai dalam waktu 3 tahun ke depan. Ia mengambil contoh pada pembangunan jaringan kereta cepat di China yang menghubungkan Beijing-Shanghai sepanjang 1.300 km.
Pembangunan jaringan HST Beijing-Shanghai hanya memakan waktu 5 tahun, padahal panjang rel Beijing-Shanghai hampir 10 kali lipat dari panjang rel HST Jakarta-Bandung yang membentang 142 km.
“Saya bisa beri gambaran di China, pembangunan kereta cepat Shanghai-Beijing sepanjang 1.300 km selesai dalam waktu 5 tahun. Kalau Jakarta-Bandung hanya 142 km (Stasiun Halim-Stasiun Tegalluar), saya nilai mungkin,” kata Xie, saat berbicang di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/1/2016).
Rencana dan target pembangunan ini, lanjut Xie, telah disampaikan kepada regulator transportasi Indonesia yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Xie mengaku, tantangan pekerjaan atau proyek kereta cepat justru datang dari masalah perizinan, standar lingkungan hingga pembebasan lahan.
“Kita paham pembebasan lahan, izin, kemudian standar lingkungan sangat mennatang. Ini biaya yang harus dibayar dari kerja sama China dan Indonesia. Ini tantangan, tapi juga sangat berwarna bagi kerja sama kita,” sebutnya.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan berperan untuk memimpin pekerjaan konstruksi, hingga pengoperasian kereta cepat Jakarta-Bandung. KCIC merupakan perusahaan patungan konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China dan Indonesia.
Sementara itu, Direktur Pengembangan TOD, KCIC, Dwi Windarto, optimistis pekerjaan konstruksi bisa selesai tepat waktu di 2019. Apalagi mitra kerja adalah China, yang dinilainya sangat cepat dan berpengalaman dalam membangun jalur kereta cepat.
Sebagai ilustrasi, pembangunan jalur kereta dengan metode konvensional bisa memakan waktu 1 minggu untuk 1 bentang (lajur) dengan panjang pekerjaan 30 meter. Dengan teknologi China, pekerjaan bisa dikerjakan 2 bentang sekaligus. Setiap 1 hari bisa menyelesaikan 30 meter rel untuk 1 bentang, sehingga totalnya 60 meter bisa diselesaikan karena jalur kereta dibangun dalam konsep double track.
“Di China bangun kereta cepat mulai 2008. Posisi sampai akhir 2015, mereka sudah bangun jalur kereta cepat 17.000 km. Itu cukup masif,” tambah Dwi.
Selain itu, pembangunan infrastruktur prasarana seperti jalur kereta dibagi ke dalam 8 seksi paket. Paket tersebut nantinya dikerjakan secara berbarengan, sehingga bisa mempercepat masa konstruksi menjadi 3 tahun.
“Kerja bareng dalam 8 seksi. Istilahnya digeruduk,” ujarnya.
(feb/drk)
Feby Dwi Sutianto
Sumber: detikfinance, Rabu, 20/01/2016
————–
Kualitas Kereta Cepat Jakarta-Bandung Diragukan, Ini Kata Dubes China
Masih banyak pihak meragukan kualitas dan keselamatan kereta cepat (High Speed Train/HST) rute Jakarta-Bandung sepanjang 142 kilometer (km), yang dikerjakan secara keroyokan oleh konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dan China.
Menjawab keraguan tersebut, Dubes China untuk Indonesia, Xie Feng angkat suara. China yang telah berpengalaman membangun HST, akan memberikan produk terbaik, mulai dari rolling stock, persinyalan hingga konstruksi.
“Kereta cepat ini merupakan teknologi transportasi tingkat tinggi. Secara teknis dan teknologi, kita sudah membuktikan dengan sistem dan standar yang mengikuti standar dunia,” kata Xie saat berbicang di kediamannya, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/1/2016).
Otoritas China, lanjut Xie, melakukan pengawasan ketat terhadap standar keselamatan pada layanan kereta cepat. “Kita punya sistem, setiap hari ada lokomotif pergi ke jalur kereta cepat untuk periksa secara otomatis keselamatan kereta,” sebutnya.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung juga telah mengikuti standar keamanan dan keselamatan kereta cepat yang disyaratkan oleh regulator transportasi Indonesia, yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Xie mengaku. Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, juga sangat ketat terhadap standar keamanan dan keselamatan transportasi. Kereta Cepat Jakarta-Bandung sendiri telah mengantongi berbagai izin, termasuk izin dari Kemenhub.
“Menhub (Jonan) sangat strick (ketat terhadap keamanan dan keselamatan). Ini yang membuat kami confident (kereta cepat aman),” sebutnya.
Meski berpengalaman mengoperasikan HST dan telah memperoleh izin, Xie tak bisa menjamin bahwa tak ada kecelakaan 100%. Namun, China tetap optimistis, kereta cepat negeri tirai bambu ini memiliki standar keamanan dan keselamatan tinggi. Karena China tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki angka kecelakaan perjalanan kereta cepat terendah di dunia.
“Saya mengaku tidak mungkin zero accident, tapi tingkat kecelakaan kereta cepat di China masuk terendah di dunia,” tegasnya.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan TOD, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwi Windarto menjawab keraguan kualitas dan keselamatan HST buatan China.
Lanjut Dwi, produk kereta cepat (Electric Multiple Unit) termasuk sinyal buatan China, ternyata mengadopsi teknologi di Eropa. Tak hanya itu, sarana kereta buatan China memiliki level keselamatan transportasi tertinggi yang dimiliki Uni Eropa, yakni Safety Integrity Level (SIL) 4.
“Di Eropa masih ada kereta cepat yang level 3 dan 4, kalau China sudah level 4. Setara SIL tertinggi di Eropa. China belajar sistem sinyal dari Eropa,” kata Dwi.
(feb/dnl)
Feby Dwi Sutianto
Sumber: detikfinance, Rabu, 20/01/2016