Lumia 950 yang diluncurkan Microsoft tidak cukup hanya dilihat sebagai telepon seluler dengan spesifikasi yang ada di dalamnya. Lebih dari itu, produk ini adalah perwujudan dari ambisi raksasa tua untuk menduduki kembali takhta teknologi di zaman yang terus berubah. Pada pertengahan Desember, produk ini akan resmi diedarkan di Indonesia.
Nama Lumia 950 diperkenalkan secara resmi pada acara Windows 10 Devices yang dilangsungkan pada Oktober 2015. Seperti namanya, Lumia 950 beserta Lumia 950 XL merupakan perangkat komunikasi bergerak pertama yang akan mendapatkan dukungan versi terbaru dari sistem operasi Windows 10. Dan bukan sekadar pergantian angka dari versi sebelumnya, yakni Windows 8, Windows 10 mengawali ambisi untuk menghadirkan pengalaman yang sama lintas perangkat.
“Artinya saat menggunakan komputer pribadi, komputer jinjing, sabak elektronik, ponsel, konsol permainan Xbox One, hingga perangkat HoloLens, semua akan memiliki tampilan antarmuka yang akrab dan mudah dikenali,” ujar Irwan Hermawan, Channel Marketing Manager Microsoft Mobile Devices Sales Indonesia, Jumat (4/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan demikian, Lumia 950 nanti bakal menjadi bagian dari ekosistem Windows 10 yang dihadirkan Microsoft untuk pasar di Indonesia setelah sebelumnya meluncurkan sistem operasi untuk komputer pribadi. Hal itu penting karena salah satu cara untuk menghadirkan “pengalaman yang sama” melalui Universal App atau aplikasi yang bisa dipasang di berbagai perangkat yang menggunakan Windows 10.
Universal App juga berperan penting untuk fitur andalan Lumia 950 berikutnya, yakni Continuum atau kemampuan untuk menggunakan layar kedua menggunakan ponsel. Berbekal perangkat tambahan, yakni Display Dock, pemilik bisa menghubungkan Lumia 950 mereka dengan layar sekunder melalui koneksi HDMI yang sudah jamak ditemui di televisi layar datar atau monitor. Colokan USB yang ditemui pada Display Dock bisa dipergunakan untuk menghubungkan perangkat tambahan semisal tetikus dan papan tuts.
Hasilnya, ponsel tersebut sudah berubah menjadi komputer yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti menyunting dokumen atau menonton konten multimedia di layar yang lebih lega. Kembali lagi, Universal App membuat pengguna tidak bisa membedakan dia sedang mengoperasikan komputer atau ponsel yang berperan layaknya komputer.
Patut ditegaskan perbedaan teknologi ini dengan memantulkan isi layar ponsel seperti ditemukan pada perangkat ponsel lain, Continuum memungkinkan pengguna mengoperasikan layar kedua dan layar di ponsel secara terpisah. Jika tidak membawa tetikus atau papan tuts nirkabel, layar ponsel pun bisa menjadi papan input bagi layar sekunder.
“Alternatif dari Continuum melalui Display Dock adalah menggunakan teknologi nirkabel seperti Miracast. Konsekuensinya, ada jeda antara perintah yang diberikan dan hasil yang ditampilkan pada layar. Berbeda dengan menggunakan Display Dock dan dihubungkan dengan ponsel melalui USB Type C yang mampu menghantarkan data jauh lebih baik dari USB yang ada saat ini,” kata Irwan.
Teknologi lain yang dibawa Windows 10 dan dinikmati pengguna Lumia 950 adalah Windows Hello atau skema keamanan baru untuk membuka ponsel. Tidak cukup dengan kode rahasia, gestur, ataupun sidik jari, Windows Hello memungkinkan perangkat untuk memverifikasi pengguna yang sah menggunakan retina mata. Saat ini baru Windows 10 yang memanfaatkan teknologi ini.
Microsoft resmi menghadirkan Lumia 950 di Indonesia pada 18 Desember mendatang, baik di toko konvensional maupun daring. Harga yang dipatok untuk produk ini adalah Rp 9 juta, sementara Display Dock ditawarkan dengan harga Rp 1,2 juta.
Keterbatasan teknologi
Dengan rencana Microsoft untuk menggulirkan pembaruan sistem operasi Windows 10 untuk tipe ponsel sebelum Lumia 950, tentu akan muncul harapan bahwa fitur Continuum ini juga bisa dinikmati. Sayangnya, hal tersebut belum bisa dilakukan karena alasan keterbatasan teknologi.
Menurut Irwan, salah satu prasyarat dari fitur Continuum adalah penggunaan dua unit grafis di dalam ponsel dan saat ini baru Lumia 950 dan Lumia 950 XL yang memilikinya. Hal tersebut bisa terwujud karena Lumia 950 menggunakan sistem di dalam chip milik Snapdragon 808 yang dikembangkan Qualcomm, begitu pula Lumia 950 XL yang menggunakan Snapdragon 810.
Satu-satunya jalan agar teknologi ini bisa diakses oleh ponsel dengan harga terjangkau, lanjut Irwan, adalah produsen ponsel yang mampu mewariskan fitur penggunaan dua unit grafis ke seri sistem di dalam chip yang lebih terjangkau. Dan Microsoft pun hanya bisa menunggu.
Kamera andalan
Dari lembar spesifikasinya, Lumia 950 memiliki daftar komponen yang cukup meyakinkan, misalnya RAM sebesar 3 gigabit dan kapasitas penyimpanan internal 32 gigabit ditambah kemampuan untuk menerima kartu memori berkapasitas hingga 200 megabit. Layar dengan bentang 5,2 inci memanfaatkan teknologi AMOLED untuk menghasilkan gambar dengan resolusi 2560 x 1440 piksel.
Kamera memiliki peran yang cukup penting bagi seri Lumia. Teknologi PureView yang dipadu dengan kamera 20 megapiksel di belakang dan 5 megapiksel di depan membuatnya cukup tangguh. Lumia sudah dikenal dengan reputasi kualitas gambar kameranya, didukung dengan lensa dari Zeiss dan teknologi stabilisasi gambar serta tiga lampu untuk memberi cahaya kulit agar lebih natural.
Untuk gambar bergerak, kamera yang dimiliki Lumia 950 mampu merekam video dengan resolusi 4K. Hanya saja, fitur ini belum diuji secara penuh mengingat di tipe lain dapat menyebabkan peningkatan temperatur pada perangkat dan mengakibatkan masalah seperti berhenti paksa atau crash.
Tidak berhenti di sana, Microsoft juga menyiapkan aplikasi kamera dengan fitur yang bisa diandalkan seperti pengaturan profesional untuk kontrol maksimal dari parameter pengambilan gambar, seperti diafragma, ISO, ataupun kecepatan rana. Ada pula fitur melambatkan gerakan pada video untuk menghasilkan efek dramatis pada hasil akhirnya.
Microsoft meluncurkan Lumia 950 untuk pasar Indonesia pada pertengahan Desember dengan harga Rp 9 juta, Jumat (4/12). Sayangnya mereka memutuskan untuk tidak memperkenalkan varian dengan spesifikasi lebih baik yakni Lumia 950 XL dengan berbagai pertimbangan, seperti harga.–KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Jika mengulas Lumia 950 sebagai sebuah produk ponsel, belum banyak hal yang bisa dilihat mengingat Microsoft lebih berfokus untuk memasarkannya sebagai perangkat yang bisa dioperasikan sebagai komputer. Di luar kemampuan kameranya, tentu sangat menarik untuk mengetahui kemampuan ponsel ini berikut dukungan dari aplikasinya. Akan sulit untuk membujuk pengguna Android untuk beralih bila mereka tidak bisa mendapatkan aplikasi yang sama atau memiliki fungsi yang sama seperti yang biasa mereka pergunakan.
Tidak tersedia
Lumia 950 XL memiliki spesifikasi yang lebih baik dengan prosesor Snapdragon 810 yang memiliki delapan inti, sementara 808 dengan enam inti. Layar yang lebih besar yakni 5,7 inci membuat konten yang ditampilkan Lumia 950 XL lebih nyaman dan lega untuk dipandang.
Kabar buruknya, Microsoft Indonesia belum berencana untuk menghadirkan Lumia 950 XL.
Continuum adalah fitur yang diperkenalkan Microsoft untuk ponsel premium mereka yakni Lumia 950 dan 950 XL untuk memungkinkan ponsel terhubung dengan televisi atau monitor dan memperlakukannya sebagai layar sekunder, Jumat (4/12). Fitur ini membuat ponsel bisa bertindak layaknya komputer dan didukung oleh ekosistem aplikasi dan pengalaman serupa yang dihasilkan Windows 10. Fitur Continuum memungkinkan Lumia 950 untuk menggunakan layar televisi dan monitor layaknya sebuah komputer dengan memanfaatkan perangkat tambahan yakni Display Dock. Perangkat tersebut bisa dihubungkan dengan perangkat lain seperti tetikus atau papan tuts atau memanfaatkan layar ponsel sebagai penggantinya.–KOMPAS/DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Selvia Gofar, Senior Product Marketing Manager Microsoft Mobile Devices Sales Indonesia, menyebut mereka memiliki pertimbangan tersendiri untuk hanya menghadirkan Lumia 950 di Indonesia. Salah satu pertimbangan adalah harga jual Lumia 950 XL yang nantinya dianggap terlampau mahal sehingga sulit terjual untuk pasar Indonesia.
Mereka juga memiliki beberapa pekerjaan rumah sebelum memasarkan Lumia 950, yakni edukasi penjual serta konsumen, sekaligus mendukung ekosistem aplikasi agar makin banyak pengembang yang mau membuat karya untuk sistem operasi Windows 10. Masalah pertama dipecahkan dengan pelatihan tenaga pemasar serta pemasangan alat peraga fitur Continuum untuk menegaskan manfaat dari produk ini.
Adapun masalah kedua diselesaikan dengan sosialisasi kepada pengembang terkait manfaat mengembangkan aplikasi untuk sistem operasi ini. Dengan memiliki Universal App, berarti sebuah pengembang mampu menghadirkan satu aplikasi untuk berbagai lintas perangkat tanpa kesulitan yang dihadapi jika dikembangkan satu per satu dan terpisah. Artinya, mereka bisa menyasar pengguna lebih banyak lagi ketimbang sistem operasi lain.
Sejak diluncurkan pada Juli, Windows 10 sudah dipergunakan oleh 12 persen dari populasi keseluruhan dari Windows. Angka tersebut meningkat dengan cepat karena strategi Microsoft untuk menggratiskan pembaruan sistem operasi pada setahun pertama.
Dan memiliki Lumia 950 bukan hanya berarti memiliki ponsel kencang dengan kemampuan kamera yang mumpuni, melainkan juga bergabung dalam ekosistem yang sedang bergerak cepat.
DIDIT PUTRA ERLANGGA RAHARDJO
Sumber: Kompas Siang | 8 Desember 2015